Pagi-pagi sekali Yasha merasa heran dengan keluarga nya, terutama Mamih, Aunty Rydia dan juga Grandma.
Mereka bertiga sibuk sekali di dapur, banyak suara bising yang di ciptakan ternyata mereka membuat makanan kue, membuat makanan berat hingga ke cemilan yang banyak, belum lagi ada yang sibuk memasang tenda kecil di halaman belakang rumah nya dan menyiapkan beberapa perabot yang akan mereka gunakan seperti pemanggang.
Yasha heran melihat nya tapi tidak di beri tau untuk apa setelah tadi sempat menanyakan nya kepada Hanna, Yasha itu baru bangun dan ikut bergabung di meja makan, karena semenjak kejadian waktu itu keluarga nya sudah memutuskan untuk Yasha agar dia tidak kembali masuk ke sekolah.
Yasir juga Hanna sudah sepakat memutuskan Yasha agar mengikuti Homeschooling, mereka tidak mau kecolongan hingga kejadian buruk itu terulang bila memaksakan kembali Yasha masuk sekolah.
Meskipun Sidik sudah mendapatkan hukuman yang cukup setimpal tapi tetap saja ketakutan akan ada Sidik-Sidik yang lain di luar sana yang bisa melukai Yasha mereka tidak akan memberikan kesempatan untuk itu.
Belum lagi memang kondisi Yasha yang mengharuskan mereka melakukannya, Yasha sudah berbeda anak itu kondisinya tidak terlalu bagus untuk melakukan aktivitas berat. Jadi mungkin ini bisa jadi salah satu cara aman untuk menahannya agar bisa di rumah saja.
Yasha masih dengan wajah ngantuk nya mengusap mata yang terasa perih, semalam dia pulang hampir jam dua belas malam.
Setelah menangis sesenggukan di mobil Sultan berakhir dirinya tidur dan tidak sadar apapun sampai terbangun jam dua malam, mimpi buruk nya datang lagi dan cukup membuat nya kepayahan untuk bernapas.
Malam tadi itu selain emosinya terkuras karena pelampiasan rasa kepada Sultan, dirinya juga mungkin kelelahan setelah menghabiskan waktu berkeliling mall bersama Saudaranya.
Beruntung serangan semalam tidak terlalu parah Yasha cukup mengatasinya dengan oksigen tambahan yang memang sudah tersedia di kamar nya. Tidak ada yang tau kejadian malam, karena Yasha secara mandiri bisa mengatasinya menyeret tabung oksigen yang baru saja di isi ulang, menyetel laju udaranya dan memakai nasal kanula sendiri.
Tapi pagi nya ternyata badannya jadi super lemas, Yasha merentangkan tangannya sembari menguap lebar rasanya ingin kembali menyelam ke alam mimpi yang indah.
"Kebiasaan kalau menguap itu tutup mulutnya dek."
Hanna menghampiri anak bungsunya untuk memberikan sarapan khusus untuk nya. Tidak lupa mengusap rambut anak nya yang mulai panjang.
"
Coba matanya itu di buka, Mamih perhatiin kamu jalan dari tadi sambil merem gitu, untung aja engga jatuh." Hanna menegur, masih memperhatikan wajah ngantuk anak nya yang sangat tampan.
"Masih perih mih matanya." Yasha mengadu, matanya memang sangat perih, masih ingin menutup rasanya.
"Nanti lanjut tidur, Sekarang makan dulu. Ada obat yang harus di minum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Yasha Gemelard
Teen FictionHanya berisi keseharian Yasha yang manja, jahil dan di sayang keluarga.