⛲RiMbun-Bonus 2⛲

43.9K 5.4K 272
                                    

RiMbun udah dilirik penerbit btw, tapi Ryn gamau, soalnya nunggu banyak banget yang baca baru mau hehe.

Tekan vote dan ramaikan komentar⛲

~~~~~

"Mandi bola, boleh ya?"

Embun mendengus geli, dia mengelus rambut River lalu mengangguk mengiyakan.

Senyum lebar langsung River bentuk, dia mencium pipi chubby Embun lalu perut besar Embun.

Setelahnya dia berlari riang menuju pemandian bola.

Embun tertawa kecil melihat sifat River yang tak berubah sedikitpun, wanita yang tengah hamil 8 bulan itu duduk dikursi tunggu.

Tangannya tak henti mengelus perut besarnya, hasil pemeriksaan menunjukan hasil, jika bayi yang Embun kandung ini kembar.

Dan keduanya cowok.

"Daddy kalian lucu ya," gumam Embun pada anak-anak diperutnya.

Duk.

Embun terkekeh pelan, anaknya sangat merespon jika diajak bicara, Embun senang mengetahui jika anaknya sehat-sehat disana.

"Nanti, kalau udah lahir. Kalian semanja Daddy gak ya? Kayaknya lucu deh kalau kalian semanja Daddy."

Tendakan kembali Embun rasakan dari perutnya. "Kalau Mommy gak selamat, kalian jaga Daddy ya..jangan sampai dia nyusul mommy.." bisik Embun lirih.

Tatapan matanya terlihat sendu, melihat tawa riang River disana membuat Embun semakin takut.

"Mommy gak bisa janji sama kalian, mommy gak yakin bisa selamat tapi yang jelas mommy bakalan tetap milih kalian."

Hari kelahiran tak menunggu bulan ke 9, karena kehamilan Embun ada 2 bayi, jadi di bulan ke 8 sudah bisa menunggu kelahiran.

Selagi menunggu River selesai bermain, Embun berdiri dan berjalan-jalan disekitar sana.

Perutnya terasa mulas, keringat dingin mulai bercucuran diwajah Embun.

"S-sakit.." rintihnya saat merasakan sesuatu yang basah dibawahnya.

Perlahan Embun menunduk, memandang air yang mengalir dikedua kakinya.

Ah..ketubannya pecah.

"AKHH!!" teriakan Embun membuat orang-orang memandangnya, saat sadar jika Embun mau melahirkan, mereka berlari mendekati Embun.

Termasuk River yang sudah kalang kabut keluar dari pemandian itu.

"EMBUN!? Tahan sayang tahan ya, kita bakalan ke rumah sakit."

Dengan kuatnya River menggendong Embun, sebenarnya dia dan Winter karena Winter memberikan setengah tenaganya untuk River.

Tak masalah dia tak keluar, asal istri dan anaknya selamat.

River kalut, dia berlari cepat menuju pintu keluar.

"Aku..hiks..takut..Riv..ukhh..sakit.."

River tak bisa menahan air matanya, dia menciumi dahi Embun berulang kali agar wanita nya tenang.

"Kamu gak usah takut, kamu pasti bisa sayang, ada aku, ada Winter. Kamu gak perlu takut." racau River kalut.

Embun harap begitu, Embun harap dia tak perlu merasa takut.

....

Proses kelahiran dilakukan secara normal, Embun tengah berjuang di dalam ruang bersalin dengan River yang senantiasa disebelahnya.

"Kamu kuat...hiks..istri cantik River kuat..hiks..kamu pasti bisa..hiks.." isak River yang menggenggam erat tangan Embun.

Embun mencoba bernapas dengan tenang, lalu kembali mengejan.

"ARGHHHHH..hiks..ah..ahh......sakit....AKHHH!!!..hiks..RIVER AKU GAK TAHANN!..hiks..AKHHH!!"

River menggeleng kuat, dia takut.

"Kamu kuat, istri aku kuat..hiks..kamu gak boleh nyerah Embun..hiks..demi anak-anak kita sayang.." mohon River menyayat hati.

"Ayo buk, ejan lagi, kepala bayinya sudah terlihat."

Embun langsung mengangguk dan menarik napas panjang, dengan kuatnya dia mengejan, mengerahkan semua tenaga yang ada.

"ARGHHHHH..hiks...AKHHHHH.."

"Oeeeek..oeeeek.."

River tersenyum lebar, dia bahagia mendengar tangisan bayi pertamanya. Dengan cepat dia menoleh kearah Embun.

Tapi sayang, jantung River langsung terdetak saat itu juga.

Tangan yang tadinya dia genggam erat, lemas dan jatuh.

Embun masih membuka matanya, tapi sangat redup dengan napas yang putus-putus, air mata mengalir disudut mata Embun.

"EMBUN!?" River menjerit histeris.

Suasana di ruang bersalin kacau.

"Maaf Pak, Buk Embun harus dibawa ke ruang operasi, bayinya masih tertinggal di dalam 1 lagi." intruksi Dokter wanita itu.

River mengangguk. "Saya mohon selamatkan istri saya..hiks..apapun itu tolong selamatkan istri saya...hiks..saya mohon.." tangis River histeris.

Dokter itu mengangguk. "Kami akan mencoba sebaik mungkin."

River benar-benar lemas, bahkan untuk berdiri saja rasanya River tak sanggup.

"Mbun..hiks..kamu kuat sayang..hiks..jangan tinggalin aku.." tangisnya pilu.

Dia takut..dia sangat takut Embun pergi darinya.

®^^®

Bersambung😾

My Spoiled River [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang