29. Lo Bego

16.7K 2.3K 100
                                        

Hari ini Cantika kembali masuk sekolah setelah kemarin dengan paksa para bodyguard suruhan Pak Arya mendobrak pintu kamarnya dan kemudian menyeretnya ke rumah sakit. Membuat dia harus dirawat selama semalam padahal yang terluka hanya kakinya.

Teman-temannya yang mendengar dia tidak masuk karena dirawat di rumah sakit, memilih mengambil jatah bolos untuk menjenguknya. Bahkan Dirga dan Bima sampai ijin  demi untuk menjenguknya. Sebenarnya tidak dapat dibilang menjenguk, lebih tepatnya mereka menemaninya hingga waktu kunjung habis. Cantika senang-senang saja mereka menemaninya. Yang jadi masalah adalah Dirga dan Bima yang menceramahinya tanpa henti. Memarahinya karena tidak bisa menjaga tubuh yang sangat berharga bagi seorang atlet.

Selain teman-temannya, Liam dan Lucas juga bersikeras untuk menemaninya di rumah sakit. Mereka bahkan menginap. Yang membuat Cantika terkejut adalah kedatangan Zidan dan Hanan yang tidak diduganya.

Hanan adalah orang yang menolongnya dulu saat Dewa dan Chandra mengolok-oloknya. Hanan si kalem yang selalu tersenyum. Meski senyumnya terkadang terlihat sangat palsu, tapi Cantika tidak merasakan niat buruk dari Hanan. Teman-temannya yang lain juga menerima kedatangan mereka dengan tangan terbuka. Jadi dia tidak masalah dengan kedatangan mereka.

Pagi ini Cantika sengaja berangkat lebih awal untuk menemui Anjas. Kemarin dia meminta bantuan pada Anjas dan sekarang dia ingin menagihnya.

“Gimana?” tanya Cantika tanpa basa-basi.

Saat ini mereka berkumpul di kafe Rando minus Bima dan Dirga. Mereka berdua mendapat latihan tambahan sebagai ganti kemarin.

“Nih” Anjas menyodorkan buku tabungan, kartu kredit, ATM dan KTP pada Niana.

“Bukannya Lo udah ada tabungan sama kartu kredit, buat apa bikin lagi?” tanya Rando yang baru datang membawa sarapan.

“Gue mau pindah”

“Sebenarnya lebih cocok disebut kabur” potong Anjas membenarkan.

“Lo mau kabur dari rumah?” tanya Rando sedikit histeris.

Sebenarnya Cantika tidak ingin menerima jika disebut kabur, namun kenyataannya dia memang kabur.

“Hmmm. Takutnya buku tabungan sama kartu kredit gue dibekuin Pak Arya waktu gue pindah. Makanya gue bikin buku tabungan dan kartu kredit baru yang nggak bisa dibekukan oleh Pak Arya”

“Mau pindah kemana?” Pargata ikut percakapan.

“Belum tahu”

“Di samping pas rumah Dirga ada rumah kosong yang udah lama nggak kepakai. Kalau Lo mau gue bisa cari infonya” tawar Anjas.

“Jangan! Rumah itu katanya angker. Dulu katanya tempat itu digunain untuk ritual pemujaan setan. Banyak penghuninya” Rando tak setuju dengan saran Anjas.

“Angker tuh Par. Nggak mau nginep disana?” tawar Cantika pada Pargata.

Langsung saja senyum cerah terbit di wajah Pargata “Boleh. Beli rumah itu buat gue Njas”

“Nggak, enak aja. Yang mau beli rumah gue, jadi gue yang bakal beli rumah itu. Lo nginep aja disana sebelum rumah itu gue tinggalin. Usir semua setan yang ada”

“Hmm cukup adil. Nanti kalau masih ada setannya yang tertinggal, bilang aja sama gue”

Rando hanya melongo mendengar percakapan antara Niana dan Pargata. Dia memang memanggil Pargata sebagai cenayang, tapi bukan berarti Pargata adalah cenayang sungguhan yang bisa mengusir hantu. Terserah lah apa yang akan mereka lakukan. Rando hanya akan berperan sebagai penonton.

Leave me aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang