24. AMIT-AMIT

18K 2.2K 283
                                        

22 Oktober 2021. Karena saya rasa chapter-chapter pengenalan sudah dirasa cukup untuk pembaca memahami watak, situasi para tokoh dan juga dunia mereka, kini mari kita mulai cerita sesungguhnya dengan perlahan-lahan. Harap bersabar karena cerita ini memiliki alur lambat.

Hari ini Cantika harus rela berpisah lagi dengan induk inangnya. Selama seminggu penuh Dirga tidak akan bisa menemaninya di istirahat pertama dan kedua. Sabtu depan turnamen sudah dimulai, jadi Dirga sedang gencar-gencarnya latihan.

"Daaa~Dirga. Semangat latihannya!" teriak Cantika menyemangati Dirga.

Selalu menjadi pusat perhatian selama menjadi Niana membuat Cantika tidak merasa canggung lagi berteriak di keramaian. Mau dia diam pun akan tetap menjadi pusat perhatian, maka dia memutuskan untuk mulai acuh dengan segala mata yang menatapnya.

Sedangkan Dirga yang sedari dulu memang kurang rasa malunya, malah melambai-lambaikan kedua tangannya ke udara dengan semangat. Teriak-teriak lagi.

"Daaaa~ Niana. Ketemu lagi nanti di kelas selanjutnya"

"Lo mau dibeliin sesuatu dari kantin nggak?"

"Donat yang tengahnya bolong. Yang coklat sama yang kacang-keju"

"Minumnya?"

"Nggak usah"

Itu mereka bicara sambil teriak-teriak di koridor yang rame. Disaksikan oleh seluruh pasang mata yang ada di sana. Mereka terus saling berteriak dan melambaikan tangan hingga akhirnya mereka tak saling melihat satu sama lain.

"Norak banget Lo!"

Cantika memandang sinis pada orang yang baru saja mengolok dirinya. Hanya beberapa orang yang bisa dengan enteng mengoloknya seperti itu.

Orang yang paling bisa dan sering mengoloknya adalah Bima. Sayangnya ini bukan Bima. Bima tidak mengambil Jurusan Literatur.

Orang yang selalu berada di kelas literatur yang sama dengan Cantika selain Dirga hanya ada satu. Eh, dua. Eh, tiga. Nggak taulah Cantika, dia nggak bisa hafal semua murid yang sekelas dengannya. Sebenarnya datanya sudah dikirim oleh Anjas, hanya Cantika saja yang belum hafal.

Pokoknya orang tersebut selalu sekelas dengan Cantika kecuali saat kelas olahraga. Bukan salah orang tersebut, namun salah Niana yang memang dengan sengaja memilih kelas yang sama dengan orang tersebut. Siapa lagi jika bukan Satria.

"Ikut gue!"

Satria dengan paksa menarik pergelangan tangan Niana. Membawa Niana menuju ke teman-temannya dan juga Liliana bersama teman-temannya.

Cantika tentu tak akan tinggal diam saja dibawa ke sarang musuh. Dia masih ingin hidup. Dia masih ingin membeli donat bolong pesanan Dirga.

Niana memberontak dan berhasil lepas. Segera saja dia lari ke tempat pertemuannya dengan Pargata, Anjas dan Rando.

QodoQ Lu

"Ngapa Lo ngos-ngosan?"

"Hampir aja kena eksekusi gue"

"Nih minum"

Dengan segera Cantika meneguk air mineral yang diberikan oleh Anjas hingga habis.

"Ada masalah apa lagi sama Satria?" Rando bertanya.

"Nggak tahu. Tiba-tiba aja dia narik tangan gue"

"Gue punya firasat buruk" Pargata berucap yang mengejutkan ketiga temannya.

"Apa?" tanya Pargata menatap bingung ketiga temannya.

"Lo kalo ngomong jangan sembarangan deh, Par!" marah Cantika.

Leave me aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang