26. Diary Kenzo di masa lalu

9.9K 599 14
                                    

Happy Reading.

Ketika tangan kita saling menggenggam, aku merasakan kehangatan yang engkau berikan.

Ketika senyuman mu terpancar untuku, aku merasa aku adalah seseorang yang  paling beruntung karena telah menjadi tokoh utama dalam hidupmu.

Ketika kita berlari di hamparan pasir pantai, mengikuti arah pesawat kertas yang terbang terbawa angin, aku merasa dunia ini hanyalah milik kita, milik kita yang ditakdirkan untuk bersma dan bahagia untuk selamanya.

Maka dari itu, aku berdo'a untu kita. Suapaya kita akan terus bersama, untuk selamanya. Tuhan izinkan aku bahagia untuk selamanya, walau dari pelupuk mataku keluar air mata, semoga itu hanyalah air mata kebahagiaan.

Alisya menyunggingkan sebuah senyuman indah di bibirnya setelah melihat tulisannya, ditutupnya lembaran buku itu, dan beranjak dari meja belajar menuju jendela kamar.

Alisya kembali tersenyum saat melihat pemandangan indah dari luar jendela kamarnya, dengan terburu-buru Alisya mengambil kamera untuk memotret pemandangan yang tidak boleh terlewatkan ini.

Saat Alisya sudah mendapatkan kamera yang berada di atas lemari yang tidak terlalu tinggi, sebuah buku diary tebal berwarna coklat jatuh menimpa kepalanya membuat Alisya mengaduh kaget dan sedikit sakit.

Alisya berjongkok sambil memegangi perut besarnya, untuk mengambil buku itu. Setelah mendapatkannya Alisya kembali duduk di kursi depan meja belajar dan membuka lembaran pertama.

Terlihat poto dua orang anak laki-laki dan perempuan berumur sekitar delapan tahuanan. Kenzo dam Liona.

Jantung Alisya berdebar membacanya, namun Alisya tetap melanjutkan membaca karena penasaran.

Jantung Alisya berdebar membacanya, namun Alisya tetap melanjutkan membaca karena penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liona main sama Dewa terus, Kenzo kesel.

Alisya berpikir mungkin itu adalah tulisan Kenzo ketika masih kecil.

Lembaran demi lembaran Alisya baca, semua tentang Liona ada di sana membuat hati Alisya sesak, dan ia merasa bersalah karena telah masuk ke dalam hidup Kenzo dan Liona sampai mengakibatkan persahabatan Kenzo dan Liona hancur.

Di lembaran terakhir, dada Alisya semakin terasa sesak saat melihat tulisan yang mungkin di tulis Kenzo dengan sepenuh hati.

Di lembaran terakhir, dada Alisya semakin terasa sesak saat melihat tulisan yang mungkin di tulis Kenzo dengan sepenuh hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan pada akhirnya, Alisya hanya bisa menghela napas kasar, lalu mengembalikan nuku itu pada tempatnya.

Mungkin Kenzo masih peduli dengan Liona, karena mereka sahabat dari kecil, dan jika Kenzo sudah melupakan Liona tidak mungkin buku ini ada di sini, dibawa Kenzo ke rumah barunya.

Alisya tidak marah, malahan dirinya yang merasa bersalah sekarang.

***

"Aku minta maaf atas perlakuan buruk aku," lirih Liona menatap Kenzo dengan wajah yang terlihat memelas.

Keduanya sedang berada di salah satu cape yang ada di Jakarta, tadinya Kenzo akan langsung pulang tapi Liona menelponnya dan meminta untuk menemuinya di cafe.

Kenzo masih menatap datar Liona. "Lo hampir nyelakain anak gue, sekaligus nyawa istri gue," tekan Kenzo pada akhirnya.

"Aku minta maaf, saat itu aku marah. Marah karena kecewa sama diri aku sendiri, karena aku milih pergi ikut, mamah sama papah ninggalin kamu, dan akhirnya aku terlambat. Kamu udah jadi milik orang lain,"

Kenzo menghela napas kembali, lalu meminum coffee latte pesanannya.

"Ya, lo terlambat," ujar Kenzo.

Liona menundukan kepalanya. "Bener-bener terlambat?" tanya Liona lirih. Kenzo mengangguk lagi, lalu berdiri dari kursinya.

"Gue duluan, istri gue pasti nungguin."

****

Alisya melebarkan senyumannya saat melihat kucing berwarna putih yang dibelikan oleh Kenzo sebelum ke Bali, tengah memakan makanannya dengan tergesa-gesa.

"Lucu banget sih," ujar Alisya gemas sambil mengusap bulu kucing yang super lembut itu. Alisya mendongak ke atas langit, cuaca sangat terik sekarang hingga dahinya bercucuran keringat.

Alisya memilih duduk di ayunan belakang rumahnya, pikirannya tertuju pada Kenzo karena sedari pagi tidak ada kabar.

Saat asik memerhatikan si putih kucing peliharaannya, ponsel Alisya tiba-tiba bergetar membuat Alisya senang mungkin itu adalah Kenzo.

Senyuman yang tadinya lebar, kini berubah pudar saat melihat nama Liona di layar ponselnya.

Dengan ragu, Alisya menggeser tombol hijau, dan tersambunglah.

"Halo," sapa Alisya sambil memejamkan matanya.

"Hai Al. Apa kabar? Boleh gue ke rumah lo?"

"Mau ngapain ya?" tanya Alisya mengkerutkan dahinya, terdengar suara kekehan di sebrang sana.

"Mau ngobrol sama Kenzo, tadi gue ketemuan di cafe sama dia, tapi dia buru-buru takutnya lo cemburu. Jadi gue minta izin deh sama lo, boleh 'kan soalnya tadi belum sempat ngobrol panjang."

Badan Alisya mendadak panas, bukannya Kenzo masih di Bali? Lalu kenapa bisa bertemu dengan Liona? Apa mereka liburan bareng di Bali?

Alisya segera menepis pikiran itu, ia tidak ingin ada  lagi pertengkaran.

"Bukannya Kenzo ada di Bali ya?" tanya Alisya mencoba setenang mungkin, Alisya bisa mendengar Liona tertawa di sebrang sana.

"Jadi Kenzo gak ngasih tau lo, kalo dia udah pulang? Berarti lo bukan orang spesial Al."

Alisya segera mematikan sambungan telponnya, lalu beranjak dari ayunan itu dan berjalan memasuki rumah, matanya sudah berkaca-kaca.

"Berarti lo bukan orang spesial," gumam Alisya terkekeh miris.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KENZO BAD HUSBAND [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang