13. A lil bit rough

18.6K 2.6K 119
                                    

17 Juli 2021. Panas kepala saya.

Pukul 5 kurang 5 menit, Cantika, Dirga dan kelompok Pargata kembali ke sekolah. Pelajaran keempat sekaligus pelajaran terakhir dimulai pukul 5 yang berakhir pada pukul 7. Pelajaran terakhir hari ini adalah ilmu gizi dari jurusan utama olahraga yang Cantika ambil. Cantika pikir jurusan olahraga hanya berhubungan dengan sesuatu yang melelahkan dan praktek lapangan saja, ternyata terdapat banyak hal lain yang dipelajari, seperti pelajaran ilmu gizi yang akan dipelajarinya sebentar lagi.

Anjas dan Pargata memisahkan diri untuk masuk ke kelas mereka masing-masing. Sedangkan Rando, Bima, Dirga dan Cantika berada di kelas yang sama. Cantika baru tahu jika Bima juga memilih olahraga sebagai jurusan utamanya. Namun tidak seperti Dirga, ada beberapa mata pelajaran yang Bima tidak sekelas dengan Cantika.

Sedangkan kelas ilmu gizi Rando berasal dari jurusan alternatif tata boga yang diambilnya. Rando mengambil jurusan tata boga guna mengasah hobi memasaknya sekaligus untuk meningkatkan kualitas makanan di kafenya. Sedari dulu cita-citanya memang ingin menjadi chef, namun keluarganya yang menjalankan bisnis di bidang entertainment tak mendukungnya. Keluarganya memang tidak melarang Rando melakukan hobinya tetapi mereka juga membatasi kegiatan Rando di bidang kuliner. Jadi Rando hanya bisa puas dengan kafe yang dimilikinya meski sebenarnya dia ingin membuka restoran bintang lima.

"Kok sepi?" tanya Cantika saat mereka berjalan di koridor yang menuju ke kelas mereka.

"Kan yang lainnya udah pada pulang" jawab Rando.

"Pulang? Bukannya masih ada satu kelas lagi?" bingung Cantika.

"Kan siswa yang cuma ngambil 1 jurusan alternatif cuma punya 3 kelas. Masa lo lupa sih?" jawab Rando.

Cantika shock dengan informasi baru yang didapatnya. Ingin rasanya dia memaki Niana yang telah mengambil 2 jurusan alternatif. Kenapa harus merepotkan diri? Ingin juga dia memaki orang yang telah menabraknya hingga kini dia harus menjadi Niana.

"Gitu tuh otak kalo nggak sering digunain, jadi gampang karatan kan" Bima dan mulut pedasnya.

QodoQ Lu

Pelajaran berakhir, dan seperti sebelum-sebelumnya Cantika sama sekali tidak paham dengan apa yang gurunya terangkan. Yang dia lakukan selama di kelas hanya pura-pura memperhatikan agar tidak ditunjuk oleh sang guru. Andai dia memiliki kemampuan untuk tidur dengan mata terbuka.

"Kita mau kumpul lagi di kafe gue setelah ini, lo mau ikut nggak?" tanya Rando setelah guru meninggalkan kelas.

"Nah pass. Gue capek badan, pikiran dan mental" jawab Cantika lesu.

"Kalo lo Dir?" Rando mengalihkan pertanyaan kepada Dirga.

Dirga yang tidak menyangka akan ditanya merasa terkejut. Dia pikir kelompok Pargata tidak akan menganggapnya sama sekali. Dia pikir pendapatnya tidak penting bagi anak-anak terkenal seperti kelompok Pargata. Tapi ternyata mereka peduli dengan pendapatnya. Mereka tidak memaksanya untuk mengikuti mereka, mereka mengajaknya tanpa paksaan maupun tekanan. Dirga merasa tersanjung.

"Itu..anu..gue..gue masih ada urusan. Jadi gue juga pass" jawab Dirga terbata.

Sebenarnya Dirga ingin ikut nongkrong bersama kelompok Pargata, siapa tahu dia kecipratan kepopuleran mereka. Tapi sayangnya sebelumnya dia telah berjanji pada diri sendiri untuk meminta maaf pada tetangganya, Pak Bambang. Dia masih yakin jika Niana yang mengikutinya adalah bentuk karma yang didapatnya karena terlalu sering menjahili tetangganya tersebut. Dia harap setelah dirinya mendapatkan maaf dari Pak Bambang, Niana akan berhenti menempelinya. Karena jika Niana masih saja menempelinya maka cepat atau lambat dia akan terseret pada masalah. Semua orang di sekolah tahu jika Niana adalah pusat masalah.

Leave me aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang