Kembali ke rumah.

1.5K 196 57
                                    

Seminggu sudah Yasha mendekam di rumah sakit, dokter Kim benar-benar kuat menahan mentalnya menghadapi bocah satu itu.

Yasha sudah bisa bicara karena jahitannya sudah kering dan sakitnya juga tidak begitu terasa.

Benar kata pepatah orang tua dulu, biasanya anak nakal itu sembuhnya cepet. Bukan karena apa sih mungkin karena tidak begitu di rasa, kan mereka sibuk dengan kenakalannya.

Begitu yang di rasa Yasha, anak itu sudah jahil. Dia bahkan sudah lebih cerah dari sebelumnya, melupakan kejadian yang membuatnya berakhir mendapat jahitan di area dagu.

"Dek, jangan turun naik bed dong. Ingat pesan dokter Kim. Jaga kondisi sampai siang kalau oke boleh pulang."

Yasha terpaksa duduk anteng, bukan apa anak itu tidak mau diam. Mentang- mentang infus sudah di lepas jadi nakal nya kumat.

"Kan Yasha bosen Mih, boleh yah main ke luar bentar. Liat anak kecil di luar pada main Yasha gemes."

Hanna menghela napas. Ini jam sembilan pagi, biasanya di taman khusus anak ada waktu untuk berjemur dan olah raga ringan untuk pasien anak disana.

Yasha dulu sering kesana saat kecil, meski tidak sering karna saat kecil Yasha termasuk anak yang sehat dia kesana saat Hanna ada urusan di rumah sakit dan dia ingin ikut.

"Tapi kalau udah ngumpul sama anak-anak kamu suka lupa kondisi kamu dek." Ucap Hanna.

Sedangkan anak itu langsung memanyunkan bibirnya, dan bersedekap dada.

"Bosen Yasha tuh Mih." Gerutu anak itu, masih belum puas karena Hanna melarangnya pergi.

"Ya udah, tapi tunggu Kak Gege kesini baru minta anter. Mamih harus pergi ke ruangan dokter Kim dulu."

Yasha menurunkan kedua tangannya yang awalnya bersedekap, wajahnya langsung berubah menjadi penuh tanya.

"Ngapain harus ke ruangan dokter Kim, kan nanti juga dia kesini Mih."

"Ada yang harus mamih bahas." Ucap Hanna singkat, namun Yasha seakan belum puas mendengar jawaban Hanna.

"Kalau gitu Yasha ikut Mamih aja, sekalian di periksa dokter Kim biar cepet pulang. Nunggu dokter Kim di sini lama." Ucap Yasha.

Hanna geleng-geleng kepala. "Ya mana bisa, kalau keruangan dokter itu khusus yang rawat jalan, kalau kamu rawat inap yah dokter Kim nya yang keruangan." Jelas Hanna.

"Tapi kan lama Mih, kalau di samperin kan jadinya cepet."

"Ngaco kamu dek, mana bisa kaya gitu. Kan ada prosedur nya harus daftar dulu."

"Ah ribet, padahal kan ini rumah sakit Mamih kenapa mesti gak bisa."

Hanna mendekati anak nya, dan mengusap rambut anak nya yang ikal. Type rambut Yasha memang begitu kalau terlalu panjang rambutnya malah jadi ikal ujung-ujungnya tidak tau kenapa.

"Meskipun rumah sakit Mamih, kan itu udah jadi prosedur nya Dek. Udah aturannya dari sana gak bisa di langgar, harus buat janji dulu sebelum nya gak bisa asal-asalan." Ucap Hanna penuh pengertian.

Yasha memanyunkan bibirnya namun tetap mengangguk pelan. Dagunya masih sedikit sakit kalau harus bergerak berlebihan.

"Mamih pergi sekarang aja gimana, Yasha ke taman anak. Kalau ka Gege udah Dateng suruh langsung nyusul Yasha aja."

Hanna pada akhirnya hanya bisa mengangguk, percuma juga berdebat dengan Yasha. Tidak enak juga kepada dokter Kim yang sepertinya sudah menunggunya lama.

"Ya udah kalau mau nya gitu, Mamih tetep Anter kamu dulu baru Mamih ke ruangan dokter Kim."

Yasha juga mengangguk, dia tidak bisa lagi membantah kalau Hanna sudah mengambil keputusan final.

Gema Yasha GemelardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang