Typo!!
Hati yang mengalami trauma seperti kecelakaan yang selamat namun cacat seumur hidup.
•
•
•
•
•"Apa yang kau lakukan disini? Menungguku?"
Dinda yang memang baru saja tiba setelah mengakhiri acaranya melihat Lesti dan Maul yang baru saja tiba, dia ingin mengabaikannya tapi saat matanya tertuju pada sosok kekasihnya dia mengernyit dan sesegera mungkin menghampiri mereka."Ya, dia menunggumu dan juga merindukanmu"
Dandi yang menjawab tapi entah perasaan Lesti semata atau memang kenyataannya tapi dia merasakan Dandi meliriknya, Lesti tidak mengerti maksud dari lirikan Dandi itu bermakna apa? Mungkinkah pria itu masih marah padanya atau apa? Tapi jika dia memang masih marah, apa yang membuat dia marah padanya? Lesti merasa dia tidak membuat kesalahan lagi padanya, semenjak retaknya persahabatan mereka Lesti bahkan tidak berani mengirim pesan padanya begitupun sebaliknya tapi kenapa dia merasa saat ini Dandi sedang menyinggungnya? Mungkinkah dia memiliki kesalahan yang tidak dia ketahui?Jika pemikiran Lesti seperti itu lain halnya dengan Maul.
Awalnya dia pikir Billar memang menunggu Dinda yang baru saja tiba tapi melihat dari lirikan mata Dandi kearah Lesti dan penekanan kata menunggu dan merindukanmu membuat Maul yakin, yang pria bermata hitam tajam itu rindukan bukan kekasihnya melainkan lawan mainnya diseries kulepas dengan ikhlas, Lesti.
Dinda terdiam, tugasnya saat ini hanya mengawasi, dia mengawasi kekasihnya yang sesekali melirik kearahnya ah sepertinya tidak, orang yang diliriknya sekarang adalah orang yang berdiri disampingnya, dialah orang yang tidak disukainya, dia merasa atmosfer yang berbeda disini dan ucapan dari Dandi, Dinda merasa kata-kata itu tidak ditunjukkan padanya melainkan Lesti, benarkah? Benarkah seperti yang dia pikirkan sekarang?
Tidak, tidak, itu tidak akan pernah terjadi!.
Dia tidak boleh berpikiran buruk mengenai kekasihnya hanya karena Lesti, dia tidak boleh merusak hubungannya hanya karena wanita yang tidak memiliki kelebihan dibandingkan dirinya, Billar hanya mencintainya dan akan tetap mencintainya.
Mencoba menghilangkan hawa dingin disekitarnya, Dinda tersenyum, tangannya menjulur guna meraih jemari Billar, digenggam jemarinya penuh kehangatan tapi Billar sama sekali tidak membalas sentuhannya, meski begitu Dinda masih saja berpikiran positif. Billar tidak suka tangannya disentuh orang lain meski dia kekasihnya tapi tak jarang Billar juga merasakan risih akan sentuhan.
"Terimakasih karena sudah menungguku"
Billar tidak menjawab dengan kata-kata melainkan anggukkan kecil setelah itu Dinda mengalihkan pandangannya kepada Lesti."Oh ya kak, bagaimana kabarmu selama disana? Kak Maul menjagamu dengan baik, benarkan?"
Lesti mengangguk mengiyakan."Iya, terimakasih sudah mengizinkanku membawa kak Maul"
"Tidak masalah, anggap saja sebagai tindakan kemanusiaan, benarkan Bee?"
Dinda memandang kekasih yang nampak linglung, Billar bingung harus menjawab apa karena sesungguhnya bukan alasan itu dia mengizinkan Maul menemani Lesti melainkan karena dia ingin Lesti merasa lebih baik jika Maul yang menemani tapi jika dia menjelaskan yang sebenarnya, Billar tidak yakin apa yang akan Dinda lakukan jadi untuk mencegah terjadinya sesuatu yang tidak dia inginkan, Billar mengangguk.Dan anggukan kepala Billar mampu membuat Dinda tersenyum sekaligus senang tetapi juga membuat Lesti menundukkan kepalanya sejenak, ada rasa nyeri dihatinya saat melihat jawaban dari Billar tapi sebisa mungkin Lesti menyembunyikan semua itu dari siapapun yang melihatnya, meski sakit, Lesti tetap berusaha tersenyum dan sekali lagi mengucapkan terimakasih padanya.