⛲RiMbun-39⛲

43.4K 6K 291
                                    

Hai para readersku yang budiman, jangan capek-capek untuk komen ya kalian, biar aku nge gas terus dibook River ini hehehe.

Tekan vote dan ramaikan komentar ya⛲

~~~~~

River terlampau malu, dia menyembunyikan diri dengan memilih bertukar dengan Winter yang juga malu.

Pipinya tak hentinya memerah padam.

"Gak usah malu sayang, mau aku jelasin siapa itu Reza gak?" Winter mengangguk cepat.

Winter menggeser tubuhnya agar merapat ke tubuh Embun, saat ini mereka ada di Rumah 3 tingkat mewah milik River.

Hanya ada dia sendiri yang tinggal rumah besar ini.

Mereka bersantai di ruang tv, duduk dikarpet berbulu bergambar wajah Embun.

Embun sampi shock, bahkan River sampai custom karpet dengan gambar wajahnya, niat banget.

"Tidur disini babe, biar aku elusin." pinta Embun, Winter mengangguk dan langsung menidurkan kepalanya dipaha Embun.

Tangannya bergerak perlahan untuk mengelus rambut River pelan.

"Jadi, hubungan ini bermula saat 3 tahun yang lalu. Aku lagi bertugas di salah satu Rumah Sakit di Amerika."

Winter mengangguk.

Flashback.

Embun 3 tahun lalu masih berusia 22 tahun, dia mendapat tugas Koas di salah satu Rumah Sakit yang ada di Amerika.

Dan saat kejadian pesawat meledak, banyak korban yang berasal dari Indonesia, Embun diminta merawat seorang remaja cowok berusia 18 tahun yang mengalami cidera di kedua kakinya.

"Tangani dia, anggap saja dia sebagai pasien pertama mu Embun." titah Daniel.

Daniel adalah adik dari ibu Embun.

Embun mengangguk patuh, mulai dari saat itu Embun lah yang selalu bersama remaja bernama Reza itu.

Minggu pertama setelah kejadian pesawat yang merenggut banyak nyawa, Reza terbangun dan harus menerima fakta kalau kedua kakinya lumpuh permanen.

"Selamat pagi Reza." sapa Embun begitu masuk ke kamar inap Reza dengan senyum manis diwajahnya.

Reza saat itu masih diam, dia tak bersuara dan hanya menangis setiap harinya.

Embun senantiasa menghibur Reza agar cowok itu berhenti terpuruk.

Syukurnya berhasil, 3 minggu setelahnya Reza berhasil bangkit dari keterpurukannya.

"Selamat pagi Eza~"

Reza yang tadinya sedang membaca novel sontak menoleh cepat, dia melebarkan senyum manis yang indah begitu melihat Embun.

"KAK EMBUUUN KYAAAAAA REZA KANGEEEEN." pekiknya bahagia dengan kedua tangan yang terentang minta peluk.

Embun meletakan nampan sarapan ditangannya lalu memeluk Reza erat.

"K-kak Embun, k-kok la..maa..siiihh." rengek Reza manja.

Embun terkekeh pelan. "Maaf ya, aku harus ngurus beberapa berkas untuk kepulangan ke Indonesia." pungkas Embun.

Reza terdiam. "L-loh? K-kakak mau balik ke Indo? T-terus Reza gimana?" lirihnya dengan air mata yang siap tumpah kapan saja.

Embun menghela napas pendek.

"Yaudah, kamu ikut aja ke Indonesia."

Senyuman Reza mengembang lagi, dia mendusel didada Embun erat.

"Sayang banget..s-sama Kak Embun." bisiknya tenang.

Benar, dia sangat menyayangi dan mencintai Embun, atau lebih parahnya dia terobsesi pada Embun.

Karena Embun mirip dengan seseorang yang belum move on dengan masa lalunya.

Sejak saat itu, Reza amat ketergantungan dengan Embun, dia meng klaim Embun sebagai miliknya.

Apapun akan dia lakukan, termasuk berpura-pura sakit sekalipun.

Flashback end.

"Iih..jadi Embun selingkuh?"

"Enggak sayang."

"Bo-"

"Gak percaya?"

"Percaya kok, Winter percaya hehehehe."

Embun mengelus rambut Winter lembut, sampai akhirnya keduanya tertidur di ruang tv dengan nyenyaknya.

®^^®

Bersambung😾

My Spoiled River [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang