32. Menghindar

11.1K 582 119
                                    


Typo bertebaran

Happy Reading.

Malam sudah semakin larut, namun wanita dengan perut besar itu masih berada di pinggir pantai, tatapan matanya terlihat sangat kosong, sunyi tidak ada siapapun, orang-orang yang tadi berlalulangan kini telah pergi ke tempat penginapan untuk berist...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam sudah semakin larut, namun wanita dengan perut besar itu masih berada di pinggir pantai, tatapan matanya terlihat sangat kosong, sunyi tidak ada siapapun, orang-orang yang tadi berlalulangan kini telah pergi ke tempat penginapan untuk beristirahat.

Suara ombak sedari tadi terus terdengar bersahut-sahutan, menemani keheningan di malam yang sudah larut ini, Alisya sedikit mundur saat air laut menyentuh telapak kakinya.

Alisya terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa perempuan yang tadi bersama Kenzo? Setau Alisya Kenzo hanya dekat dengan Liona, aah ... sudahlah wajar saja Alisya 'kan hanya orang baru, ia belum mengenal lebih dalam tentang Kenzo.

Karena asik dengan pemikiran yang terus berputar di kepalanya, Alisya sampai tidak sadar sedari tadi ada seseorang yang duduk di sampingnya.

"Setidaknya lo pikirin dia." Alisya tersentak,  dan refleks menoleh ke samping.

Dito, laki-laki itu selalu membuat Alisya kaget.

"Maksudnya?" tanya alisya masih menatap Dito yang tengah memandang  lurus ke depan.

"Lo lagi hamil, ngapain malam-malam di sini? Gak kasian sama anak lo?" Dengan spontan Alisya langsung menunduk menatap perut besarnya.

"Gue tau lo lagi sakit hati, tapi jangan nyiksa diri lo, inget ada satu nyawa di perut lo." Alisya kembali menatap Dito yang masih memandang ke depan.

"Makasih Dito," ujar Alisya tulus, lalu berdiri dari duduknya.

"Aku pergi dulu ya," pamit Alisya namun Dito tidak membalasnya.

"Lo muntah darah?" tanya Dito, langkah Alisya terhenti, bersamaan dengan itu jantungnya berdegup dengan kencang.

"Eng-enggak," bantah Alisya lalu mempercepat langkahnya, setelah benar-benar jauh, Alisya memperlambat langkahnya dan bernapas dengan lega.

Malam ini benar-benar sangat sunyi, namun jika ia mendongak ke atas akan sangat terlihat indah, karena adanya bulan dan bintang, yang katanya ditakdirkan untuk terus bersama.

Angin bertiup dengan begitu kencang, hingga helailan rambut Alisya berterbangan sampai menutupi wajahnya, dengan gerakan cepat Alisya langsung menyingkirkan helaian rambut itu dari wajahnya.

Lagi-lagi langkah Alisya terhenti, saat di hadapannya sudah terdapat Kenzo dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, Alisya menghela napas pelan, lalu kembali melangkah tidak mempedulikan Kenzo yang tengah menatapnya.

KENZO BAD HUSBAND [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang