19. Ayya

338 20 3
                                    

Ayya duduk di kursi belakang dengan tubuh sang adik yang bersandar padanya. Rendra menyetir dan Iqbaal di sampingnya. Namun Ayya merasa ada kejanggalan dengan sikap Iqbaal yang sedari tadi melirik ke arah belakang.

"Lo kenapa sih Baal dari tadi liatin belakang?" tanya Ayya sedikit ketus

"Hah? Gap-gapapa. Gue khawatir aja sama (Namakamu), apa kita bawa ke rumah sakit aja?"

"Bro, dia cuma kecapekan karna lupa makan doang. Gaperlu ke rumah sakit juga kali" saut Rendra

"Kenapa lo khawatir banget sama adek gue? Lo-- suka sama dia?"

"Apaansih Ay"

Setelah itu keadaan di mobil kembali hening tanpa ada yang mau membuka pembicaraan. Tak berselang lama (Namakamu) terbangun dari pingsannya.

"Emmhh"

"Kamu udah bangun dek? Ada yang sakit?" tanya Ayya

(Namakamu) kemudian duduk perlahan dan melihat sekitar.

"Kok-- ini kita mau kemana kak?"

"Tadi kamu pingsan di sekolah, terus Eta minta kakak buat jemput kamu. Kamu kenapa dari semalem ngga makan?"

"Ay, dia baru bangun loh. Ntar aja tanya nya" balas Rendra

Sedangkan Iqbaal hanya terdiam daripada Ayya kembali bertanya-tanya kembali.

'Kenapa gue harus terjebak di situasi kayak gini sih' batin (Namakamu)

Sesampainya di depan rumah, mereka turun dari mobil. Rendra menuntun (Namakamu) untuk masuk ke dalam rumah. Saat Iqbaal hendak mengikutinya, Ayya terlebih dahulu menahan tangannya.

"Kenapa?"

"Lo beneran ngga suka sama (Namakamu)?"

"Apa gue harus jawab pertanyaan itu?"

"Iya"

"Kenapa?"

"Karna gue penasaran"

"Penasaran kenapa?"

"Baal"

"Iya, gue tanya alasan lo kenapa lo tanya hal itu?"

"Karna gue kakaknya. Gue wajib tau. Dan sebenernya alasan lo beberapa kali izin itu bukan karna nyokap lo kan? Tapi karna (Namakamu), iya kan?"

Iqbaal sedikit terkejut mendengar pertanyaan dari Ayya barusan. Namun ia mencoba untuk tetap tenang agar Ayya tak mendesaknya.

"Apa gue pernah bohong sama lo?"

"Gue denger sendiri kemarin malem bunda telfon sama lo"

••

flashback on

Setelah makan malam, Ayya pergi menuju taman belakang dengan kopi hangat di tangannya. Namun belum sampai, ia melihat sang bunda tengah menerima telfon dari seseorang. Sepertinya ia memilih untuk tidak jadi kesana agar tidak mengganggu bundanya.

'Makasih ya nak Iqbaal'

Ayya menghentikan langkahnya dan menatap bunda nya itu. Ia melangkahkan kakinya untuk mendengar pembicaraan mereka.

'Tante takut banget waktu (Namakamu) minta izin mau keluar ke pantai. Tapi waktu tau itu kamu, tante jadi lega ngga takut'

'Iya. Setelah itu tante liat (Namakamu) semakin semangat belajar nya'

'Semoga ya. Oiya, tante juga minta maaf ya kamu jadi harus izin beberapa kali gara-gara nemenin (Namakamu)'

'Mulai sekarang, kamu fokus sama pendidikan kamu aja ya. (Namakamu) juga harus fokus ujiannya biar bisa masuk kedokteran'

BATAS WAKTU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang