Samuel baru tiba di rumah sepulang sekolah pukul tiga sore hari, hari ini ada pelajaran tambahan mengingat Samuel sebentar lagi akan masuk SMA, rasa letihnya sepulang sekolah hilang begitu saja sesaat kakinya menginjakan di rumah tawa adik barunya menyeruak terdengar sampai ke ruang tamu.
Seketika Samuel ingat tentang yang di bicarakan Grandma juga Bundanya, katanya hari ini Yasha sekeluarga akan datang.
Hatinya langsung senang berlari ke tempat asal suara bising yang di yakini olehnya pasti ada Yasha disana.
"Kaaak Yasha."
Samuel berteriak mengalihkan atensi Yasha yang sedang asik bergurau dengan Sunoo. Mereka sejak tadi bermain mobil-mobilan yang baru saja di beli tadi dalam perjalanan pulang.
Semuanya ide Yasha yang minta berhenti saat melihat supermarket di jalan, akalnya Yasha memang bilangnya ingin membeli roti, tapi saat sudah di supermarket pilihan nya jatuh pada seperangkat mobil bersama jalur balap nya.
Yasha bahkan melupakan demam juga lemas karena jetlak, Gerdylan yang bertanggung jawab di supermarket itu cukup mengeluarkan uang sampai menyentuh sepuluh juta. Karena Yasha membeli mobil bersama dengan antek-antek nya yang lain, pokonya Yasha ingin main banyak hal bersama Sunoo.
"Muel, kangen."
Yasha berdiri memeluk Samuel yang tingginya badannya semakin kentara karena badannya yang kurus seperti Yasha.
"Muel juga Ka Yasha."
Samuel, balas memeluk Kakak sepupunya itu memberikan tatapan sedih pada Sunoo yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua.
"Boleh ikut pelukan?" Anak itu bertanya dengan wajah polosnya, bubur plum nya di majukan membuat Yasha gemas sekali melihatnya.
"Sini-sini pelukan." Yasha membawa sunoo yang masih seukuran dada Yasha itu tenggelam di antara tinggi badan Samuel dan Yasha.
Yoda yang sejak tadi memperhatikan hanya bisa geleng-geleng. "Nambah deh personil kekacauan." Ucapan Yoda sontak membuat ketukan halus di kepalanya.
Tentu saja itu ulah Gerdylan. "Gak nyadar, Lo kalau gabung kesitu makin ambyar udah deh. Orang Lo kepala geng nya." Sembur Gerdylan.
Si sulung Gemelard itu pun mencari kursi nyaman dan duduk di sana sambil memangku piring berisikan potongan buah pir.
"Adik-adik yang manis siapa yang mau buah."
Gerdylan berteriak, tapi tidak di tanggapi oleh ketiga adik nya yang malah asik berpelukan.
"Hellooooo, udahan dulu dong pelukannya ini Kak Gege bawa buah nih."
Mereka menurut melepaskan pelukan hangat ketiganya dan menghampiri Gerdylan.
"Apaan itu?" Sunoo yang bertanya bahasanya masih terbata mengingat anak itu baru saja belajar bahasa Indonesia ketika tiba di Bali.
Selama ini anak itu tinggal di rumah sakit, bahkan saat kedua orang tuanya kecelakaan Sunoo saat itu sedang dalam masa kritis. Sempat koma beberapa hari sampai akhirnya bangun, mereka belum memberitahukan tentang kematian keluarga nya karena saran dokter yang masih takut kalau anak itu akan trauma.
Gerdylan menatap mata serupa rubah itu dengan sendu tidak menyangka ternyata selain adik bungsunya, Sunoo juga harus menghadapi hidup yang sulit seperti ini.
Bukan hanya soal penyakit bahkan Sunoo harus di dewasakan oleh situasi ketika Kedua orang tuanya yang sudah tidak ada lagi.
Tangan Gerdylan tanpa sadar mengusap puncak kepala Sunoo, dengan senyum yang tak luntur ketika menanggapi anak kecil itu berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Yasha Gemelard
Teen FictionHanya berisi keseharian Yasha yang manja, jahil dan di sayang keluarga.