Sore hari, setelah mengantar Ayya ke asrama, (Namakamu) bersama ayah dan bunda nya bergegas pulang ke rumah. Namun, sebelum itu ketiga nya memilih untuk membeli makan malam terlebih dulu. Perjalanan dari asrama menuju rumah membutuhkan waktu 2 jam dan sangat pas untuk menyambut makan malam di luar rumah.
"Mau makan apa kalian?" tanya Ayah
"Bunda pengen makan nasi pecel lele deh, yang dulu waktu ngidam (Namakamu) itu, inget kan mas?"
"Oh yang itu, inget. Kamu mau kan (Namakamu)?"
"Mau kok yah, asalkan makannya sama ayah sama bunda pasti Ara lahap hehe"
"Bisa aja kamu"
Sang ayah segera melajukan mobilnya menuju tempat makan pinggir jalan yang menjadi salah satu favorit keluarga ini selain nasi goreng mas abby. Mereka pernah kok makan di restoran mahal, tapi ngga setiap saat. Mungkin cuma saat ada acara penting bersama klien atau saat salah satu keluarganya sedang berulang tahun.
Ayah adalah sosok komandan yang sangat dikagumi oleh pasukannya. Tapi bagi (Namakamu), ayah nya adalah sosok pria yang menjadi cinta pertama, yang akan menjadi tameng saat dirinya merasa lemah. Bunda adalah sosok wanita karir yang juga dikagumi para tetangga kompleks rumahnya. Tapi bagi (Namakamu), bunda adalah malaikat tanpa sayap yang selalu menemani (Namakamu) maupun Ayya dari kecil dan tak pernah mengeluh kesal. Sedangkan Ayya, sosok kakak yang selalu siap melindungi sang adik kapan pun.
Memang terlihat harmonis, tapi di saat Ayya lulus dari SMA, semuanya sedikit berbeda. Bunda yang sangat lembut berubah menjadi sedikit kasar. Bukan tanpa hal bunda menjadi seperti itu. Bunda sangat berharap Ayya dapat masuk kedokteran untuk meneruskan cita-citanya, namun semua sirna ketika sang anak ternyata mendaftar sekolah kepolisian. Dan saat itulah mengapa bunda selalu menekan (Namakamu) untuk masuk sekolah kedokteran.
(Namakamu) tersenyum gembira saat melihat ayah dan bunda nya melahap nasi pecel itu. Keduanya juga mengingat saat dulu bunda mengidam nasi pecel lele itu saat mengandung Ayya maupun (Namakamu).
"(Namakamu), kamu harus tau nih ya. Dulu, waktu bunda mengandung kamu, dia pengen banget nasi pecel lele, padahal waktu itu udah jam 2 pagi loh. Waktu ayah bilang besok pagi aja bunda kamu ngambek terus nyuruh ayah tidur di sofa"
"Oh ya? terus-terus?"
"Ya mau gamau ayah harus keluar cari nasi pecel. Dan pas banget mas cahyo ini udah mau tutup. Ayah sampe mohon-mohon sama dia buat bungkusin 1 nasi aja buat bunda dan untungnya mas cahyo mau ngelayanin ayah meskipun dia udah mau selesai beres-beres"
"Wah, ayah cinta banget ya sama bunda"
"Ya kalau waktu itu gadapet nasi pecel nya, mungkin kamu udah ileran"
"Hahaha"
Ketiganya menikmati makan malam itu dengan suasana sederhana di tenda biru milik mas cahyo. Setelah selesai, mereka bergegas untuk pulang karna merasa lelah. Ayah tetap melajukan mobil dengan stabil dan berhati-hati. Sedangkan (Namakamu) sudah memejamkan mata.
"(Namakamu) bangun!"
(Namakamu) membuka mata dan melihat sang bunda yang membuka pintu untuknya. (Namakamu) segera turun dari mobil dan mengedarkan pandangannya.
"Ayah mana bun?"
"Udah masuk. Kamu sekarang ke kamar terus bersih-bersih habis itu belajar"
(Namakamu) menatap bunda nya sedikit terkejut.
"Bun, ini udah jam 9--
"(Namakamu), sehari kamu lalai sama belajar, nilai kamu turun. Ingat ya, bunda gasuka kamu malas-malasan. Jangan mentang-mentang ada ayah, kamu jadi nyantai"
![](https://img.wattpad.com/cover/287622837-288-k104649.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS WAKTU [END]
Genç Kurgu"Bunda cuma ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri" "Kamu bilang apa? Bunda ngelakuin ini demi kebahagiaan bunda sendiri? Apa bunda seperti itu di hati kamu?" "Mungkin" "BUNDA NGELAKUIN INI DEMI KAMU!! DEMI MASA DEPAN KAMU! BUNDA GAMAU ANAK...