"Ka Gege kalau punya anak mau di kasih nama apa?"
Gerdylan tersedak seketika, air minum yang baru saja masuk ke kerongkongan tiba-tiba beralih masuk ke tenggorokan, belum lagi ada yang ke luar lagi lewat hidung yang rasanya perih sekali.
Gerdylan hanya kelewat terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari sang adik yang kini sedang duduk di samping nya dengan tatapan polos sambil memangku sepiring cemilan yang baru saja di buatkan oleh Hanna.
Di sebelah nya bahkan ada dua bocil yang ikut memperhatikan nya menantikan jawaban karena ikut penasaran, membuat Gerdylan jadi salah tingkah untung saja salah satu bocil itu berbaik hati membawakan selembar tisu untuk mengelap air yang keluar dari hidung nya.
"Apaan si dek, pertanyaan nya kok aneh banget." Ujar Gerdylan, setelah berhasil menghilangkan rasa tidak nyaman di tenggorokan nya.
Yasha memutar matanya ke atas lalu kembali menghadap ke arah tv, duduk bersandar dengan nyaman seperti posisi awal mengunyah cemilannya.
"Engga sih, cuman penasaran aja. Kalau Yasha punya keponakan dari Ka Gege nanti bakalan dikasih nama apa, Yasha masih kesampaian kan ka nanti ngeliat keponakan gemoy dari kakak-kakak semua." Anak itu berucap sambil sibuk kembali dengan cemilan nya, tumben Hanna membuat kue yang enak Yasha jadi kesenangan.
Gerdylan merubah ekspresi nya, kesal sekali adiknya pagi-pagi sudah membahas hal sensitif seperti ini. "Apaan si dek, omongan nya tuh suka di luar BMKG deh kamu itu." Ucap Gerdylan mencoba mengalihkan.
Tapi sepertinya Yasha belum puas dengan jawaban Gerdylan, anak itu bahkan harus rela menyimpan cemilannya di meja lalu duduk bersila berhadapan dengan kakak sulung nya lagi sambil memangku dagu.
"Ayo cepetan Yasha mau denger, siapa nama nya. Mau tau juga kakak kreatif atau engga kalau ngasih nama anak." Ujar nya.
Gerdylan seperti menghela napas panjang melihat bagaimana antusias nya Yasha menanti jawaban darinya.
"Eumh, kalau kakak kayaknya pengen anak nya laki-laki deh, mau kakak kasih nama Kurapika bagus kayak nya dek." Melihat adik nya yang melotot dengan jawaban nya Gerdylan melanjutkan ucapannya lagi. "Arti dalam bahasa Jepang nya itu bagus loh, percikan cahaya di kegelapan." Ucap Gerdylan dengan senyum bangga.
Yasha nyengir saja, seperti terpaksa untuk senyum. "Itukan karakter dari serial Hunter x Hunter ya ka." Samuel bahkan ikut dalam obrolan meninggalkan bocil satu lagi yang tidak mengerti alur obrolan mereka.
"Kenapa gak Naruto aja sekalian." Ucap Yasha ketus sekali, dia bahkan melipat kedua tangannya di depan dada.
Gerdylan malah menanggapi nya dengan senyum jahil. "Bagus juga idenya, Naruto Uzumaki Gemerald. Wihhh keren." Ucap Gerdylan.
"KAKAK! IH YASHA LEMPAR YAH PAKEK PIRING, KESEL BANGET!" anak itu teriak bahkan tanpa sadar bernapas dengan cepat.
Gerdylan malah tertawa setelah nya, lucu sekali adik nya ini. Jadi gemas ingin mencubit pipinya, tapi baru akan menyentuh pipi gemoy Yasha tangannya lebih dulu di tepis.
"Diem ah, gak lucu." Anak itu malah manyun panjang.
"Kenapa sih ini." Hanna datang-datang langsung duduk di antara anak bungsu dan sulung nya, seakan jadi penengah di antara perdebatan kedua anaknya.
Yasha mendelik di hadapan Hanna. "Liat tuh anak mamih, di tanyain nama anak malah jawab nya gak bener." Ucap Yasha menjelaskan dengan mulut yang maju.
Hanna gemas sekali ingin mencubitnya, tapi faham anak itu akan makin marah kalau dia melakukan hal itu.
"Kenapa sih Ge, coba ceritain." Hanna akhirnya menoleh kepada Gerdylan menanti anak nya itu untuk menjelaskan.
Gerdylan tertawa dulu sebelum menjelaskan, hal sepele tapi seperti sedang di sidang perbuatan dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Yasha Gemelard
Teen FictionHanya berisi keseharian Yasha yang manja, jahil dan di sayang keluarga.