Yasha masih bisa tertawa di sela napas mengi nya, anak itu terlalu bersemangat tertawa sehingga sesak mendera karena jantungnya berpacu begitu cepat akibat lonjakan emosi yang begitu tiba-tiba.
"Udah dong Yash, serem banget itu ketawa Lo."
Hanna datang membawa air putih juga obat pereda sakit, baru kali ini melihat Yasha yang kambuh tapi malah tidak bisa berhenti tertawa.
Padahal ini bukan hal lucu, hanya saja melihat Jemmy menangis sesenggukan mengira Yasha mati menjadi hiburan tersendiri bagi Yasha.
"Di minum dulu obat nya Dek, nanti malah tersedak kamu."
"Bentar Mih, aduh lucu deh. Liat Jemmy panik sampe gak bisa bedain mana buah naga mana darah."
Jemmy memanyunkan bibirnya, mana bisa membedakan nya kalau tadi itu terlalu kalut melihat Yasha tergeletak dengan noda merah mirip darah.
"Lagian, suruh siapa tidur pake mulut ngebuka terus noda merah dimana-mana. Makanya kalau makan itu jangan sambil tidur." Sungut Jemmy.
Dia masih kesal, bahkan debaran jantungnya masih tidak menentu ketika tadi membayangkan hal buruk yang menimpa sahabat sejak kecilnya itu.
"Ngantuk, kirain gak akan tidur nyenyak. Mana lagi enak makan lagi tadi jadi buah naga sisanya malah jatuh dan ketimpa deh pas Yasha ikutan jatuh."
"Udah Mamih bilang kan, tidur di kamar masih aja bantah."
Tadi itu padahal sebelum Hanna keluar sudah menyuruh Yasha untuk pindah tidurnya di kamar. Tapi anaknya sudah terlanjur ngantuk parah dan ketiduran sampai jatuh ke karpet.
"Sesek gak." Tanya Hanna.
Yasha batuk sesekali, sedikit sesak tapi masih bisa dia tahan. " Oke ko Mih." Ucap Yasha dia duduk bersandar di sofa memanjangkan kakinya dan bernapas dengan perlahan.
"Pindah kamar yuk?" Ajak Jemmy, dia hanya tidak tega saja melihat Yasha yang bernapas seperti ikan berada di darat.
"Tapi gendong?"
"Kamu ini dek, udah tau badan Jemmy lebih kecil malah minta gendong. Nanti yang ada malah jatuh kalian berdua." Tegur Hanna.
"Ya udah, kalau gak bisa gendong gandeng bisa kan?"
Jemmy menghela napas, lalu menarik tangan Yasha dan menggandengnya hingga kamar.
💕
Jemmy membantu Yasha untuk berbaring di kasur, Jemmy tau anak itu masih lemas karena pagi tadi baru keluar dari rumah sakit.
Meski katanya tidak kenapa-kenapa tetap saja kalau sampai rawat inap satu hari artinya ada sesuatu yang tidak beres.
"Katanya pulang nya malam, kenapa pagi udah pulang?" Tanya Jemmy.
"Kenapa emangnya gak boleh? Pada aneh kalian liat Yasha pulang cepet bukannya pada seneng malah pada gitu responnya."
"Bukan gitu, ya kan tadi aja Lo masih sesek." Ucap Jemmy penuh alasan.
"Udah ah gak seru bahas penyakit, mendingan kita main PS 5 aja gimana?"
Mata Jemmy melotot mendengar kalau sahabat nya itu mempunyai PS 5, karena setau nya Yasha tidak di boleh kan membeli PS 5.
"Loh, Papih Yasir udah ngasih ijin buat beli?"
Yasha menggeleng, dia bangkit dari tidurnya dan menuju lemari nya. Mengeluarkan kotak besar yang sama sekali belum dia sentuh dari pertama membeli nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Yasha Gemelard
Teen FictionHanya berisi keseharian Yasha yang manja, jahil dan di sayang keluarga.