Hari ini, seisi kelas cukup hening saat guru menjelaskan materi listrik dinamis pada pelajaran fisika. Siang panas seperti ini, dengan kondisi yang tentunya mengantuk, mereka semua harus berpikir fisika, asik bukan.
"Listrik dinamis adalah listrik yang berubah-ubah atau bisa bergerak dan sering disebut dengan arus listrik. Arus listrik ini berasal dari aliran elektron yang mengalir terus-menerus dari kutub negatif menuju kutub positif, dari potensial tinggi menuju potensial rendah dari sumber beda potensial (tegangan)"
Bahkan kini banyak murid yang mulai menguap hingga menjatuhkan kepala mereka di atas meja.
Brakk
Pukulan penggaris kayu itu mampu membangunkan para manusia yang tengah mengantuk itu.
"Kalian niat sekolah ngga? Mana sopan santun kalian? Saya berdiri disini kasih materi tapi kalian enak-enak tiduran kayak gitu. Saya juga ngantuk tapi saya sadar ini kewajiban saya. Adit, jelaskan apa itu hukum ohm dan bagaimana rumusnya"
Ya, Adit adalah salah satu teman (Namakamu) yang tadi sempat tertidur. Saat ia terbangun, justru bagai mimpi buruk baginya. Adit menoleh ke kanan dan ke kiri meminta bantuan teman-temannya, namun nihil tak seorang pun berani membantu saat pelajaran fisika karena guru mereka terkenal akan kegalakan nya.
"Kenapa kamu gabisa?"
"Maaf bu"
Hanya kata maaf yang bisa Adit keluarkan. Bahkan satu kelas hanya menatap buku mereka tanpa mau melihat wajah sangar sang guru yang sedang emosi.
"Berdiri di depan sampai pulang sekolah. (Namakamu) kamu jawab pertanyaan ibu tadi"
(Namakamu) segera berdiri dari duduknya dan menatap ke depan.
"Hukum ohm merupakan hukum yang menghubungkan antara kuat arus listrik, beda potensial, dan hambatan. Dengan rumus:I = V/R atau R = V/I atau V = I x R"
"Bagus. Kembali duduk"
Waktu berlalu terasa lama selama pelajaran fisika ini. Hingga akhirnya, bunyi bel pulang sekolah membuat semua siswa/siswi ini dapat merasa lega setelah menahan nafas dan menahan tingkah. Setelah guru itu keluar, Eta segera menghampiri (Namakamu) yang masih berkemas itu.
"(Nam), jalan yuk ke cafe gitu"
"Bol--
(Namakamu) teringat akan ucapan bunda nya kemarin sore di cafe.
'Ya makanya, kamu gunain waktu kamu buat belajar. Gausah main-main sama Janeeta lagi deh ya'
"Emm-- kayaknya ngga bisa deh ta. Soalnya ayah sama kakak gue mau dateng, gue mau siapin surprise kecil-kecilan buat mereka"
"Ayah mertua gue mau dateng? Wah yok gue anter pulang (Nam)"
Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba Ayres menyerobot masuk ke dalam perbincangan (Namakamu) dan Eta.
"Apaansih res, mertua mertua"
"Syirik aja sih sama gue"
"Perasaan itu diungkapin, bukan cuma dimainin. Apalagi tiba-tiba nge ghosting"
"Yaudah sih ntar lagi gue ungkapin. Bahkan langsung gue lamar"
"Alah omong doang lo"
(Namakamu) hanya terdiam mendengar ucapan dari Ayres. Jujur ia sangat bingung dengan Ayres yang 'katanya' dia suka sama (Namakamu) dari kelas 10 SMA, tapi hingga sekarang ia tak mengatakan apapun. Hanya saja, Ayres suka gombal dan bercanda tentang perasaan. Tentu itu membuat (Namakamu) makin tak percaya jika Ayres benar-benar suka sama dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS WAKTU [END]
Подростковая литература"Bunda cuma ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri" "Kamu bilang apa? Bunda ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri? Apa bunda seperti itu di hati kamu?" "Mungkin" "BUNDA NGELAKUIN INI DEMI KAMU!! DEMI MASA DEPAN KAMU! BUNDA GAMAU ANAK...