Sultan menarik napas berkali-kali sembari memamerkan senyumnya. Yasha benar-benar menguji kesabarannya.
Untung saja Sultan sudah bisa mengendalikan diri, Sultan itu kelewat sabar sampai dia tidak bisa marah hanya karena hal sepele.
Tadi pagi Yasha kembali sesak napas setelah bangun tidur, mungkin mimpi buruk lagi. Tadi mendekati subuh juga mimpi buruk sesak napas sampai Sultan ingin membawanya ke rumah sakit.
Untuk berjaga-jaga saja, karena pasien jantung itu tidak bisa disepelekan. Apa lagi Yasha sudah mengeluarkan sinyal darurat dalam tubuhnya.
Tapi hingga jam delapan siang ini setelah semuanya sarapan dan Yoda pergi ke sekolah bersama Yasir, Yasha tetap tidak mau keluar dari kamar.
Yasha bahkan tadi sempat histeris kembali saat Gerdylan dan Hanna masuk untuk melihat keadaannya sembari membawakan nya sarapan.
Entah karena apa, tapi sarapan yang harusnya bisa di makan oleh Sultan dan Yasha itu berakhir menyedihkan di lantai lantaran Yasha yang menepis nampan yang di bawa Gerdylan hingga makanan itu semuanya tumpah.
Sultan dapat melihat bagaimana terkejutnya Hanna dan Gerdylan kala itu, Yasha bahkan berteriak menyuruh mereka berdua keluar entah karena apa.
Berakhir pada Sultan yang harus membersihkan sisa kekacauan yang Yasha buat. Jari Sultan bahkan sudah lecet-lecet terkena beling, coba bayangkan saja seorang Sultan harus membersihkan kekacauan seperti piring dan gelas pecah yang bercampur bersama lauk pauk nya.
Hanya Yasha saja yang bisa membuat Sultan seperti itu, Tara sendiri sudah pergi kuliah sejak tadi pagi. Ada kelas penting makanya dia dengan tega meninggalkan Sultan bersama keluarga nya.
Mata Sultan melirik ke arah Yasha yang duduk memeluk lutut masih dengan isakan yang tidak berhenti.
Kekacauan sudah selesai di bereskan, pun dengan jarinya yang sudah mendapat tambalan luka oleh Hanna.
Wanita empat orang anak itu bahkan mengobati luka Sultan dengan tangis yang jatuh setiap saat mengucapkan kata maaf.
Membuat hati Sultan jadi goyah karenanya. Siapa yang tega melihat seorang ibu menangis seperti ini.
"Dek, minum dulu yah?"
Sultan mengusap bahu Yasha, dapat di lihat kalau Yasha terkejut dengan sentuhan itu. Mata sayu Yasha bahkan menatap gelas plastik yang kali ini di hadapkan kepadanya.
Dia tersenyum miris, mengingat kejadian pagi tadi. baru merasa bersalah karena emosinya tadi tidak dapat terkontrol.
Entah kenapa dua kali memimpikan hal yang sama membuatnya menjadi ketakutan seperti ini.
Yasha hanya takut saja kalau mimpi itu menjadi kenyataan, di tambah lagi perasaan cemas ketika bertatapan dengan Hanna dan Gerdylan memaksanya untuk berbuat seperti itu.
Yasha hanya mengingat di dalam mimpi orang yang paling memojokkannya itu Gerdylan dan Hanna, jadi tidak salah kalau ketika bangun perasaannya ikut terbawa.
"Maaf." Yasha bersuara lirih meminta maaf kepada Sultan yang kini duduk di sebelahnya.
"Simpan maafmu untuk Mamih dan Kak Gege. Mereka ada di luar masih menangis karena perlakuan kamu dek."
Sultan sengaja berbicara seperti itu, karena baginya tidak ada cara untuk menutupi kesalahan Yasha kalau kita mau tau apa penyebab nya.
Yasha melirik kearah pintu, dan menggigit bibir dalamnya. Entah kenapa kini perasaannya berubah menjadi cemas.
Sekali lagi Sultan mengusap punggungnya. "Minum dulu, kamu harus tenang jangan emosian. Kasian jantung kamu dek." Ucap Sultan dengan lembut.
Kali ini Yasha menurut, dia meminum air yang di berikan oleh Sultan, tidak sampai habis Yasha meminumnya namun sudah cukup membuat tenggorokan nya basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Yasha Gemelard
Teen FictionHanya berisi keseharian Yasha yang manja, jahil dan di sayang keluarga.