Typo!!
•
•
•
•
•Maul kira Lesti hanya bercanda saat di bilang sedang hamil pada waktu itu, ternyata semua itu adalah kebenaran yang coba Lesti ucapkan padanya. Maul merasa bersalah karena sudah tidak percaya kepada Lesti dan mengabaikan kejujurannya waktu itu. Seandainya dia waktu itu mempercayai ucapan Lesti, Lesti tidak akan merasa sendiri dan dia juga bisa membantu Lesti untuk mengatur jadwalnya, dia juga tak akan merasa kesepian saat hamil. Dari yang Maul tahu, biasanya orang yang mengandung sangat sensitif dan Maul tak tahu seberapa kuat Lesti menahan kekesalannya supaya orang orang yang berada disekitarnya tak curiga kalau dia sedang mengandung.
Menyesal.
Satu kalimat itu yang kini mengusik pikiran Maul.
Jika saja terjadi sesuatu pada kandungannya Maul yang akan menjadi orang pertama yang merasa bersalah. Waktu mendengar Lesti sering kali memeriksakan kandungannya sendirian saja sudah membuat hati Maul sakit. Maul merasa dia tidak jauh beda dengan sahabat sahabatnya yang lain, yang pura pura baik saat didepannya dan kebalikannya saat berada dibelakangnya.
Tiga jam beralalu, Lesti membuka kedua matanya yang langsung disambut tatapan kesedihan dari asisten manajernya. Lesti merubah posisinya menjadi duduk dengan secepat kilat Maul membantunya dan menggenggam jarinya.
"Aku sudah menduganya akan seperti ini"
Lesti sama sekali tidak penasaran ketika melihat wajah Maul yang nampak menyesali sesuatu."Maafkan aku"
Ucap Maul penuh penyesalan yang membuat Lesti terkekeh, Maul yang kesal menjitak kening Lesti."Auuh, Kakk"
Lesti memberikan tatapan marah kepada Maul tapi Maul justru menangis dalam diam."Kak, maaf aku tidak-"
Maul memeluk Lesti memotong ucapannya, Lesti dibuat terkejut dengan tindakan Maul."Maafkan aku"
Lesti hanya diam, bibirnya kelu tak tahu harus menjawab bagaimana."Seharusnya kau terus menerus bilang kepadaku kalau kau hamil sampai aku membawamu kerumah sakit dan mengetahui kondisimu sejak awal. Tapi kenapa kau justru diam dan membiarkan aku menjadi orang jahat yang seakan akan aku tidak peduli padamu"
Maul menangis tapi entah mengapa itu membuat Lesti lega.Lesti senang, dia tidak sendirian disini, masih ada orang yang peduli padanya meskipun hanya satu tapi ini sudah lebih dari cukup membuat Lesti senang. Dia tidak butuh banyak orang yang berada disampingnya disaat dia bahagia tapi cukup satu orang yang akan selalu ada disampingnya maka dia akan merasa,
Dunia terkadang memberinya sebuah candaan yang mengatas namakan kesedihan tapi diatas kesedihan itu akan ada seseorang yang menghapus air matamu, selalu disampingmu dan tentu saja selalu mendukungmu.
Untuk saat ini aku tidak meminta yang lain, cukup berikan aku orang itu maka semuanya akan baik baik saja.
Dan Lesti mendapatkannya sekarang.
"Tak apa Kak, aku yakin aku baik baik saja dan Baby L juga baik baik saja. Kau tidak perlu merasa menyesal seperti ini"
Walaupun Lesti berkata demikian tapi tetap saja bagi Maul ini adalah kesalahan fatalnya.Beruntung hari ini dia menyetujui keinginan Lesti untuk menggantikan Yuli dan juga membawa Lesti kepada dokter yang bisa menanganinya. Maul tidak bisa membayangkan jika dia tidak menyetujui menggantikan Yuli, pasti Yuli akan mengetahui kondisi Lesti dan itu bahaya. Walaupun Maul mempercayai Yuli tapi entahlah, dia lebih percaya dengan dirinya sendiri dibandingkan orang lain dan juga jika dia membawa Lesti kerumah sakit lain dia juga belum tentu mendapatkan dokter seperti dokter San yang bersedia merahasiakan kondisi Lesti. Bagaimana jika tadi dia tak mendapatkan dokter yang dapat dia percaya, Maul yakin nama Lesti akan muncul disurat kabar dengan judul yang ditulis dengan huruf kapital besar.