Halo, selamat membaca.
Tekan vote dan spam komen banyak-banya.Kalau mau ini up terus, maka dari itu mari tekan vote dan spam komen sebanyak-banyaknya😾
~~~~~
Embun baru saja membuang bekas muntahan River ke lubang wc, baru setelahnya di flush agar bekas muntahan itu hilang.Rengekan dari arah kamar Apartemen River terdengar.
"Aaaa Mbuuuunn..hiks..mbuuuuuun manaaaaa..hiks..mau Mbuuun!"
Embun menghela napas panjang, lalu dia berjalan keluar kamar mandi, melihat dengan jelas River sedang berjongkok disudut kamar.
Kedua tangannya seperti biasa menepuk lantai karena rasa sesak didada yang masih belum hilang.
"Hiks.." Embun memandang River sendu, kasihan sebenarnya melihat River seperti itu.
Tapi memang Embun lelah, River memang sangat bucin padanya tapi dia tak bisa tegas pada Memedi sialan itu.
Hanya 1 yang Embun mau dari River, Embun mau River tegas, Embun mau River mendorong Medi saat benalu itu datang.
Perlahan Embun berjongkok di depan River, lalu mengelus pucuk kepalanya perlahan.
Merasakan sentuhan lembut itu, River langsung mendongak.
Tatapan mata sayu dengan pipi kemerahan efek mabuk membuat wajah River terlihat menggemaskan, ditambah air mata dan bibir yang melengkung kebawah.
"Mbuuun..hiks..River gamau jauh dari Mbun..hiks..River sayang Mbun banyak-banyak..hiks..mbun jangan jauhin River..hiks.." isaknya pilu.
Embun mendesah pelan, dia memeluk River erat dan mengelus punggungnya.
"Aku cuma mau, kamu jauhin Memedi sialan itu, atau aku yang pergi dari hidup kamu."
River langsung mengangguk tanpa ragu. "Janjii..hiks..River janji bakal jauhin Memedi!" serunya semangat.
Embun mengangguk pelan, dia masih memeluk dan mengelus punggung River penuh kasih sayang.
Sesekali mengecup pipi River, River juga mendusel di dada Embun sampai akhirnya dia tertidur dipelukan Embun dengan senyum tenang diwajahnya.
Setidaknya Embun sudah memaafkan dirinya, atau mungkin...tidak?
.....
River mengurut dahinya pagi ini, kepalanya pusing karena efek alkohol semalam. Tampaknya semalam Java mengantarnya sampai ke Apartemen.
River menghela napas lesu saat sadar tak ada pesan masuk dari Embun.
Padahal semalam River bermimpi Embun datang ke apartemennya dan memeluknya erat, berbisik lembut padanya dan menciumnya.
Tapi sayangnya, River cuma mimpi.
Padahal sebenarnya itu nyata, River mabuk dan dia gak ingat apa-apa.
"Hai Riveeeeer." River terdiam, senyum miringnya langsung tercipta saat sadar Medi datang.
Rencananya bisa dilaksanakan sekarang hehehehe.
Dengan senyum ramah dia membalas sapaan Medi, tau apa yang terjadi? Medi mimisan seketika karena tak tahan akan ketampanan wajah ramay River.
Lagi dingin aja River ganteng, apalagi saat ramah begini.
Semua pasang mata yang ada disana shock, apa es seperti River akan luluh pada perjuangan Medi?.
Sementara di lantai 2, Embun memandang kecewa pada River saat ini.
Padahal, semalam River sudah berjanji akan melupakan dan mengusir Medi, tapi malah..
"Brengsek lo River, gue benci sama lo." desisnya marah.
Lihat saja, apa yang bisa Embun lakukan pada River setelah ini.
"River!"
River menaikan sebelah alisnya "Apa Med?" tanya nya.
Medi berdiri di depan River, lalu dengan pedenya dia mengatakan hal yang memalukan baginya mungkin.
"Lo mau jadi pacar gue gak?"
Medi menembak River, di tengah lapangan yang ramai akan murid kala itu.
River diam, waw, shock.
Hari ini nampaknya akan dilewati River dengan sangat terasa berat.
Harus berakting di depan Memedi, pura-pura baik dan akan menjanjikan jawaban pada Medi besok.
Padahal besok, bisa jadi itu adalah hari terakhir Medi di sekolah ini atau mungkin saja hari terakhirnya di dunia.
®^^®
Bersambung😾
Tekan vote dan spam komen sebanyak-banyaknya⛲
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled River [Selesai]
Teen FictionEs batu in publick, Bulol aka bucin tolol in private. River Devandro Winter, cowok kaku yang dijuluki es batu berjalan itu, memang terlihat dingin pada siapapun siapa sangka akan menjadi bucin tolol yang manjanya seperti anak bayi baru lahir jika be...