15. Tangisan Alisya

15.7K 832 15
                                    


Happy Reading


A

lisya menatap perutnya yang sedikit membuncit, lalu menghela napas pelan. Saat ini dirinya sedang berbaring terlentang di kasurnya.

Tangannya terangakat untuk mengelus perutnya, besok adalah hari senin, ujian akhir semester dilaksanakan. Semoga saja tidak ada kendala, semoga ia tidak mual-mual dan pusing, terus berujung tidak bisa mengikuti ulangan.

Alisya kembali menghela napasnya, ia tidak tau bagaimana ia hidup di masa depan nanti. Apakah dirinya akan tetap bersama Kenzo yang sekarang adalah suaminya, atau sebaliknya.

"Mikirin apa?" tanya Kenzo sambil berjalan menghampiri Alisya, dengan mengusap rambutnya yang basah dengan handuk.

Yang ditanya hanya menggeleng pelan, lalu menurunkan baju yang tadi ia naikan karena ingin menyentuh perutnya tanpa baju.

Kenzo duduk di tepi ranjang, lalu ia menyingkap baju Alisya hingga menampakan perut Alisya yang putih dan bersih. Kenzo menempelkan kepalanya disana, inilah kebiasaan Kenzo sekarang.

"Mau ke rumah bunda gak?" tanya Kenzo.

"Boleh," jawab Alisya sambil mengangguk.

"Siap-siap sana," titah Kenzo lalu mengecup beberapa kali perut Alisya, setelah itu beralih mencium kening Alisya hingga Alisya mematung, perlakuan Kenzo membuatnya semakin berharap besar, tapi Alisya takut.

Alisya turun dari ranjang, dan berjalan ke arah lemari untuk mengambil baju hangatnya. Setelah siap Alisya keluar kamar menghampiri Kenzo yang sedang memanaskan mesin motor.

"Udah siap?" Alisya mengangguk, lalu Kenzo menyerahkan Helm bogo padanya, dan Alisya langsung memakainya.

Alisya menaiki motor astrea miliknya yang dikendarai oleh Kenzo, kenzo menarik tangan Alisya agar melingkar di pingangnya, setelah itu Kenzo langsung menyalakan mesin motornya dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.

Diperjalanan mereka berhenti untuk membeli bakso kesukaan Bunda Kenzo, karena tidak enak juga tidak membawa apa-apa.  Hingga akhirnya mereka sampai di rumah Kenzo dengan selamat.

Keduanya mengucap salam sebelum masuk, mereka disambut dengan hangat oleh Rendi dan Zea. "Kemana aja? Kenapa baru sekarang kesininya?" tanya Zea menggebu-gebu.

Sebelum menjawab, Kenzo menarik tangan Alisya agar duduk di sofa. "Sibuk, Bun," jawab Kenzo sambil menaruh plastik hitam berisi bakso pada meja.

"Alah sibuk-sibuk, waktu itu gue liat lu keluyuran sama perempuan tapi bukan Alisya," celetuk Samual yang berada di samping Rendi.

"Bener Kenzo?" tanya Rendi dingin, Kenzo meneguk ludahnya kasar. "Itu Liona, Pah," jawab Kenzo.

"Apa Liona?" tanya Zea dengan binar di matanya.

Alisya yang melihatnya jadi merasa takut, pasti keluarga itu sudah dekat sekali dengan Liona. Tapi Alisya tidak boleh egois, dirinya hanya orang baru disini, jadi yang sekarang ia lakukan hanyalah diam.

"Hmm," dehem Kenzo ekor matanya melirik Alisya yang menundukan kepalanya sambil memainkan bajunya.

"Yaampun, bawa kesini dong," suruh Zea dengan semangat.

"Iya Kenzo, Papa juga sudah lama gak liat Liona," sahut Rendi.

Sedari tadi Samuel diam saja, ia memerhatikan perubahan raut wajah Alisya yang tadinya terlihat ceria kini murung. Samuel mengerti, karena ia pernah berada di posisi Alisya, bahkan ia gagal dalam kisah percintaannya.

"Ayo jemput, Ken," titah Zea.

"Tapi, Bun-"

"Cepatlah Kenzo, jangan membuat Bundamu marah," potong Rendi hingga membuat Kenzo mengangguk dengan terpaksa.

KENZO BAD HUSBAND [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang