__________
Suara motor rxking menggema di jalanan kota, hingga membuat kendaraan lain merasa terganggu karena suara motor itu sangat berisik. Tapi sang pemilik tidak memedulikannya, ia terus menancap gas dengan kecepatan tinggi, hingga sampailah di belakang sekolah.Kenzo menitipkan motornya pada tukang bakso yang berjualan disana. Setelah itu ia mulai memanjat tembok yang lumayan tinggi, setelah sampai di atas, Kenzo segera loncat.
Kenzo mengumpat saat di hadapannya sudah ada Pak Dayat dan Bu Rara, mereka tengah melotot ke arah Kenzo. "Mau ngapain?" tanya Pak Dayat dingin, sedangkan Bu Rara bersedekap dada.
"Sekolah," jawab Kenzo enteng.
Bu Rara dan Pak Dayat malah tertawa, hingga suara tawanya menggelegar. "Sekolah? Kalo mau sekolah tuh datangnya sebelum jam tujuh sayang," kata Bu Rara dengan suara dilembut-lembutkan.
"Ngapain bengong? LARI SERATUS KALI PUTARAN!" teriak Pak Dayat dan Kenzo langsung menurutinya, males juga jika ia harus berdebat dengan kedua guru di hadapannya ini.
Kenzo berlari hingga seratus putran, napasnya terengah engah sampai baju seragam yang dikenakannya basah oleh keringat. Kenzo duduk di pinggir lapang, kepalanya semakin terasa pusing, padahal tadi pusingnya hanya sedikit.
Bayangan Alisya yang meringkuk di lantai terus berputar dipikirannya, apa ia sudah keterlaluan? Tentu saja, Kenzo memang brengsek dan bajingan.
Kenzo menghela napas lagi, lalu ia mengelap keringat yang berada di dahinya. "Kenapa telat?" tanya Satria sambil menyodorkan minuman dingin pada Kenzo dan ikut duduk di samping Kenzo.
Kenzo menerimanya lalu meneguknya hingga tandas tak tersisa, dirinya memang sangat haus. "Kesiangan," jawab Kenzo cepat.
"Malem mau ikut ngumpul gak?" tanya Satria lagi.
"Dimana?"
"Di rumah Geo, kebetulan keluarganya lagi keluar kota "
"Nanti gue kabarin," putus Kenzo.
"Dua curut mana?" tanya Kenzo karena tak melihat Geo dan Dito.
"Ke kantin, biasa godain cewek." Kenzo terkekeh, lalu ia meluruskan kakinya ke depan.
"Rokok, Sat." Satria merongoh saku celananya untuk mengambil sebungkus rokok dan korek api, setelah itu memberikannya pada Kenzo.
Kenzo segera mengeluarkan satu batang rokok dari bungkus itu, lalu mengapit di bibirnya dan membakar rokok itu.
"Alisya gak sekolah?" tanya Satria lagi. Kenzo menghela napasnya, barusaja ia akan melupakan bayangan Alisya eh Satria malah menyebut namanya. "Sama kesiangan," jawab Kenzo malas.
Satria tersenyum menggoda. "Semalem abis ngapain kalian?" tanya Satria dengan alis dinaik turunkan. Kenzo mengeluarkan asap rokok dari mulutnya, hingga asap itu berterbangan menjauhi mereka.
"Jangan ngadi-ngadi, kita nikah cuman karena bokap Alisya," sahut Kenzo lalu kembali menghisap rokoknya.
"Walaupun kayak gitu, lo harus tetep terima, Ken. Alisya baik, gue yakin lo juga nyaman bareng dia. Kasian dia udah gak punya keluarga lagi, sekarang dia cuman punya lo, Ken," tutur Satria.
"Cinta gak bisa dipaksa, Sat. Lo belum pernah ngerasain." Satria bugkam, memang menjalin hubungan tanpa cinta itu sulit, yang ada mereka sama-sama sakit hati.
______
Langkah Kenzo berhenti saat ia berada di depan pintu ruangan, ia melihat seorang wanita sedang menatap jendela besar di ruangan serba putih itu. Ia memeluk lututnya seperti orang ketakutan.
Kaki Kenzo bergetar, ia tak sanggup melihat pemandangan ini. Ia menggeleng beberapa kali, tidak mungkin. Air matanya keluar membasahi pipinya. Dokter Reza menepuk bahu Kenzo menenangkan, wanita paruh baya itu adalah Ibu Kenzo.
Dokter Reza bercerita bahwa Ibunya itu sudah lama disini, mungkin sekitar sepuluh tahunan. Ia frustasi mencari anaknya yang hilang, dan berujung menjadi seperti ini. Dan anak yang hilang itu adalah Kenzo.
Kenzo kembali menghela napas, ia mulai memberanikan diri melangkah mendekati Ibunya. "I-Ibu," panggil Kenzo dengan suara bergetar.
Wanita itu menoleh, lalu ia menjabak rambutnya dan menangis lalu tertawa. Kenzo hanya bisa menangis sambil menatap Ibu kandungnya itu.
"Ibu jangan." Kenzo memegang tangan Ibunya yang terus menjambak rambutnya.
"PERGI KAMU! KAMU SUDAH MENCULIK ANAK SAYA, PERGI!" Ibunya terus berteriak menngucapkan kata pergi pada Kenzo.
Kenzo menggeleng, ia ingin memeluk Ibunya, tapi Ibunya malah melempar piring berisi makanan pada Kenzo hingga pecah dan berserakan, untungnya Kenzo menghindar.
"Sebaiknya kamu pulang dulu, besok kesini lagi," usul Dokter Reza. Kenzo mengangguk lesu, lalu ia berjalan ke luar ruangan itu.
______
Hujan turun begitu deras, namun Kenzo tetap melajukan motornya. Air matanya menyatu dengan air hujan. Tadi setelah pulang sekolah, ia ingin pergi ke tempat ibunya dirawat, ia tau tempat itu saat ia mendengar perbincangan antara Zea dan Rendi sebelum dirinya pindah ke apartemen bersama Alisya.
Dada Kenzo terasa nyeri, ia berteriak di atas motor meluapkan semua emosinya.
Beberapa menit kemudian, Kenzo sampai di apartemen, ia segera menekan pin apartemen. Setelah terbuka, Kenzo melihat ruang tamu begitu bersih, dan di dapur sudah tidak ada Alisya.
Kenzo melangkah menuju kamarnya, namun sebelum masuk Kenzo melihat pintu kamar Alisya sedikit terbuka. Kenzo membukanya, ia bisa melihat Alisya yang sedang menatap jendela kamar dengan tatapan kosong.
"Masak sana, gue laper," titah Kenzo dengan suara serak. Alisya menoleh, lalu ia menghampiri Kenzo, setelah berhadap hadapan dengan Kenzo. Alisya langsung menghampar pipi Kenzo keras. "Kamu jahat, Ken. Kamu bener-bener brengsek."
Kenzo diam, ia tak bisa berkata apa-apa. "Kamu memperlakukan aku layaknyak jalang, Ken. Kamu bener-bener jahat!" Alisya kembali masuk kamar, lalu ia menyeret koper miliknya dan berjalan melewati Kenzo.
"Mau kemana?" tanya Kenzo tapi Alisya tak menjawab, ia tetap melangkah sampai pintu apartemen terbuka.
________
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO BAD HUSBAND [Selesai]
Teen FictionBercerita tentang Kenzo dan Alisya yang sama-sama memiliki luka. Mereka terrjebak dalam sebuah pernikahan, Kenzo yang tadinya sering membuly Alisya, tapi sekarang Alisya malah menjadi istrinya. "Urus urusan kita masing-masing, cepet cari cowok yang...