Sepulang bimbel, (Namakamu) segera bergegas ke rumah. Ia menghubungi pak yadi untuk menjemputnya. Sesampainya di rumah, ia melihat pemandangan yang sangat berbeda dari sebelumnya.
Kedua orang tua nya berada di meja makan dengan saling melempar tanya satu sama lain. Tak lupa senyum yang juga mereka tampilkan.
"Nak, sini kita makan malam" ajak ayah
(Namakamu) yang tersadar pun tersenyum lalu menghampiri mereka.
"Ayah sama bunda udah baikan?" tanya (Namakamu)
"Iya. Makasih ya, semuanya berkat kamu"
"Aku kan ngga ngapa-ngapain yah"
"Iya. Tapi berkat surat kamu tadi pagi. Bunda sadar kalau bunda ngga mau dengerin penjelasan ayah kamu. Maaf ya, dari kemarin kamu harus pulang sendiri"
"Gapapa kok bun. Aku juga ngga sendiri. Kemarin dianter sama Ayres dan tadi dijemput pak yadi"
"Yaudah yuk kita makan dulu" ajak sang ayah
Malam ini, (Namakamu) kembali senang karena kedua orang tuanya sudah tidak bertengkar kembali. Ia berharap, pertengkaran kemarin adalah yang pertama dan terakhir mereka.
Saat (Namakamu) sudah berada di kamar, ia segera membersihkan diri dan kembali belajar. Ia membuka buku-buku persiapan ujian yang tinggal beberapa bulan lagi. Tak lama, pintu kamarnya pun terbuka.
Ceklek
"(Namakamu)"
(Namakamu) menoleh dan mendapati bunda nya disana.
"Kenapa bun?"
"Besok pulang sekolah ikut bunda ya"
"Kemana?"
"Ketemu temen bunda yang jadi dosen di kedokteran"
"Tapi, besok ada bim--
"Nanti bunda gantiin hari bimbel nya. Temen bunda ini ngga punya banyak waktu"
"Emang mau ngapain sih bun sampe harus ketemu temen bunda itu?"
"Ck, udah nurut aja. Kamu lanjutin belajarnya"
Setelah bunda tania keluar, (Namakamu) menghela nafasnya dan kembali mempelajari materi itu.
Keesokan harinya, Hari Jum'at adalah hari yang cukup disenangi murid-murid karena mereka bisa pulang lebih awal. (Namakamu) berjalan di lorong yang masih cukup sepi. Hingga sebuah tangan mencekal lengannya. Ia sontak menoleh ke kanan dan mendapati Hanji di sana.
"Apaansih?" sentak (Namakamu)
"Ikut gue"
Hanji menarik (Namakamu) menuju Rooftop sekolah. Sesampainya di sana, (Namakamu) segera melepaskan cekalan di tangannya itu.
"Mau apa lagi sih?"
Terlihat Hanji menghela nafas dengan kasar.
"Lo ngga inget ini hari apa?"
"Hari Jum'at"
"Bego. Gue ngga nyangka ya, lo gampang banget ngelupain semua yang udah lo lakuin dulu. Lo sekarang malah hidup enak tanpa lo tau gimana sakit nya gue"
"Ji, gue harus jelasin apa lagi sama lo. Itu semua bukan karna gue. Tapi dia sendiri"
"Tapi semua ngga akan terjadi kalau bukan lo yang mulai, Ara!"
"Lo pindah kesini mau buat gue ngerasa bersalah lagi?"
"IYA. KARNA LO GUE KEHILANGAN DIA. ORANG YANG SELALU ADA BUAT GUE. YANG NGELINDUNGIN GUE. KALAU AJA WAKTU ITU DIA NGGA SUKA SAMA LO, GAMUNGKIN DIA PERGI SELAMANYA. DAN LO, HIDUP ENAK TANPA MERASA BERDOSA SAMA SEKALI"
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS WAKTU [END]
Fiksi Remaja"Bunda cuma ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri" "Kamu bilang apa? Bunda ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri? Apa bunda seperti itu di hati kamu?" "Mungkin" "BUNDA NGELAKUIN INI DEMI KAMU!! DEMI MASA DEPAN KAMU! BUNDA GAMAU ANAK...