16. Mas Tian

346 15 1
                                        

Keesokan harinya, tepatnya di asrama kepolisian. Iqbaal dan Rendra tengah bersiap untuk pelatihan hari ini.

"Huh, capek gue latihan mulu. Kapan lulusnya coba"

"Kalau mau lulus, belajar. Bukan ngeluh"

"Sialan lo. Lo ngga ngabarin gebetan lo itu?"

Iqbaal yang tengah bersiap pun teringat akan (Namakamu). Ia segera mengambil ponsel dan mengirim chat pada (Namakamu)

(Namakamu)

Selamat pagi
Udah di sekolah?

Hampir 5 menit ia menunggu balasan namun tak kunjung ada.

"Kenapa tuh muka?" tanya Rendra

"Ngga dibales"

"Kasihan amat sih ngga dibales doi"

"Mending gue ngga dibales chat nya. Daripada lo, perasaan aja ngga dibales"

"Resek lo"

"Udah ayo kelapangan"

Di lapangan, sudah banyak murid yang berkumpul untuk melakukan latihan kembali. Mereka berkeliling lapangan 50 kali, kemudian push up, dan lainnya.

"Oke. Kalian istirahat 30 menit. Setelah ini, akan ada pelatihan bagaimana cara kalian membela diri dengan benda tajam lain, yaitu pisau"

Pelatih itu meninggalkan para murid yang tengah beristirahat.

"Gila gila, kalau ketusuk beneran gimana?" tanya Rendra

"Masuk rumah sakit lah" jawab enteng Iqbaal

"Sinting lo"

•••

Sedangkan di SMA, (Namakamu) berada di kelas dimana sedang berlangsung pelajaran Fisika. Ia melirik ke kanan dan mendapati Hanji yang juga menatapnya tajam. (Namakamu) memilih untuk fokus kepada materi yang diberikan dari pada memikirkan Hanji.

Jam istirahat tiba, (Namakamu) dan Eta bergegas menuju kantin. Setelah memesan makanan dan duduk di salah satu kursi yang disediakan, tak lama datanglah Edric.

"Hai sayang"

"Haii"

"Ekhmm"

"Eh ada mbak (Namakamu) nih"

"Oiya, Ayres gimana keadaannya?" tanya (Namakamu)

"Udah membaik. Katanya sih besok udah boleh pulang" jawab Edric

"Bagus deh"

"Lo kangen ya sama dia?" tanya Eta

"Ngga"

"Lo beneran ngga suka sama dia?" tanya Edric

(Namakamu) menatap kesal kepada kedua sahabatnya ini.

"Gue kan udah bilang, gue gaada rasa lebih sama Ayres kecuali rasa persahabatan. Gue juga gamau persahabatan kita hancur gara-gara cinta"

Seperti yang kalian tau, (Namakamu) tak ingin kejadian terdahulu terulang kembali. Ia benar-benar khawatir ketika tau Ayres dirawat di rumah sakit. Fikirannya tertuju kepada Jauzan waktu itu. Namun (Namakamu) dapat bernafas lega ketika tau ternyata Ayres masih sehat.

Tling

Ara membuka ponselnya itu.

Kak Iqbaal

Selamat pagi
Udah di sekolah?

Selamat pagiUdah di sekolah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BATAS WAKTU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang