Hari sabtu nan cerah ini, SMA Wiramandala sedang melaksanakan kegiatan bersih-bersih. Jika sekolah lain akan melaksanakan Jum'at bersih, maka sekolah ini akan melaksanakan Sabtu bersih, beda dari yang lain bukan. Seluruh siswa dan siswi diwajibkan mengenakan pakaian olahraga. Hari sabtu adalah hari yang paling disukai seluruh murid karena hari ini adalah hari bebas mata pelajaran dan hanya akan ada kegiatan bersih-bersih dan olahraga.
(Namakamu) dan Eta memilih membersihkan kaca kelas daripada menyapu atau mengepel. Bahkan kelas mereka memutar lagu dangdut yang membuat kelas ini sangat heboh dan bersemangat untuk bersih-bersih. Terutama Adit yang memimpin kehebohan itu diikuti David, Arif, Esa, dan manusia yang merasa patah hatinya.
"Woii! Nyapu yang bener anjir malah sambil gibah lo pada" omel Eta kepada beberapa temannya yang sempat menghentikan kegiatannya dan memilih mengobrol satu sama lain
"Yaelah ta, bentar doang njir gibah dulu"
"Emang gibah apaan?"
"Katanya calon ketua osis yang baru lebih ganteng dari Ayres"
"Hahaha, gitu doang gibah lo? Gue kira pak ahmad mau kawin lagi"
"Eta mulut lo gasopan anjir, kalau pak ahmad denger gimana?" omel (Namakamu)
"Ishh,, yaudah lanjutin nyapu yang bener biar cepet beres abis itu ke kantin makan sepuasnya" balas Eta
"Lo yang traktir ta?" tanya David
"Ya bayar sendiri lah, gila apa gue traktir lo pada"
"Woooo gue kira traktiran lo mau kawin sama Edric"
"Heh Adit mulut lo ih lemes amat"
"Selamat pagi sayang" teriak Edric yang tiba-tiba datang
"Tuhkan baru aja diomongin udah muncul" saut Arif
"Lo pada ngomongin gue apaan?"
"Panjang umur lo dric"
"Kenapa?"
"Cewek lo minta buru-buru ka--
"Esa mulutnya ya lemes banget. Makanya jangan temenan sama Adit. Mau gue jedotin tuh mulut hah? udah sayang gausah didenger omongan manusia manusia yang patah hatinya"
Kini justru Eta memelototi Adit, David, Arif, dan Esa bergantian. Begitupun sebaliknya. (Namakamu) hanya menghela nafasnya setelah mendengar celotehan yang sangat tidak penting ini.
"Lanjutin guys bersih-bersihnya!" perintah Ayres
Tanpa berani membantah, semua manusia penghuni kelas ini kembali dengan kegiatan awal. (Namakamu) sedikit berjinjit saat ia sedikit kesusahan menggapai kaca bagian atas itu.
"Dasar kurcaci, sini gue aja yang atas"
Dengan sigap, Ayres mengambil alat pembersih kaca dan meneruskan bagian (Namakamu) tadi. Memang (Namakamu) memiliki tinggi hanya sebahu Ayres. Tapi tak masalah karna menurut (Namakamu), 'cewek yang pendek itu lebih nyaman dipeluk, apalagi dicium'.
"Gue bukan kurcaci. Emang udah takdirnya segini, lo aja yang ketinggian anaknya"
"Kalau gue pendek, gaakan jadi idaman kaum hawa"
(Namakamu) berdecak kesal kepada Ayres yang masih saja sok-sokan ganteng. Tunggu, kenapa dirinya dan Ayres bersikap seperti biasa saja? Bukankah kemarin keduanya berantem? (Namakamu) baru sadar dengan kejadian kemarin. (Namakamu) menoleh ke kanan dan ke kiri melihat teman-temannya yang ramai itu.
"Res, bisa ngomong berdua?" tanya (Namakamu)
Ayres menghentikan kegiatannya dan berbalik menatap (Namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS WAKTU [END]
Novela Juvenil"Bunda cuma ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri" "Kamu bilang apa? Bunda ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri? Apa bunda seperti itu di hati kamu?" "Mungkin" "BUNDA NGELAKUIN INI DEMI KAMU!! DEMI MASA DEPAN KAMU! BUNDA GAMAU ANAK...