⛲RiMbun-Bonus 4⛲

42.5K 5.6K 593
                                    

Hola, tekan vote ya, jimplang lagi aku unpub dan komen ya⛲

Ini bahkan dipindahin ke bab baru biar jimplangnya gak keliatan.

Ingat, gak ada sequel, jadi tolong jangan pada minta sequel terus.

~~~~

Semenjak hari itu, River merubah sikapnya pada anak-anaknya, dia tak mau merengek lagi jika dia harus kembali diabaikan.

River berusaha mengenyahkan perasaan jahat untuk membunuh anak-anaknya, dia berusaha menekan sisi buruknya.

Sore ini, River baru saja pulang kerja, dia masuk dan melihat Embun sedang bermain dengan Riven dan Rimba.

Senyum kecut River berikan, jujur dia iri, dulu yang selalu bersama Embun dan diperhatikan bahkan selalu dimanja Embun hanyalah River.

Tapi sekarang dia harus rela berbagi.

"Daddy pulaaaaaang." serunya berpura-pura riang.

Senyum yang tak sampai mata itu River berikan. Kedua bayi tampan yang tadinya sedang tertawa bersama sang ibu sontak mencari asal suara River.

"Wahh Daddy udah pulaaang. Lihat Ven, Daddy udah pulang tuh." ujar Embun sembari menggendong Riven dan mengarahkan tatapan mata Riven pada River.

Sementara Rimba tengah sibuk menggerak-gerakan tubuhnya karena gak digendong.

Dengan kekehan pelan, River  menggendong Rimba dan menciumi pipi gembul bayi mungilnya.

"Anak daddy udah wangi, pasti dipakein minyak telon sama mommy kan?" gumam River seraya menciumi Rimba.

Riven seolah tak mau kalah, dia meminta untuk digendong Daddynya juga, tapi River hanya diam dengan tatapan mata dingin yang tertuju pada Riven.

Dia sedikit tak suka pada Riven, pasalnya nama dan wajah Riven hampir sama dengannya.

Bagi River, dirinya hanya ada 1.

"River, Riven mau digendong kamu ini." cetus Embun.

River tersentak kemudian mengerjab pelan, dia tertawa pelan kemudian menggeleng. "Gak ah, aku sayangnya sama Rimba, Riven sama kamu aja." rengut River.

Embun tak berpikiran aneh, dia tertawa saja mendengar hal itu.

"Aku mau susu Mbun, sama peyuk-peyuk juga." pinta River manja, kambuh nih.

Embun mengangguk. "Aku susuin mereka dulu ya, kamu mandi dulu baru dapat jatah."

River mengangguk dengan senyum penuh kepalsuan, dia benci mengalah hanya demi mendapatkan Embun.

Dulu dia tak perlu mengalah sama sekali.

River meletakan Rimba di karpet berbulu lalu berjalan menuju kamar mandi, menahan sesak yang tak bisa dia lampiaskan sama sekali.

"Gue pengen bunuh mereka.." bisik River dingin.

Dia meringis pelan saat pemikiran jahat kembali hadir. "Win, gantiin gue Win..gue gak sanggup..yang ada nanti gue nyayat tangan lagi.." lirihan itu terdengar menyakitkan.

My Spoiled River [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang