34. Hujan

10.3K 589 59
                                    

Jangan kesal, jangan sedih, jangan maarah ya brow.

Panggil aku brow, jangan thar-thor thar-thor😂

Panggil aku brow, jangan thar-thor thar-thor😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

___

Pagi ini bumi dibasahi oleh air hujan yang sangat deras, sedari malam hujan tidak berhenti turun, mungkin hujan juga merasakan apa yang dirasakan oleh seorang Alisya.

Alisya menempelkan tangannya pada kaca jendela, matanya menatap kosong ke depan, dimana disitu terdapat rintik-rintik hujan yang terus berjatuhan membasahi tanah, sampai bau tanah tercium sangat pekat.

Alisya ingin seperti hujan yang dijatuhkan berkali-kali, namun tidak marah. Akan tetapi hatinya tidak sekuat itu.

Kapan dirinya mati?

Atau kapan kebahagiaan kembali datang kepadanya?

Helaan napas lagi yang terdengar, air matanya sudah berhenti sejak semalam, mungkin sudah habis karena kelamaan menangis,

Ia berdiri dan kembali menatap jendela yang sudah pecah akibat dia, darah segar keluar dari hidungnya, kepalanya juga kembali diterjang oleh rasa sakit, ingin sekali lagi dirinya membenturkan kepala pada tembok, namun itu tidak ada gunanya.

Ia segera mengusap darah segar itu, menggunakan lengan bajunya.

"Kalo gak ada kamu, aku pasti sudah mati dengan cara bunuh diri," gumam Alisya sambil memegang perut besarnya.

"Ayah, Ibu. Aku udah gak kuat lagi, aku mau nyusul."

"Tapi gimana sama anak yang aku kandung sekarang?"

"Bahkan aku gak punya keluarga, selain keluarga ini."

"Kenapa jalan takdir Alisya seburuk ini?"

"Tolong berikan Alisya sedikit kebahagiaan."

Alisya terus bergumam meratapi nasibnya, suara gemuruh mulai terdengar mendominasi, ia segera menutup gordeng jendela, setelah itu berjalan ke arah tempat tidur.

Membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk itu, rasa sesak kembali ia rasakan tatkala mencium aroma parfum milik Kenzo yang menempel pasa bantal.

Entah dimana sekarang laki-laki itu, setelah kemarin memeluknya dengan erat, dan memberikan beberapa kecupan hangat, Alisya mengusirnya, karena ia ingin sendiri.

Tangannya meraba-raba bagian atas nakas untuk mengambil ponsel, setelah mendapatkan ponsel Alisya segera menelpon Gabel.

"Halo, apa? Gue lagi nyiapin jurus maut gue, emang sialan tuh si Geo."

Alisya menjauhkan ponsel dari telinganya, akibat suara cempreng Gabel.

"Bel, aku serius," lirih Alisya membuat Gabel yang sedari tadi mendumel tak jelas, langsung menyudahinya.

KENZO BAD HUSBAND [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang