14. Bolos

13.3K 774 2
                                    

Sumpah otakku lagi buntu banget, sampe udah beberapa hari ga up cerita ini, soalnya gatau lagi harus nulis apa😭 Tapi sekarang aku paksain, biar cepet selesai juga ni cerita.

Okee Happy Reading semuanya.

Alisya berjalan di koridor sekolah bersama dengan Gabel, mereka berniat akan membolos hari ini, karena tidak suka dengan plajaran matematika.

Bagi keduanya matematika, bukannya tambah mengerti, tapi malah tambah pusing. Jadi keduanya memutuskan untuk membolos, dan ini pertama kalinya mereka membolos.

"Bel, ini gakpapakan kita bolos?" tanya Alisya ragu.

"Udah lo tenang aja, ada Gabel si pemberani disini," kata Gabel meyakinkan Alisya yang tipe orangnya selalu berpikir yang tidak-tidak.

Alisya hanya menggeleng mendengar ucapan Gabel. Sampailah keduanya di belakang sekolah, Gabel menarik tangan Alisya ke arah pohon mangga yang lebat, lalu keduanya duduk di bawah pohon itu.

"Adem banget," girang Alisya di hadapannya terdapat hamparan rumput hijau yang sangat indah ketika di pandang.

Alisya tak pernah tahu, di belakang sekolah terdapat pemandangan seindah ini, karena untuk menuju kesini, harus keluar dulu dari pintu yang sudah sedikit rusak itu. Pintu itu menyerupai lemari sepatu, hingga tidak ada satu muridpun yang tau bahwa itu adalah pintu yang nantinya akan menyuguhkan keindahan alam di dekat pohon mangga itu.

Gabel tahu itu, dari abangnya yang pernah bersekolah disini. Mungkin yang tahu tempat ini sekarang hanya Gabel dan Alisya saja.

"Kalo gini mah enak ya, bisa bolos tiap hari," celetuk Gabel.

"Iya enak, nilai anjlok," cibir Alisya yang mengundang gelak tawa Gabel.

"Ayo cerita," ujar Gabel. Alisya menaikan alisnya bingung, hingga membuat Gabel berdecak.

"Tentang lo, sama Kenzo."

Alisya terdiam beberapa saat, lalu ia menatap Gabel dengan teliti. Walau Gabel menurutnya tidak waras, tapi Gabel selalu ada untuknya, dan tak pernah membocorkan curhatannya.

Alisya menghela napas kasar, sekarang dirinya siap untuk bercerita. "Sebenarnya, aku sama Kenzo udah-"

"Alisya!" Ucapan Alisya terpotong, saat tiba-tiba Kenzo berlari ke arah Alisya dan Gabel sambil memanggil namanya.

"Cik ganggu aja lo," kesal Gabel.

"Ngapain disini? Gue cariin kemana-mana lo gak ada, ternyata disini," semprot Kenzo dengan terengah-engah.

"Maaf Kenzo," sesal Alisya.

"Bolos?" tanya Kenzo. Alisya hanya mengangguk sambil menundukan kepalanya.

"Gausah nunduk Al, jangan takut sama Ccowok modelan dia," ucap Gabel menunjuk wajah Kenzo.

"Gausah ikut campur lo," sentak Kenzo membuat Gabel ingin sekali meremas wajah Kenzo.

"Anjir, indah banget pemandangannya. Gue kemanaaja  selalma dua taun lebih ini?" tanya Geo yang barusaja datang.

"Sama anjir, kemana aja gue?" Dito ikut-ikutan.

"Molor di kelas," ketus Satria lalu berjalan menghampiri Alisya, Gabel dan Kenzo, Dito dan Geo pun menyusul.

Keenam remaja berbeda jenis itu, duduk berbarengan di bawah pohon itu. "Pemandangan ini bakal jadi kenangan kita, pas lulus nanti," ucap Gabel sambil memejamkan matanya, menikmati semilar angin yang menerpa.

"Iya, indah banget," gumam Alisya.

Satria, Dito dan Geo berdiri dari duduknya. Lalu mereka berlari ke arah hamparan rumput hijau yang sangat indah itu.

Alisya bertepuk tangan kegirangan, ia dan Gabel juga ikut berlari kearah sana, mereka berlarian sambil tertawa seakan mereka tidak mempunyai beban.

Sedangkan Kenzo tersenyum tipis, melihat Alisya yang tertawa dengan lepas , seakan hatinya menjadi tenang. Kenzo pun ikut berlari ke arah sana, mereka saling kejar-kejaran dan tertawa bersama.

****

Setelah kejadian tadi siang, mereka menjadi lebih akrab. Kenzo dan Gabelpun sudah tak recok lagi, saat ini mereka tengah berada di halaman belakang rumah Dito yang banyak dengan pohon mangga.

Satria bertugas untuk memanjat pohon, Alisya dan Gabel bertugas membuat sambel. Sedangkan Kenzo, Satria dan Geo  sedang memanjat pohon jambu, entahlah mungkin mereka lebih tertarik dengan jambu dibandingkan dengan buah.

"Alisya," panggil Kenzo.

Alisya menghampiri Kenzo sambil memegangi perutnya, perutnya sedikit kram.

"Mau gak?" tanya Kenzo menunjuk ember yang terisi dengan buah jambu.

Alisya menggeleng. "Kenzo," panggil Alisya, Kenzo menaikan satu alisnya.

"Perut aku agak keram," lirih Alisya membuat jantung Kenzo berdegup lebih cepat. Kenzo segera mengusap lembut perut Alisya, semoga saja dengan ini kram di perut Alisya menghilang.

Pemandangan itu tak luput dari Gabel dan teman-teman Kenzo. Teman-teman Kenzo sudah tau semuanya, karena Kenzo tidak tertutup dengan mereka, sedangakan Gabel kini melongo sampai kegiatannya yang sedang mengulek sambal rujak terhenti.

"Gausah kaget, mereka udah nikah," kata Satria sambil memasukan beberapa cabe lagi ke  cobek.

"APA?!" teriak Gabel kaget, hingga membuat Alisya dan Kenzo menengok ke arahnya.

"Alisya lo harus cerita ke gue! Lo nganggep gue apa? Sampai  lo ragu buat cerita ke gue?" tanya Gabel menggebu-gebu. Alisya hanya bisa menunduk, bukannya begitu, ia hanya takut untuk bercerita.

Satria segera menarik Gabel dan membawanya pergi, Alisya mencengkram erat ujung baju Kenzo, pasti setelah ini Gabel akan membencinya.

"Tenang aja," ucap Kenzo menggemgam tangan Alisya erat.

"Tapi aku takut, Ken," lirih Alisya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Bawa pulang aja, Ken kasian," titah Dito yang sedari tadi diam bersama Geo. Kenzopun mengangguk dan mengajak Alisya pulang.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KENZO BAD HUSBAND [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang