Pagi hari yang cerah ini sepertinya sangat bagus untuk menikmati suasana baru di bangku kelas 3 SMA. Setelah menikmati sarapan yang dibuat oleh sang ibu, (Namakamu) berangkat sekolah dengan diantar ibu nya. Sesampainya di gerbang sekolah, (Namakamu) melepaskan sealt belt dan hendak keluar mobil. Namun--"Kamu ngga pamit sama bunda?"
(Namakamu) menoleh ke arah bunda nya dengan wajah bersalahnya.
"Maaf bunda. (Namakamu) lupa. (Namakamu) pamit dulu bunda, makasih udah anter (Namakamu)"
Setelah itu ia mencium tangan sang ibu.
"Ya. Jangan lupa belajar yang rajin. Mulai sekarang, kamu harus bisa dapet nilai 100 biar lebih mudah masuk sekolah kedokteran"
"Aku usahain bun, aku turun dulu ya"
(Namakamu) segera keluar dari mobil dan mulai memasuki arena sekolah. Semua pandang mata tertuju pada sosok (Namakamu). Jangan salah, (Namakamu) termasuk ke dalam most wanted disekolahnya.
Tak hanya cantik, ia juga berprestasi bahkan selalu berada di peringkat 5 besar di sekolahnya. Tak jarang kaum adam memuji penampilan (Namakamu) yang makin hari makin mendekati kata sempurna itu. Namun (Namakamu) tak memikirkannya dan tetap fokus akan sekolahnya.
(Namakamu) berjalan melewati lorong sekolah yang cukup mewah itu. Kelas 12 Mipa 2 itu berada di belakang yang cukup dekat dengan kantin. Enak bukan, jika jamkos pasti mereka semua sangat kenyang.
"(NAMAKAMU)!"
(Namakamu) menoleh ke belakang dan mendapati sang sahabat, siapa lagi kalau bukan Janeeta atau sering disapa Eta. Sahabat dari dalam kandungan, mungkin. Dulu mereka bertetanggaan, hingga waktu sd Eta harus berpindah rumah karena sang ayah mendapat bonus rumah dari sang bos. Enak bukan menjadi kesayangan bos nya.
"Gausah teriak ta, malu tuh diliatin sama adek kelas yang persiapan MOS"
"Bodo amat. Siapa yang berani ngocehin gue hm? Pacar gue kan salah satu anggota osis juga"
Ya, Janeeta memiliki seorang pacar bernama Edric yang merupakan salah satu anggota osis. Sangat famous yang membuat Janeeta sedikit was-was saat sang kekasih didekati beberapa adik kelas yang sangat centil.
"Sombong amat" tegur (Namakamu)
"Gapapa lah ya. Eh btw, kita tetep sekelas kan? Ngga diacak kan ya? Soalnya dulu kakak kelas kita tuh pada diacak"
"Kata Pak Jeno sih ngga. Beliau bilang kalau diacak ntar kita butuh adaptasi lagi. Ribet"
"Yok ke kelas"
Keduanya pun kembali berjalan dan menuju kelas bersama seraya Eta merangkul bahu (Namakamu).
"Ga kerasa ya (Nam), kita udah 17 tahun sahabatan. Gila ngga sih, dari bayi udah main bareng, tk bareng, sd sampai sma pun kita juga sekelas mulu. Eh waktu smp kelas 8 kita kepisah sih kelasnya. Tapi gue yakin gaada yang bisa ngalahin persahabatan kita"
"Iya juga sih, persahabatan kita ngga cuma 1 apa 2 tahun, tapi 17 tahun. Gue ngga nyangka sih bisa tahan sama orang bobrok kayak lo hahaha"
"Bobrok bobrok gini tapi cantik kok"
"Ya ya ya, terserah lo"
Tak terasa keduanya kini sudah sampai di kelas dan segera mencari tempat duduk. (Namakamu) memilih duduk di bangku nomor 3 yang berada di tengah-tengah, sedangkan Eta duduk di bangku nomor 4 tepat di belakang (Namakamu)
"(Nam)"
"Kenapa Res?"
Res? Ya, dia Ayres si Ketua Osis yang dipuji banyak siswi dari adik kelas hingga seangkatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS WAKTU [END]
Teen Fiction"Bunda cuma ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri" "Kamu bilang apa? Bunda ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri? Apa bunda seperti itu di hati kamu?" "Mungkin" "BUNDA NGELAKUIN INI DEMI KAMU!! DEMI MASA DEPAN KAMU! BUNDA GAMAU ANAK...