39. End.

24.4K 760 148
                                    

Kalo ada typo tandain ya!

Happy Reading.

Angin malam bertiup begitu kencang, daun-daun berjatuhan dari ranting ke bawah, ada juga yang terbang dibawa oleh angin entah kemana.

Jalanan kota terlihat sangat ramai dengan kendaraan yang berlalurangan, gedung-gedung yang menjulang tinggi menampakan cahaya, kini suasana malam semakin terasa.

Kenzo berjalan di atas aspal tanpa tujuan, ingatannya kembali pada enam tahun yang lalu, dimana di situ ia bertemu dengan seorang perempuan yang selalu dirinya buly tanpa alasan, sampai pada akhirnya ia menikah dengan perempuan itu

Tawa, tangis semuanya masih terekam dengan jelas di otak laki-laki yang sekarang sudah mempunyai gelar sebagai seorang Ayah.

Kenzo duduk di kursi taman, dan menyandarkan punggungnya pada kepala kursi kayu yang ditempatinya.

Enam tahun berlalu, namun Kenzo masih mencintai Alisya walau sekarang ia hidup bersama Zelin dan anak yang terlahir dari rahim Zelin.

Mungkin sekarang Alisya tengah berbahagia dengan orang lain, semoga, Kenzo berdoa semoga Alisya menemukan laki-laki yang baik hati, setia dan tidak menyakiti prasaan Alisya seperti dirinya.

Kini Kenzo sudah ikhlas, membiarkan Alisya pergi membawa anaknya, namun ia masih berharap bisa bertemu dengan Alisya dan anaknya, walau keadaannya sudah berbeda.

Sekarang Kenzo menyesal, sangat menyesal, bahkan sudah enam tahun lamanya, ia masih mengabaikan Zelin tidak menganggap Zelin sebagai seorang istri.

Kenzo mendongak ke atas langit, yang langsung disambut oleh ribuan bintang, seperti bintang yang bertaburan di atas, Kenzo akan sulit menemukan satu sosok yang namanya masih tersimpan dengan jelas di dalam hatinya.

"Berbahagialah, Alisya," gumam Kenzo sambil tersenyum menatap ribuan bintang itu, walau di dalam hatinya masih tersa sangat sesak.

***

Suasana malam semakin terlihat indah, saat bulan menampakan dirinya dengan perlahan, seorang wanita yang masih terlihat sangat cantik itu tersenyum, sorot matanya memancarkan bahwa sekarang dirinya tengah berbahagia.

"Semoga kamu baik-baik aja, jangan khwatir, aku udah bahagia," ucap Alisya menatap bulan yang bersinar dengan indah.

Suara hewan malam terdengar bersahut-sahutan, angin malan berembus begitu kencang sampai menerpa kulit wanita cantik yang tengah duduk di kursi samping rumah, ditemani teh hangat yang berada di tangannya.

"Bunda!" Suara teriakan itu membuat Alisya refleks menoleh ke samping, anak laki-laki berumur sekitar enam tahun tengah berlari ke arahnya.

Dia Largas zeandra Mahatma.

Alisya menyunggingakan senyumannya, lalu menaruh teh hangat di atas meja kecil samping kursi, kemudia beranjak dan berjalan menghampiri anaknya.

"Kenapa sendiri? Papa mana?" tanya Alisya sambil mengangkat tubuh ringan Largas dan membawanya duduk di atas kursi yang tadi Alisya duduki.

"Papa lagi masak," jawab Largas sampai membuat Alisya gemas, ia langsung memcium wajah Largas hingga anak laki-laki berusia enam tahun itu kegelian.

KENZO BAD HUSBAND [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang