Alisya mengusap rambut Kenzo dengan penuh kelembutan, mereka berdua masih berada di tempat yang sama, yaitu penginapan di dekat pantai.
"Geli," lirih Alisya saat Kenzo terus mendusel-duselkan kepala di ceruk lehernya, namun Kenzo tak menggubris ia malah semakin menjadi-jadi membuat Alisya pasrah, yang penting Kenzo senang.
Kenzo mendongak menatap wajah Alisya yang terlihat kelelahan dan sedikit pucat, tangannya terangkat memegangi pipi Alisya lalu mengusapnya dengan lembut.
"Udah minum obatkan sebelum ke sini?" tanya Kenzo dengan suara seraknya, ia mencoba untuk tenang, tapi dalam hati sudah gusar.
Alisya tersenyum tipis ke arah Kenzo, lalu menganggukan kepalanya. Kenzo bernapas dengan lega, lalu mengecup bibir Alisya singkat, sampai wajah Alisya terlihat memerah bak tomat.
Sedangkan Kenzo malah terkekeh pelan, lalu kembali menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Alisya dan memeluknya dengan erat.
Pandangan mata Alisya kini tertuju pada jendela yang lumayan besar di hadapannnya, rupanya senja kini telah pergi dan digantikan dengan malam, cahaya dari gedung-gedung yang menjulang tinggi mulai terlihat, membuat suasana malam ini menjadi lebih indah.
Alisya kembali mengusap rambut Kenzo, dan mengecup pucuk kepala lelaki itu beberapa kali.
Wanita hamil itu bisa merasakan kenyamanan dan juga kehangatan secara bersaman jika ia berada di dalam pelukan Kenzo, bahkan dirinya mersa sangat aman.
"Kita bakal kesini lagi 'kan Bu?"
"Tentu saja, setiap tahun kita pasti akan ke sini."
"Yey, bareng ayah juga ya."
"Iya, ayah juga bakal ikut."
"Janji?"
"Janji."
Mengingat pantai yang tadi mereka kunjung, membuat kenangan lama muncul di otak Alisya, setelah percakapan itu terjadi, malamnya Ibunya meninggal, meninggalkan janji yang sudah diucapkan kepadanya.
Air mata Alisya berjatuhan membasahi pipi, bahkan sampai rambut Kenzo. Kenzo yang menyadarinya langsung mendongak, lalu mengusap air mata Alisya dengan tangannya.
"Jangan nangis Alisya." Alisya menganggukan kepalanya mendengar suara Kenzo yang terdengar dingin dipendengarannya, jujur hatinya sedikit sakit mendengarnya.
Kenzo tidak suka Alisya menangis, jika melihat Aliisya menangis, bawaanya Kenzo ingin marah.
Kenzo merubah posisinya menjadi duduk, menatap Alisya dengan datar, tanpa mengucap satu patah kata pun Kenzo turun dari kasur, lalu berjalan ke luar penginapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO BAD HUSBAND [Selesai]
Teen FictionBercerita tentang Kenzo dan Alisya yang sama-sama memiliki luka. Mereka terrjebak dalam sebuah pernikahan, Kenzo yang tadinya sering membuly Alisya, tapi sekarang Alisya malah menjadi istrinya. "Urus urusan kita masing-masing, cepet cari cowok yang...