Banyak banget kayaknya bonchap mereka ini, haduh. Pasti banyak dari kalian yang mulai bosen😭
Tekan vote dan ramaikan komentar⛲
~~~~~
"Dokter Embun, ada suami dan anak anda Dok." Embun terkejut tentu saja, gak biasanya mereka datang ke Rs di jam kerja begini.
Untung saja Embun lagi istirahat, dia langsung keluar dengan jas putih yang masih melekat ditubuhnya dan tas kerjanya.
"Embun? Ada apa?"
Embun berhentu sejenak. "Ah, suami aku datang. Udah dulu ya." Embun langsung berjalan cepat menuju Lift.
Dia jadi heran, apa maksud mereka datang ke rumah sakit coba. "Dok-"
"Ajukan sama Dokter Daniel, saya izin pulang cepat. Data pasien sudah saya selesaikan di meja kerja dan tak ada kunjungan pasien lagi."
Suster Amel mengangguk paham.
Embun menekan tombol panah kebawah, menunggu beberapa saat agar lift berhenti dilantai 3 ini, lalu setelah berhenti Embun langsung masuk.
Menekan tombol lantai 1, lift tertutup lalu turun menuju lantai 1.
Tak sampai 5 detik, Embun sampai di lantai 1 lalu keluar dari lift cepat.
"Mommyyyy."
Seruan itu membuat Embun menoleh ke kanan, dia merentangkan tangannya begitu Rimba berlari kearahnya dan langsung memeluknya.
River memeluk pinggang Embun dan mengusakan wajahnya disana.
River mengecup dahi Embun pelan.
"Kalian ngapain coba kesini?" tanya Embun heran dan tak habis pikir.
Ke 3 nya saling lirik, kemudian tertawa pelan. "Gak papa Mom, kami pengen ajak mommy makan siang di rumah kakek sama nenek." sahut Rimba semangat.
Embun terkekeh pelan, dia mengelus rambut Rimba dan Riven lembut.
"Oke, ayo kita pergi."
River hanya menunggu waktu pulang ke rumah mereka, mau dimandiin Embun, udah lama gak dimandiin.
Dan mana tau bisa sekalian main itu-ituan bareng Embun kan semakin menyenangkan hehehee.
"Sayang, ayo." River tersentak, dia merengkuh pinggang Embun dan mencium pelipisnya lembut.
"Ayo cayang ayo."
River bersyukur, sangat bersyukur memiliki Embun dan kedua anaknya, walau yah dulu dia sempat berpikiran untuk membunuh anaknya.
....
Riven dan Rimba tau kalau mereka juga punya Daddy yang lain, tapi mereka memanggilnya dengan sebutan.
"PAPI WINTEERR AAAAAAA." Riven berseru girang setelah sadar siapa yang muncul pagi ini saat sarapan.
Winter tersenyum lembut, dia memeluk dan langsung menggendong Riven erat.
"Rimba mana?" tanya Winter.
Riven memeluk leher Winter erat "Rimba lagi dimandiin mommy." jawab Riven antusias.
Winter mengelus punggung Riven pelan. "Riven belum mandi kan?"
"Hehe, belum papiii."
"Ayo Papi mandiin."
"YEAYYYY."
Riven memang sayang pada Winter, karena kan Winter juga jarang muncul.
Ini saja Winter muncul karena River kecapekan habis gempur badan Embun hehe.
Setelah selesai memandikan Riven dan Rimba juga sudah selesai mandi, kini mereka sarapan bersama.
"Winter, kamu anterin makanan buat Ibu ya sayang." pinta Embun.
Winter mengangguk, dia mencium bibir Embun pelan dan mengelus rambutnya. "Iya sayang." sahutnya lembut.
Riven dan Rimba pura-pura gak liat aja deh.
"Papi, nanti kita main bareng ya."
Winter mengangguk, dia mengelus pipi Rimba pelan. "Iya nak, nanti kita main. Mau main apa?"
"Main basket yuk Pi, kalau sama Daddy River pasti mainnya selalu main ke mandi bola, tapi emang seru juga sih mandi bola hehe."
Winter tertawa pelan, dia mengangguk mengiyakan.
Selagi Winter keluar, mereka akan menghabiskan waktu bersama, bermain semua permainan yang tak mereka mainkan bersama River.
"Aku mau ke Rumah Sakit, nanti jemput aku jam 4 sore ya."
Winter memeluk Embun erat dan merengutkan bibirnya. "Masa kamu kerja sih, aku mau bareng kamu loh..aku kan jarang keluar.." lirihnya sedih.
Duh, Embun selalu lemah kalau melihat wajah menggemaskan dari suaminya, mau River ataupun Winter itu sama saja.
"Bentar deh, nanti aku telepon Om Daniel buat izin libur."
Senyum Winter melebar, dia mendusel dileher Embun dan mengecupinya.
"Sayang banget sama Istri." gumamnya.
"Iyaa, istri juga sayang suami hehe."
Duh-duh, gak sama Daddy River gak sama Papi Winter, sama aja kayaknya kemesraan mereka.
"Kiss aku dong istri.." lirih Winter cemberut.
Embun menciumi bibir Winter dan menggigit bibir bawahnya. "Udah kan?" lapornya.
Pipi Winter memerah padam, dia malu sekali. "I-iya, m-makasih sayang." cicitnya.
Selalunya kalau Winter keluar dia pasti akan selalu malu-malu kucing.
"Sama-sama sayang."
"Uuuu~i am blind, no i cant see~" gumam Riven dan Rimba serentak.
Pura-pura gak liat hehe.
®^^®
Bersambung😾
Oke, chapter depan uwu an River dan Embun.
Tapi liat Vote dan komentar dulu yakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled River [Selesai]
Teen FictionEs batu in publick, Bulol aka bucin tolol in private. River Devandro Winter, cowok kaku yang dijuluki es batu berjalan itu, memang terlihat dingin pada siapapun siapa sangka akan menjadi bucin tolol yang manjanya seperti anak bayi baru lahir jika be...