4 Desember 2021. Sorry ngaret.
Namanya Adimas, psikolog muda yang prestasinya tak cukup semalam untuk menjabarkannya. Menjadi salah satu psikolog terkemuka yang tak bisa dipandang sebelah mata kemampuannya meski masih dalam usia pertengahan 20an.
Dengan segala prestasi dan sanjungan yang selalu didapatkannya, membuat tingkat kepercayaan dirinya sangat tinggi dan kokoh. Sangat tinggi dan kokoh hingga menjadi congkak.
Namun sepertinya saat ini kekokohan kepercayaan dirinya—yang menjurus ke kesombongan—tengah diuji oleh pasien barunya yang baru mulai dia konsultasi hari ini.
Mendapatkan tawaran bekerja secara pribadi dari keluarga konglomerat yang sering dilihatnya di TV, koran maupun berita online, membuat Adimas merasa senang bukan main. Tanpa pertimbangan, langsung saja diterimanya pekerjaan tersebut. Berpikir jika pekerjaannya kali ini dapat menjadi batu loncatan untuknya menuju ke tingkat yang lebih tinggi.
Sayangnya harga memang tidak berbohong. Gajinya yang tinggi sepadan dengan tingkat kesulitannya. Adimas rasanya ingin menangis saja melihat pasiennya yang kini menatapnya tanpa menunjukkan emosi yang berarti. Ini sudah satu jam sejak mereka memulai sesi konseling dan pasiennya tidak mengeluarkan suara sama sekali. Hanya deru nafas dan helaan nafas lelah yang dikeluarkan oleh pasiennya.
Bahkan ketika mengungkit hal-hal yang menurut keluarga pasien merupakan trauma sang pasien, tidak ada tanggapan dari sang pasien. Hanya tatapan bosan yang selalu diterimanya.
Seingatnya keluarga pasien memberitahunya jika pasiennya adalah penderita D.I.D dan bukannya penderita masalah pendengaran, jadi kenapa sedari tadi pasiennya bertingkah seakan tidak bisa mendengarnya.
Tapi Adimas tidak akan menyerah. Banyak orang yang ingin berada di posisinya saat ini, jika dia tidak bisa menunjukkan kemampuannya maka posisinya saat ini akan digantikan oleh orang lain. Adimas yang ambisius tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi. Masih ada 1 jam tersisa untuk Adimas menunjukkan kemampuannya.
Sedangkan pasien Adimas hanya menatap bosan Adimas yang tanpa sadar mengabaikan pasiennya dan sibuk sendiri dengan benaknya. Tak tahu saja Adimas jika pasiennya itu tengah mati-matian untuk tidak menunjukkan emosi apapun selain menunjukkan emosi bosan. Sedikit saja sang pasien lengah maka Adimas akan memiliki celah untuk menerobos pertahanannya. Mereka kini tengah bertarung dengan cara mereka masing-masing.
QodoQ Lu
Harusnya sepulang dari pertandingan, Dirga merayakan kemenangannya bersama teman-temannya dengan canda tawa. Merayakan dengan Akas dan Zidny di warung kopi dekat rumah mereka seperti biasanya dan berakhir dengan Zidny yang membuat dompetnya hampir kosong karena banyak memesan makanan dan dibagi-bagikan kepada seluruh orang yang lewat sembari berucap ‘sohib saya baru menang gelut, ini acara syukuran kecil-kecilan agar sohib saya makin strong’. Dirga tertawa sendiri membayangkannya.
Setelah merayakan dengan Akas dan Zidny, mungkin untuk pertama kalinya dia akan merayakannya dengan orang lain. Dia berencana merayakannya di kafe Rando dengan Bima, Pargata, Anjas, Rando dan.....Niana. Itu rencananya sebelumnya sebelum kejadian yang ingin dilupakannya itu terjadi.
Dirga bingung dengan keadaannya sekarang. Bingung harus memilih antara teman yang selalu ada untuknya sedari dulu atau Niana yang entah sejak kapan sudah memiliki peran besar di hidupnya.
Entah atas dasar apa tapi dia yakin jika Niana bukan pelaku pembullyan Tika dan Mawar. Tapi ada bukti jika memang Niana yang melakukan perundungan pada Tika dan Mawar. Tapi dia yakin Niana tidak mungkin melakukannya. Tapi ada bukti dari dokter dan pihak kepolisian.
Dirga dengan tapi-tapinya yang membuat pusing.
QodoQ Lu
Di tempat lain, Niana sendiri juga pusing dengan pikirannya. Jujur saja pertemuan dengan Adimas benar-benar memberikan tekanan yang berat untuk pikirannya. Sama sekali tidak mudah untuk terus-menerus mempertahankan raut bosan tanpa menunjukkan emosi yang lainnya. Sedikit saja lengah maka akan menjadi kekalahannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leave me alone
FantasiaNiana Putri Joyodiningrat, seorang tokoh antagonis dalam sebuah novel. Sesuai dengan perannya, Niana akan selalu berusaha membuat masalah untuk sang protagonis. Hingga akhirnya datanglah sang pangeran berkuda putih yang akan datang menyelamatkan san...