If Only You Know 11

530 103 66
                                    

Warning typo!!





Jika bukan mengalaminya sendiri, mungkin Lesti tidak tahu bagaimana lelahnya saat bayi yang ada didalam kandungannya menginginkan sesuatu maka si ibu harus menurutinya. Tapi sekarang Lesti mengalaminya sendiri, sekuat apapun keinginannya untuk tidur, dia tetep membuka matanya lebar lebar tak memperdulikan waktu yang sudah menunjukkan hampir tengah malam, wanita mungil itu masih terlentang diatas ranjangnya yang membuatnya mau tidak mau harus bangkit dari tidurnya dan menghela nafas.

Dia menginginkan sesuatu, ah tidak, lebih tepatnya Baby L, ia menginginkan sesuatu yang harus mengganggu waktu tidurnya, Lesti yang sebagai mediator harus menuruti keinginannya.

Lesti beranjak mengambil jaketnya, mengambil kunci mobil, dan dompetnya setelah itu keluar kamar, menuruni anak tangga seraya mengenakan jaketnya, pandangannya fokus melihat pintu utama rumahnya yang terbuka. Adiknya yang baru saja selesai menonton konser baru saja pulang, dia membawa teman wanitanya, melihat kehadiran Lesti dengan serempak mereka menyapa.

"Selamat malam Kak"
Lesti mengangguk membalas sapaan mereka, Rara yang melihat kakaknya menggunakan piama tidur dengan dilapisi jaket menatapnya heran.

"Kakak mau pergi??"
Tanyanya dan Lesti cukup menjawab dengan deheman seolah dia tak memiliki niatan untuk melanjutkan percakapan mereka, Lesti bergegas menuju pintu utama namun dia urungkan saat Rara kembali bertanya padanya.

"Tengah malam seperti ini?? Apa tidak bisa besok saja kak?? Kondisimu sedang tidak baik akhir akhir ini"

Ya, Lesti tahu tapi seandainya Rara tahu mengenai penyebab kondisinya yang menurun karena dia memiliki nyawa didalam rahimnya mungkin dia akan mengerti tapi Lesti tidak memberitahu bagaimana kondisinya kepada siapapun selain Maul. Lesti belum siap melihat adiknya shock saat dia tahu kakaknya sedang berbadan dua, cukup biarkan Rara tahu kalau kondisinya sedang tidak sehat karena lelah, jika sudah saatnya tiba Lesti akan menceritakan semuanya.

"Tidak bisa, aku sedang ingin memakannya malam ini juga"
Rara tahu kakaknya tidak sedang berbohong, terlihat jelas dari jakun lehernya yang terlihat samar samar bergerak menelan ludahnya, meskipun dia tidak tahu tapi tetap saja Rara tidak ingin kondisi kakaknya bertambah buruk, dia paham betul betapa lelahnya kakaknya.

"Memangnya apa yang ingin kau makan kak?? Biar aku saja yang belikan"
Rara kembali mengambil tas tangannya sempat dia taruh diatas meja, memposisikan tali dipundaknya, siap pergi tapi saat satu kata diucapkan Lesti, dia terdiam.

"Mangga"

"Mangga??"
Rara mengulang kembali ucapan kakaknya yang membuat Lesti mengangguk kecil.

"Dikulkas masih ada mangga kak, jika kau mau biar aku siapkan untukmu"
Syukurlah, jadi Rara tidak perlu keluar dari rumah, dia langsung bisa mengupasnya untuk kakaknya.

Itu yang Rara pikirkan, tapi saat dia sudah mebuka kulkas dan mengeluarkan mangga dari sana, Lesti lagi lagi membuat dia menghentikan pergerakan.

"Aku tahu, tapi aku sedang ingin makan mangga muda atau sesuatu yang asam dan terasa segar bukan mangga seperti itu"
Saat Lesti mengatakannya, entah kenapa dia merasa salivanya melimpah, jika buah itu ada didepannya, Lesti yakin salivanya akan menetes keluar.

Tapi pandangan penuh tanya sudah diperlihatkan oleh Rara, beruntung seluruh temannya sudah lebih dulu memasuki kamarnya jika tidak, Rara yakin dia akan menjadi bahan candaan karena menunjukkan wajah konyolnya.

Bukannya disengaja, dia hanya sedikit tidak percaya dengan perkataan yang baru saja diucapkan kakaknya itu.

Biasanya, sesuatu yang segar biasanya dimakan waktu siang hari, saat cuaca cukup panas itu baru nikmat tapi sekarang, kakaknya justru ingin memakannya ditengah malam seperti ini.

If Only You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang