33. Perkelahian

319 15 0
                                        

Keesokan harinya, hari Sabtu adalah hari yang paling dinantikan semua orang. Alasannya adalah karna besok adalah hari minggu. Waktunya berlibur.

Hari ini ada rapat guru yang membuat beberapa kelas ada jam kosong. Namun ada beberapa yang juga diberikan tugas agar tidak rusuh. Contohnya kelas (Namakamu). Kini semua murid sedang mengerjakan tugas Kimia.

Namun fokus (Namakamu) sedang tidak terkontrol. Ia masih memikirkan ucapan dari Rendra waktu itu. Ayres yang melihat gelagat (Namakamu) yang tidak nyaman segera mendekatinya.

"Mau ngerjain di ruang siaran?" bisik Ayres

(Namakamu) menoleh dan melihat Ayres yang menundukkan badan ke arahnya dan tersenyum hangat. (Namakamu) menganggukkan kepala dan membereskan bukunya.

"Eh mau kemana?" tanya Eta

"Mau pacaran. Udah lo disini aja" balas Ayres

"Dasar bucin lo berdua"

"Ngaca dong"

Sekelas yang mendengar adu mulut dari Eta dan Ayres pun hanya menggelengkan kepala. Sudah biasa menurut mereka.

Ayres segera membawa (Namakamu) menuju tempat siaran. Sebenarnya ia ingin menanyakan beberapa hal, namun ia tak ingin memaksa (Namakamu).

Brukk

Ayres melihat (Namakamu) yang kini sudah terduduk di lantai. Ia melihat seorang murid dengan pakaian olahraga itu sedang berlari.

"Woii"

"Sorry res, gue kebelet" teriaknya

Ayres mendengus kesal dan segera menunduk untuk membantu (Namakamu).

"Ada yang sakit?"

"Ada yang sakit?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngga ada kok"

Ayres segera membantu (Namakamu) berdiri dan mengambil beberapa buku yang berjatuhan. Setelah itu, keduanya bergegas menuju ruang siaran.

Disana, keduanya mengerjakan bersama hingga selesai. (Namakamu) menghela nafas setelah menyelesaikan soal terakhir.

"Susah juga" gumamnya

"Mau aku mainin piano?"

"Hm? Dimana?"

Ayres tersenyum kemudian berdiri sembari menarik lembut tangan Ara. Ia membawa sang kekasih menuju ruang musik yang berada di sebelah ruang siaran.

"Emang kamu bisa?" tanya (Namakamu)

"Wah nyepelein pacar sendiri kamu hm"

(Namakamu) tertawa kecil melihat ekspresi Ayres yang cukup menggemaskan saat ini.

"Yaudah, coba aku pengen tau"

Ayres tersenyum kepada (Namakamu) lalu mengalihkan fokusnya ke arah piano di depannya ini. Ia menghela nafas lalu mengarahkan jemari tangan nya ke atas not piano itu.

BATAS WAKTU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang