"Mamihhhh, adekkk muntahhhh!"
Teriakan menggema terdengar di sepenjuru ruangan, hasil dari suara yang berasal dari Yoda.
Anak itu teriak-teriak tidak berenti memanggil Mamih nya karena tidak kunjung datang. Hanna memang mendengar panggilan itu tapi kerjaannya di kamar juga sedang tanggung.
Hanna cepat-cepat mencuci tangannya tidak sempat lagi membersihkan muka dan langsung berlari menuju ruang tv yang sepeninggal nya tadi kedua anak bungsunya ada disitu, main game bersama setelah makan malam.
"Ya Allah, Adek kenapa bisa kaya gini sih."
Ketika Hanna datang sudah ada Bi Neli yang membantu Yasha membersihkan muntahannya yang mengenai baju, juga karpet. Tidak kalah ketinggalan juga Yoda yang kena imbas sebab tas sekolah nya kena juga.
Tadi sebelum nya anak itu berniat mengerjakan tugas nya dulu tapi tidak bisa menahan ajakan adik nya untuk main PS dan berakhir seperti ini.
"Mual Mih, perut Yasha gak enak rasanya."
"Makan eskrim nya lebih banyak lagi coba jadi kaya gini kan. Coba nurut dek, udah kaya gini pasti melilit perutnya ya."
Yasha menutup mulutnya kembali, merasa mual nya datang kembali ketika melihat muntahan sebelumnya.
"Muntahnya di kamar mandi dek, kasian Bi Neli baru selesai bersihinnya."
Tapi sepertinya Yasha sudah tidak tahan kalau harus berlari ke kamar mandi yang terdekat sebelah dapur.
Berakhir muntah dengan posisi Yoda berada di bawahnya sedang bejongkok membersihkan tas sekolah nya yang terkena cipratan muntahan Yasha.
"Mamih, punggung Yoda kena muntah adek!"
Hanna mengusap dada, bingung mau marah atau tertawa melihat Yasha yang merasa bersalah juga melihat Yoda shock karena punggung nya kena muntahan dari Yasha.
Pada akhirnya Hanna menuntun anak bungsu nya yang sudah terlihat lemas, tidak sempat lagi menghiraukan Yoda yang mengomel sebab bukan hanya punggung nya rambut bagian belakang juga terkena. Padahal baru setelah Sholat Isya tadi anak itu mandi.
"Kalau kaya gini namanya keramas dua kali. Aahhh YASHAAAAAAAAA!"
🌼
Malam nya Yasha demam, tidak sampai kambuh tapi membuat satu rumah kelabakan. Pasal nya Yasha masih tetap muntah dan menangis sesenggukan.
Entah apa sebab nya tapi perubahan mood anak itu membuat yang lain bingung terutama Hanna, ibu empat anak itu sudah mondar mandir dengan satu tangan menggenggam telepon yang di tempel di kuping sebelah kirinya.
"Gimana mih, di angkat gak sama dokter Kim?"
Gerdylan bertanya, sebab bingung menghadapi adik nya yang tantrum seperti ini.
"Kakak kepala Yasha pijitin, kenapa malah berhenti."
Tangan yang sebelum nya berhenti mijat kening nya Yasha mulai bergerak kembali memijat dengan lembut, adik nya masih seperti tadi merengek tidak henti yang sakit kepala yang sakit kaki dan yang sakit tangannya.
Yoda juga kena, sudah di pijat kaki adiknya masih kena tendang dengan alasan kakinya pegal tapi ketika di luruskan malah kena badan Yoda.
"Bisa diem gak ini kaki nya. Udah baik juga gue pijitin."
Yoda protes sebab adik nya itu seperti sengaja menggerakkan kaki nya, padahal dia sudah baik hati untuk memijiti kaki adik nya itu.
"Kakak tau pegel linu engga? Engga enak tau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Yasha Gemelard
Novela JuvenilHanya berisi keseharian Yasha yang manja, jahil dan di sayang keluarga.