If Only You Know 44

22 1 0
                                    

*

*

Sebagai seorang dokter kandungan, ini kali pertama ia mendapatkan pasien yang kembali dalam kurun waktu kurang dari satu minggu setelah ia mengizinkannya pulang dan yang lebih mengejutkannya lagi, dia kembali dalam kondisi yang jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Janhae tidak bisa percaya dengan apa yang dilihannya, dihadapannya berdiri seorang pria yang penuh dengan kecemasan sementara wanita yang terbaring dibrangkar ranjang sedang kesakitan dengan wajah yang jauh lebih pucat dari sebelumnya.

Janhae menghela nafas, ia tidak memiliki waktu untuk mendengar cerita detailnya mski begitu ia tetap bertanya apa penyebabnya.

"Kenapa bisa terjadi seperti ini?"

Dia bertanya sembari memeriksa Lesti dengan stetoskop yang terpasang ditelinganya, Maul menjawab sambil meremas jemarinya sendiri.

"Bertengkar hebat dengan Rizki."

Tangan Janhae yang sedang memeriksa perut Lesti terhenti sejenak etelah itu kembali melanjutkan kegiatannya.

"Sungguh hebat, ayah dari putranya sendiri yangmelakukannya"

Itu bukan pujian melainkan sebuah sindiran.

Maul tidak berani berkata-kata lagi, ia hanya melihat janhae yang sekarang masih memeriksa keadaan Lesti yang masih setengah sadar.

"Dduklah Maul! Jika kau cemas kau bisa menunggunya diluar, aku harus memeriksanya secara menyeluruh."

"Seserius itu?"

Janhae lagi-lagi menghela nafas, ia juga tidak ingin mengatakan ini tapi karena keadaan sudah seperti ini, ia harus mengatakannya.

"Aku tidak tau sehebat apa perdebatan mereka, tapi meskipun aku tidak melihat luka diluar tubuhnya tapi tidak dengan otaknya. Aku harus memeriksa lebi lanjut supaya tau bagaimana kondisinya."

Seburuk itu....

Maul megangguk, mengert,setelah memutuskan ia keluar dari ruangan perawatan Lesti. Ia lebih memilih menunggunya diluar daripadaharus melihat Lesti yang terbaring lemah dengan wajah putih pucat seperti kehabisan darah, Maul hanya berharap kondisi Lesti tidak begitu buruk, ia tidak ingin Lesti ataupun bayinya kenapa-kenapa.

Demi Tuhan Maul sangat mencemaskannya.

Sudah satu jam menunggu, pintu ruangan Lesti dibuka, Janhae keluar, Maul segera menghampirinya dan bertanya mengenai keadaan Lesti.

"Bagaimana keadaannya?"

"Kita perlu bicara!"

Tapi Janhae justru memerintahkannya.

Tanpa bantahan, Janhae mendahului Maul yang mengekor dibelakangnya, ia hanya bisa memadang pintu ruangan rawat Lesti sementara kakinya melangkah mengikuti Janhae yang ingin bicara dengannya.

"Duduklah!" 

Itu yaang dikatakan Janhae saat mereka sudah masuk kedalam ruangan pribadinya, ini bukan pertama kalinya, ia sudah sering masuk kedalam ruangan ini meskipun tidak sesering seperti diruangan San

Maul duduk, masih diam, ia menunggu Janhae yang saat ini sedang membaca sebuah buku yang Maul sendiri tidak tau buku tentang apa itu tapi yang Maul tau, Janhae begitu fokus dengan kegiatannya, Maul bahkan merasa segan untuk bertanya jadi yang bisaia lakukan saat ini hanya menunggu, menunggu wanita itu selesai dan mengatakna apa yang dia ingin katakan.

Dalam keterdiamannya, seseorang mengetuk pintu ruangan Janhae, tanpa melihat Janhae memerintahkan tamu itu masuk, saat dia embuka pintu, barulah Maul tau siapa yang akan bergabung dengannya ini.

If Only You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang