34. Semakin rumit

307 18 2
                                        

"Arrgghhh... Gue bukan Rendra yang dulu kalian kenal. Gue benci sama lo berdua. Gue benci semua orang. GUE BENCI SAMA HIDUP GUE. GUE BENCI SAMA LO IQBAAL!!"

Tanpa disangka Ayya dan Iqbaal, Rendra mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya kepada sahabatnya, Iqbaal.

Tanpa disangka Ayya dan Iqbaal, Rendra mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya kepada sahabatnya, Iqbaal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"IQBAAL!!"

Dorr

Rendra terkejut bukan main ketika Ayya melindungi Iqbaal.

"Ayya" lirihnya

"Ayya" lirihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ay, lo-- lo

Iqbaal tak mampu melanjutkan perkataannya ketika tubuh Ayya mulai terkulai lemas di pelukannya.

Brukk

"Ayya!!"

Iqbaal melihat darah yang mengalir dari bahu Ayya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iqbaal melihat darah yang mengalir dari bahu Ayya. Ia menatap tajam kepada Rendra yang kini memasang wajah bersalahnya itu.

"Baal--

"Lo-- bajingan!"

•••

Berbeda kondisi, kini di sekolah (Namakamu) dan Ayres berada di taman. Entah kenapa dada nya sedikit sesak. Ia menepuk beberapa kali dada kiri nya yang membuat atensi Ayres terarah padanya.

"Hei, kamu kenapa?"

"Gatau, dada aku sesek"

"Kamu kedinginan?"

BATAS WAKTU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang