"Jujur sama kakak, tadi pagi kenapa tiba-tiba gak jadi sekolah?"
Yasha yang masih berbaring di temani Tara berpikir sejenak. Anak itu belum mengeluarkan jawaban hanya memainkan mulut nya saja tanpa suara.
"Denger engga Kakak nanya."
"Iya denger, tapi gak bisa jawab."
Tara menghembuskan napas pasrah, ini sudah malam dan adik nya masih diam di dalam kamar, sejak tadi pulang sekolah tidak ada yang Yasha lakukan selain tidur.
Tadi mamih sempat marah, soal kursi gamming yang mahal. Karena ternyata sudah di bayar cash oleh Gerdylan jadi tidak bisa di kembalikan.
Jadi tadi kekesalan Hanna menyebar dari yang tadinya hanya soal kursi merembet kemana-mana sampai Gerdylan juga kena.
"Bukan karena kursi kan jadi gak mau sekolah?"
Yasha takut-takut melirik kakak perempuan satu-satunya itu, Tara masih menunggu jawaban dari adiknya.
"Yasha cuman ngerasa sesek, kakak gak liat ini di pasangin oksigen."
Tara mengangguk, dirinya juga tau kalau Yasha sempat sesak tadi pagi meskipun tidak begitu parah. Yang membuat penasaran itu apa pemicunya, tidak mungkin tiba-tiba Yasha kambuh kalau tidak ada pemicu.
Tara sudah pastikan sebelum meninggalkan adik bungsunya itu baik-baik saja. Tidak ada demam atau gelagat yang aneh.
"Masih belum mau jujur sama Kaka?"
Yasha mengalihkan pandangannya, bukannya tidak mau jujur hanya saja belum siap untuk bercerita.
"Yasha takut."
Kening Tara mengerut, "takut soal apa?" Tanyanya kemudian.
"Yasha gak ngerti, kenapa pas kaki Yasha nyampe sekolah tiba-tiba disini rasanya langsung gak enak." Yasha menekan dada nya tepat di bagian tengah.
"Gimana rasanya?"
"Sesek tapi beda gak kaya pas Yasha kambuh."
Tara makin penasaran, ingin lebih dalam menanyakan hal itu tapi pintu kamar Yasha keburu terbuka.
"Kak Tara, ada kak Sultan di bawah."
"Suruh tunggu sebentar Kakak nanti kebawah."
"Kakak aja yang bilang sekalian ke bawah."
Yoda anak itu malah masuk ke dalam kamar, sok-sokan mengecek kondisi Adiknya. Tara sendiri tidak bisa membantah memilih keluar meninggalkan Yasha dan Yoda berdua.
"Gimana udah enakan badannya?"
"Emang badan Yasha kenapa?"
Yoda melirik adik nya dengan kesal, ingin rasanya menjitak kepala adik nya kalau tidak melihat Yasha masih pucat.
"Ya maksud Kakak itu enakan dadanya, kan gak enak banget nanyanya."
Yasha mengangguk singkat, lalu memaksakan untuk duduk.
"Kak, pengen ngereview kursi baru."
Yoda jadi ingat tujuannya datang kesini, dia ingin melihat kursi seperti apa yang membuat Mami nya marah-marah.
"Beneran itu kursi harganya dua ratus juta?"
Yasha menghampiri kursi yang sudah tersusun rapih di depan komputer nya. Mengusap nya perlahan sebelum menduduki nya.
"Gila, nyaman banget ini."
Tangan Yoda sepertinya tidak tahan ingin memberi geplakan pada kepala Yasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Yasha Gemelard
Novela JuvenilHanya berisi keseharian Yasha yang manja, jahil dan di sayang keluarga.