32. Ayah

296 18 1
                                        

Keesokan pagi nya, (Namakamu) berangkat lebih pagi dan memilih duduk di taman terlebih dahulu. Ucapan Rendra semalam membuat (Namakamu) menjadi berpikir keras.

'Terus, lo ngga mikirin perasaan lo sendiri? Lo ngga mikirin perasaan gue juga? (Nam), lo tau kan KALAU GUE SUKA SAMA KAKAK LO'

'Jangan kayak orang bodoh (Namakamu)!! HARUSNYA LO PERJUANGIN IQBAAL! BUKANNYA NGEBIARIN IQBAAL DIAMBIL SAMA KAKAK LO ITU!'

'Gue gatau harus ngapain (Nam), gue kecewa sama kalian. Gue-- gue udah ngelakuin banyak hal buat kakak lo! Tapi dengan mudahnya lo hancurin semuanya'

'Percuma lo minta maaf, udah terlanjur hancur (Nam)!'

'Gaada. GAADA YANG BISA GUE LAKUIN LAGI. BAHKAN GUE GATAU HARUS NGELANJUTIN HIDUP ATAU MENGAKHIRINYA'

'LO GATAU APA-APA. GUE SUKA AYYA DARI DULU. KAKAK RELA MASUK POLISI DEMI DIA. KAKAK RELA DIA SUKA MUKULIN KAKAK DEMI DIA. TAPI APA BALASANNYA? DIA MALAH SUKA SAMA IQBAAL YANG NOTABENYA SAHABAT GUE SENDIRI'

'GUE NGERASA DIKHIANATI SAMA SAHABAT SENDIRI'

(Namakamu) kini semakin bimbang. Ia juga merasa bersalah pada Rendra. (Namakamu) sungguh melupakan Rendra yang sedang menyukai kakaknya itu.

Namun apa boleh buat? Ayya mana mau bersama Rendra yang tidak ia cintai. Karna Ayya sangat mencintai Iqbaal.

'Gue bodoh banget, kenapa ngga mikirin perasaan Kak Rendra'

(Namakamu) menundukkan kepala. Ia sungguh bingung dengan alur hidupnya ini.

"Kamu kenapa?"

(Namakamu) mendongak dan mendapati Ayres di hadapannya. Ia menggelengkan kepala sebagai jawaban untuk Ayres.

Ayres berjongkok dihadapan (Namakamu) dan menggenggam tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayres berjongkok dihadapan (Namakamu) dan menggenggam tangannya.

"Kalau lagi ada masalah, kamu cerita sama aku. Itu lebih baik daripada aku harus liat kamu yang diem terus kayak tadi"

"Aku gapapa"

"Gapapa nya cewek pasti ada apa-apa. Okey, aku ngga maksa kamu buat cerita sekarang"

(Namakamu) kemudian tersenyum kepada Ayres. Hatinya semakin dibuat bimbang. Secara tidak langsung ia telah menyakiti hati dua pria yang ada dihidupnya.

"Udah mau bel, ke kelas yuk" ajak (Namakamu)

Ayres menganggukkan kepala dan kemudian keduanya segera beranjak menuju kelas.

•••

Sama seperti kondisi (Namakamu), kini Iqbaal sedang duduk termenung di dalam kamarnya sembari menatap ranjang milik Rendra.

"Lo kemana sih Ren. Kenapa lo jadi aneh gini. Apa gue ada salah sama lo?" gumamnya

Ia sungguh tak mengerti jalan pikiran Rendra. Tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi.

BATAS WAKTU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang