Masih mau ngikutin RiMbun nih? Belum bosen kan?
Tekan vote dan ramaikan komentar yaaa⛲ Udah follow Ryn kan? Pasti udah dong hehehehe.
~~~~~~
Seperti permintaan Embun tadi siang, kini jam sudah menunjukan pukul 9 malam dan River sudah sampai di Rs tempat Embun bekerja."Permisi, apa Dokter Embun masih ada disini?" tanya River pada bagian tempat suster yang ada di ruang tunggu.
2 suster tadi mendongak, mereka mau terpesona tapi mengingat gosip bahwa Pria tampan ini adalah pacar Dokter Embun yang terkenal cantik paripurna, Suster tadi berhenti.
"Dokter Embun sudah selesai bertugas, sebentar lagi beliau pulang."
River mengangguk pelan, dia memilih menelepon Embun saja.
Saat dering ke 3, panggilan terjawab.
"Assalamualaikum sayang, ada apa?"
"Mbun dimana? Aku udah sampe di Rumah Sakit."
"Balik badan deh, aku dibelakang kamu."
River langsung berbalik begitu mendengar ucapan Embun, senyum lebar terbentuk diwajah River seketika.
Dia langsung berlari kearah Embun dengan tangan yang terentang.
"Mbuuuuun." serunya bahagia sembari menerjang Embun dengan pelukan erat.
Untung saja Embun gak pakai higheels, dia bisa menahan bobot tubuh River agar mereka tak jatuh.
"Ukhh kangen mbuun banyak-banyaaaak." rengeknya dengan wajah yang mendusel dileher Embun.
Tinggi keduanya tak jauh beda, Embun kini tingginya 167 sementara River 180 cm.
"Kangen River juga."
"Makan malam dulu yuk."
"Haha, ayo sayang. Makan ayam geprek aja ya."
"Okeyy."
Keduanya menjadi sorotan di tempat tunggu pasien, terlebih Reza yang saat itu hendak dibawa pergi ke
Psikiater.
Baru 2 hari setelahnya dia akan kembali ke Rumah Sakit lagi.
"Hiks..Kak Embun milikku, kak Embun milikku!!" jeritnya tertahan.
Dia tak tahan, dia tak suka kepunyaannya dipeluk pria lain.
"KAK EMBUN JAHAT! KAK EMBUN! KAK EMBUUUUN!! AKHHH KAK EMBUUN!!" jeritannya menggema di tempat tunggu pasien tadi.
Semua menoleh ke arahnya begitu juga Embun dan River.
River menaikan sebelah alisnya heran, dia memeluk Embun erat dengan tatapan tajam yang tertuju pada pria lumpuh itu.
"Punyaku, Embun punyaku. Embun ayo pergi sekarang." River melepas pelukannya dan menarik Embun pergi.
"KAK EMBUUN! EZA GAK BAKAL BIARIN DIA MILIKIN KAK EMBUN!"
River mengepalkan kedua tangannya.
"BERISIK! EMBUN MILIKKU!" jerit River emosi kemudian berlari keluar bersama Embun.
Meninggalkan Reza yang menjerit histeris penuh amarah.
Mereka jadi tontonan, tak sedikit dari beberapa keluarga pasien mencibir Embun ataupun Reza atau juga River.
Tapi bagi beberapa korban wattpad disana malah mesem-mesem karena merasa adegan itu sosweet.
Diluar, Embun mengelus punggung tangan River agar pria kesayangannya itu tenang.
"River-"
"Diem! Aku harap kamu mau menjelaskan siapa pria cacat itu." desis River marah, baru kali ini Embun mendengar nada amarah River.
Embun mengelus pipi River lembut.
"Iya aku bakal jelasin, tapi tenangin diri kamu ya. Jangan emosi gini sayang." bisiknya.
River luluh mendengar suara Embun, dia merubah raut wajahnya jadi lebih tenang.
Dia berhenti melangkah lalu memeluk Embun erat. "Aku takut kamu berpaling..hiks..aku takut kamu berpaling dari aku Embun aku takuuut..hiks..huaaaaaa aku takut Mbun!" tangisnya pecah.
Embun mengelus punggung River yang bergetar hebat. "Sst, aku gak bakal berpaling, aku cinta mati sama kamu River, aku gak mungkin berpaling." bisik Embun menenangkan.
River mengangguk. "Hiks..takut.."
"Takut kenapa-kamu ngompol?"
River mengeratkan pelukannya, dia takut Embun marah karena River mengompol, habisnya dia sudah tak tahan lagi.
Kebelet pipis tapi keburu emosi, jadi ya..cuuurrrr.
®^^®
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled River [Selesai]
Teen FictionEs batu in publick, Bulol aka bucin tolol in private. River Devandro Winter, cowok kaku yang dijuluki es batu berjalan itu, memang terlihat dingin pada siapapun siapa sangka akan menjadi bucin tolol yang manjanya seperti anak bayi baru lahir jika be...