Halo, selamat membaca.
Tekan vote dan spam komen banyak-banya.Kalau mau ini up terus, maka dari itu mari tekan vote dan spam komen sebanyak-banyaknya😾
~~~~~
Seperti apa yang Embun katakan pada River tadi pagi di Sekolah, kini malam telah hadir dan menggelapkan hari.
River baru saja turun dari sepeda gunung kesayangannya, Embun melarang River agar jangan naik mobil jika ke rumahnya.
River diharuskan naik sepeda, biar sehat.
Lagipula mereka satu komplek, hanya berbeda 3 blok saja dan tentunya tak jauh bukan.
Setelah merapikan jaket hitamnya, River langsung mendekati pintu rumah dan mengetuknya 3 kali.
"Assalamualaikum, anak ganteng datang."
Tak lama suara langlah kaki dari dalam rumah terdengar, suara kunci yang diputar sampai knop yang ditekan lalu ditarik.
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang sangat mirip dengan Embun.
"Wah ada Winter, mau cari Embun ya?" kenalkan, beliau adalah Mentari Cavilia, ibunda Embun Ravlia.
River mengangguk semangat, dia memberikan bungkusan berisi martabak coklat "Ini untuk tante cantik" ujarnya lembut, Mentari segera menerimanya dengan senang hati.
"Oh ya, om nya mana Tante?" River bertanya sembari menyalim tangan berkeriput Mentari.
Mentari mengelus rambut hitam lebat halus milik River. "Om udah tidur, kecapekan kerja." jawaban itu cukuplah membuat River tenang.
Karena kalau Ayahnya Embun masih bangun di jam berkunjung River, pasti ayah Embun akan mengusik kegiatam mereka.
Dan mengejek-ejek River bulol.
"Naik aja ke lantai 2, Embun lagi santai di kamarnya."
River mengangguk semangat, dia berlari riang masuk ke dalam, sesekali menyapa mbok Ira yang tak lain adalah pembantu disana.
"Malam Mbok."
"Malam Den."
River menaiki tangga dengan semangat. "Mbuuun cantik, mbun maniis, mbun kecintaan Riveeeer, mbuuuuun." lihatlah bucin satu ini.
Setelah sampai di lantai 2, River berlari cepat mendekati 1 kamar yang tak lain adalah kamar Embun.
Tanpa mengetuk pintu, River langsung masuk dan berteriak riang.
"MBUUUN CAYAAAAANG."
Mbun yang tadinya lagi nonton drakor kaget dong, apalagi saat River menerjang tubuhnya dan mendusel ria diceruk leher Embun.
"Ya Allah River! Aku kaget tau." omel Embun sembari menarik telinga River gemas.
River hanya tertawa saja mendengar omelan itu, dia memeluk Embun erat dan masih mendusel diceruk leher Embun.
"Ugh..sakit ah River. Badan kamu berat." Embun langsung mendorong tubuh River agar jatuh ke sebelahnya.
River tidak terima. "Ah! Gak mau gini ah!" rengeknya tak terima lalu menimpa tubuh Embun dan mendusel lagi di lehernya.
Embun sabar, Embun tabah.
"Kamu mau aku mati karena sesek napas?"
Jantung River langsung jedag-jedug tidak karuan, dia menggeleng dan menjatuhkan tubuhnya di sebelah Embun.
Dia membalikan tubuhnya agar membelakangi Embun, ngambek dianya.
Embun mengatur pernapasannya sebentar, lalu membujuk River yang nampaknya menangis, bahunya getar pasalnya.
"Sayang, maaf ya soal omongan Mbun tadi." bujuknya dengan suara yang amat lembut.
River menangis sesunggukan, dia berbalik dengan wajah yang sudah basah akan air mata.
Pipi merah, hidung merah, bibir yang bergetar, alis yang menukik luyu.
"Huu..hiks..j-jangan ngomong gitu lagi Mbun..hiks..River takut..hiks.." isaknya sembari memeluk Embun dan menyembunyikan wajahnya didada Embun.
Embun mengangguk, dia membalas pelukan River dan mengelus punggungnya.
"Maaf ya River, maaf."
"Mau peyuk-peyuk 1 jam..hiks.."
"Iya sayang iyaa.."
"Hiks..sayang Embun banyak-banyak..hiks..jangan pergi dari River..hiks..River gamau Embun pergi.."
"Emang aku mau pergi kemana sih?"
"Y-ya..hiks..mana tau Mbun..hiks..nemu cowok yang lebih ganteng daripada..hiks..River..hiks.."
Embun tergelak mendengarnya, dia mengelus rambut bayi besarnya ini dengan amat lembut.
"Embun sukanya sama River, lalu kenapa Embun harus dapetin yang lain?"
River mendongak, duh Tuhan...
Dia menggemaskan sekali, wajah sehabis nangisnya selalu bisa buat Embun jatuh cinta untuk yang kesekian kalianya.
"K-kalau..hiks..River cacat?..hiks..Mbun masih sayang River?" tanya nya lirih.
Embun mengangguk yakin. "Tentu, asal itu kamu aku akan selalu sayang."
Pipi River makin memerah, dia malu.
"Hiks..bapeeeeer..hiks..jantung River dugun-dugun..hiks.." rengeknya manja sembari mendusel didada Embun.
Dan yah, begitulah kegiatan mereka jika tak ada masalah yang datang.
®^^®
Bersambung😾
Tekan vote dan spam komen sebanyak-banyaknya⛲
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled River [Selesai]
Teen FictionEs batu in publick, Bulol aka bucin tolol in private. River Devandro Winter, cowok kaku yang dijuluki es batu berjalan itu, memang terlihat dingin pada siapapun siapa sangka akan menjadi bucin tolol yang manjanya seperti anak bayi baru lahir jika be...