Sepulang sekolah, (Namakamu) menunggu bunda nya dengan duduk di kursi koridor. Eta sudah pulang terlebih dahulu karna ada acara bersama keluarga nya.
"Belum dijemput?"
(Namakamu) mendongak dan mendapati Ayres yang ikut duduk di sampingnya.
"Belum. Lo juga belum pulang dari tadi?"
"Belum. Masih ada urusan bentar di ruang osis"
Kemudian (Namakamu) teringat ucapan Eta yang mengatakan jika Ayres memarahi anggota PMR akibat kejadian kemarin.
"Gue mau tanya deh"
"Apaan?"
"Tadi Eta cerita sama gue, dia bilang kemarin lo marahin anggota PMR karna gue. Emang bener?"
"Hahaha,,, gue bukan marahin mereka. Tapi gue kasih mereka teguran. Lagian bukannya tugas anggota PMR harus gerak cepat waktu ada yang membutuhkan? Tapi kemarin gue sama sekali ngga liat ada yang jaga di barisan belakang, makanya gue kasih teguran"
(Namakamu) menganggukkan kepala mengerti akan maksud dari Ayres ini. Ia melirik barang bawaan Ayres yang sepertinya cukup berat.
"Itu apaan?"
"Hm? Ini? Ini piringan hitam dan ini alat pendengarnya versi modern. Mau denger satu lagu?"
(Namakamu) tersenyum ke arah Ayres dan menganggukkan kepala. Ayres membuka kotak itu lalu memasang piringan hitam. Ia memberikan headseat kepada (Namakamu) untuk dipakai, begitupun dirinya.
Musik pun terputar dan mengalun indah. Baik (Namakamu) maupun Ayres pun mulai terbawa suasana dengan lagu tersebut.
Lagu ini dapat mewakili perasaan Ayres saat ini. Ia merasa indah, meskipun belum ada status pasti antara keduanya. Ia hanya tak ingin memaksakan perasaannya pada (Namakamu) untuk saat ini.
Pedih ku saat merasa indah
Semua hilang dan usai
Bila cinta ini tak nyata
Jangan engkau beri harapan
Sudah cukup kini kusadari
Terlalu cepat jatuhkan hati...Tin
Tin
(Namakamu) sontak membuka headseat miliknya dan melihat mobil bunda nya yang ada di depan gerbang.
"Res, gue pulang duluan. Bayy"
(Namakamu) berlari kecil ke arah sang bunda. Sedangkan Ayres menatap punggung kecil (Namakamu) yang tengah berlari.
'Kenapa lo bisa ambil hati gue sih (Nam)'
Setelah (Namakamu) masuk ke dalam mobil, sang bunda segera melanjutkan perjalanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS WAKTU [END]
Novela Juvenil"Bunda cuma ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri" "Kamu bilang apa? Bunda ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri? Apa bunda seperti itu di hati kamu?" "Mungkin" "BUNDA NGELAKUIN INI DEMI KAMU!! DEMI MASA DEPAN KAMU! BUNDA GAMAU ANAK...