18. (Namakamu) pingsan

395 20 2
                                    

Curhatan sang kakak semalam membuat (Namakamu) merasa tidak memiliki niat pergi ke sekolah. Padahal ini hari Senin namun mood nya sudah rusak. Bahkan dia berangkat lebih pagi untuk menghindari sang kakak. Kini dirinya sudah berada di kelas seorang diri.

'Apa yang harus gue lakuin?'
'Apa gue harus ngalah sama Kak Ayya?'
'Apa Kak Iqbaal tau kalau Kak Ayya suka sama dia?'
'Terus kalau Kak Ayres tau, apa pertemanan mereka masih bertahan?'

Itulah pertanyaan yang sejak semalam menghantui pikiran (Namakamu). Terlalu sibuk melamun, dirinya pun tak sadar jika teman sekelasnya mulai berdatangan satu per satu.

"(NAMAKAMU)!"

"Hah?"

(Namakamu) terkejut saat seseorang memanggilnya cukup keras.

"Eh kenapa Ta?"

"Gue yang seharusnya tanya. Lo kenapa pagi-pagi udah ngelamun"

"Ngelamun? Mana ada"

"Heh maimunah, dari tadi gue panggilin lo tapi lo diem mulu kayak patung"

Benarkah seperti itu?

(Namakamu) merasa dirinya saat ini tak memiliki semangat.

Tunggu!!

Apa (Namakamu) kini benar-benar jatuh cinta kepada sosok Iqbaal? Kenapa ia merasakan cemburu dan sakit hati ketika tau sang kakak menyukai Iqbaal?

Apa Iqbaal yang akan menjadi cinta pertama dari masa remaja (Namakamu)?

"Tuh kan ngelamun lagi. Ada masalah apaan lo?"

"Gaada"

Tak lama bunyi bel berbunyi pertanda upacara hari senin akan segera terlaksana. Murid yang berada di kelas pun segera keluar kelas dan menuju lapangan.

Hari ini matahari cukup terik. Lama kelamaan banyak siswa dan siswi yang mengeluh akibat pancaran matahari pagi ini. (Namakamu) berdiri di samping Eta dan Ayres yang saat ini berdiri di depan Eta menoleh ke belakang dan melihat wajah (Namakamu) yang mulai memerah. Tunggu, Ayres melihat bibir (Namakamu) yang juga memucat.

"(Nam), lo gapapa?" bisik Ayres

Eta yang mendengarnya pun melirik (Namakamu).

"Yaampun (Nam), lo keringetan gitu. Lo sakit?" bisik Eta

"Ngga. Gue--

Brukk

"(Namakamu)" pekik Ayres dan Eta

Ayres dan Eta pun berjongkok melihat kondisi (Namakamu). Dimana anak PMR? Kenapa tidak ada yang stand by di belakang?

"Sini gue gendong aja"

Ayres segera membopong tubuh (Namakamu) dan berlari ke UKS diikuti Eta. Sontak hal itu membuat beberapa murid terpecah fokusnya. Sesampinya di UKS, Ayres meletakkan (Namakamu) di brankar. Dokter yang berjaga pun segera memeriksanya.

"Pada kemana sih anak PMR?" desis Eta

"Lo gatau kalau (Namakamu) sakit?"

"Ngga. Tapi hari ini dia agak aneh sih. Dia berangkat cukup pagi. Bahkan lebih pagi dari Dyah anak yang paling rajin berangkat awal di kelas kita. Dia juga ngelamun mulu dari tadi"

"(Namamamu) berangkat lebih pagi? Artinya dia be--

"Kalian temennya?"

Keduanya menoleh kepada sang dokter yang memeriksa (Namakamu)

"Iya dok"

"(Namakamu) gapapa. Dia cuma kecapekan. Kayaknya dia belum sarapan makanya sampe pingsan gitu. Saya udah kasih dia suntikan vitamin. Semoga segera sadar"

BATAS WAKTU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang