Chapter bonus : Tawuran Tahap 2

13.7K 2.4K 361
                                    

29 Oktober 2021. Chapter ini hanya untuk seneng-seneng. Hampir nggak ada plot cerita. Makanya disebut chapter bonus.

Semakin lama aksi tawuran menjadi semakin seru untuk ditonton. Anjas sangat senang saat mengetahui jika Satria dan teman-temannya juga terlibat dalam aksi tawuran tersebut. Lebih senang lagi setelah mengetahui jika Satria sudah lemah tak berdaya akibat menerima beberapa pukulan dari balok kayu.

Sepanjang waktu, Anjas dan ketiga bersaudara bukannya memperhatikan keselamatan Pargata dan Rando namun malah sibuk mengomentari kelompok Satria yang sedang kesusahan.

Senang mereka tuh melihat kelompok Satria susah.

Sayangnya, seperti sebuah keajaiban, tiba-tiba saja Satria kembali berdiri dan bertarung dengan semangat seakan dia tidak pernah dipukul oleh balok kayu.

Para penonton kecewa.

'Hah! Dunia Novel!' cemooh Cantika pada author novel dunia ini.

Sedang asyik-asyiknya menonton, tiba-tiba saja seseorang berlari ke arah mereka dari arah tawuran yang sedang berlangsung. Dia jelas salah satu dari peserta tawuran.

Dengan segera Anjas berdiri di depan ketiga bersaudara. Menghalau apapun yang mungkin terjadi. Lucas juga sudah bersiap dengan sendok-nya lagi. Dan Cantika masih mempertanyakan perihal sendok tersebut.

Setelah jarak mereka hanya tinggal beberapa langkah, orang tersebut berhenti sembari mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Anjas berjaga-jaga jika orang tersebut menyerang secara tiba-tiba.

"Gue boleh gabung nggak? Capek gue tawuran" ucap orang tersebut sembari masih ngos-ngosan.

Mendengar perkataan dari orang tersebut membuat Anjas dan ketiga bersaudara mengendurkan penjagaan.

Anjas heran dengan orang tersebut, tawuran kok pake istirahat?!

Ngaca, Njas!

"Kuaci, Bang" Lucas lagi-lagi menawarkan sebutir kuaci.

"Terima kasih" ucap orang tersebut sembari menerima sebutir kuaci dari Lucas.

Dan jadilah kelompok piknik itu kini beranggotakan 5 orang. Menonton tawuran sembari mengemil kuaci yang masih banyak. Ditemani dengan sekaleng soda yang mereka beli di vending machine tidak jauh dari sana.

"Nonton tawuran ternyata lebih seru dari ikut tawuran ya?" komentar si pendatang baru.

"Ngomong-ngomong penyebab tawuran ini apa sih, Kak?" tanya Liam penasaran.

Tak ada jawaban. Padahal Anjas dan ketiga bersaudara berharap si pendatang baru memberikan jawaban dari pertanyaan yang sedari tadi melayang-layang di kepala mereka. Sedangkan si pendatang baru yang merasa diperhatikan segera mengalihkan pandangannya dari tawuran menuju ke orang-orang yang menatapnya penuh harap. Si pendatang baru mengusap tengkuknya gugup.

"Nggak tahu" jawab si pendatang baru cengengesan "Tau-tau aja tadi temen-temen gue pada berantem sama kelompok lain. Jadi ya udah, gue bantu aja" lanjutnya dengan jujur.

"Aneh Lo! Ikut tawuran kok nggak tahu duduk permasalahannya?!"

Ngaca, Njas!

"Lo sendiri tadi juga ikut tawuran kan? Lo harusnya tahu dong penyebabnya"

Anjas diam seketika. Dengan segera mengalihkan pandangannya dari si pendatang baru. Kembali menatap ke arah tawuran yang sedang berlangsung. Berusaha sekuat mungkin untuk berpura-pura tidak menyadari pandangan keheranan si pendatang baru.

Liam yang peka kemudian membisikkan sesuatu kepada si pendatang baru. Setelah mendengar bisikan dari Liam, si pendatang baru mengubah pandangan herannya pada Anjas menjadi tatapan seakan menatap sesuatu yang aneh. Sedang Anjas sendiri hanya bisa berpura-pura tidak menyadari tatapan tersebut.

Leave me aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang