Wajib vote!
*
*"Kalau begitu kau tidak lagi memiliki alasan untuk menolak menjelaskannya padaku. Katakan! Kenapa kau melalukan hal berbahaya seperti itu?"
Lesti memegang kepalanya sambil berucap pura pura sakit, tapi justru Maul melipat kedua tangannya terlipat diperut.
"Berhentilah beralasan! Aku tau kamu baik baik saja"
"Tapi benar kak, kepalaku sakit. Perutku juga mual, sepertinya aku butuh makanan."
Lesti ingin melanjutkan ucapanya tapi Maul lebih dahulu menaruh kantung makanan disamping ranjangnya. Lesti terdiam melihat Maul yang menunjukkan wajah datarnya.
Jika seperti itu, sudah tidak ada alasan lagi bagi Lesti untuk tak menjelaskannnya.
Ya, mau tidak mau ia menjelaskan semuanya meskipun imbasnya dari kebodohannya ini justru mendapatkan ocehan dari Maul.
Saat mengomel pria itu melebihi ibunya, sangat cerewet, tapi Lesti terima semua ucapannya, demi kebaikannya.
Sudah cukup tiga hari Lesti menghabiskan waktu diatas ranjang rumah sakit, setelah Janhae memastikan kondisinya baik baik saja, wanita itu mengizinkannya untuk pulang meski tidak jauh berbeda dari Maul, bahkan San juga ikut menceramahinya.
"Kalian berdua sangat cocok jika hidup bersama"
Lelucon yang Lesti lontarkan mendapatkan sebuah tatapan mengerikan dari Janhae, Lesti menutup mulutnya setelah itu pergi meninggalkan rumah sakit bersama Maul.Tidak boleh ini, tidak boleh begitu.
Semua Maul katakan, Lesti hanya mendengarkan, sampai dirumah ia pikir ia terbebas dari ocehan orang orang nyatanya ia justru mendapatkan ocehan lagi dari adiknya.
Selama tiga hari Rara tak menjenguknya, ia memiliki tugas yang tidak bisa dia tinggalkan meski begitu ia sering menghubunginya, menanyakan kabarnya dan berharap ia cepat pulang namun setelah pulang yang ia dapatkan justru sebuah ocehan darinya.
Bisakahbia nobatkan hari ini sebagian hari sialnya?
Getaran ponselnya yang diatas nakasnya membuat Lesti menghentikan aktivitasnya yang tengah menyelimuti sebagian tubuhnya, ia beralih mengambil ponsel, membukanya lalu melihat pesan yang dikirimkan Rizki padanya.
"Bagaimana keadaanmu? Apa kau baik baik saja? Aku dengar kau sudah pulang, maaf aku tidak menjengukmu, kak Maul memarahiku"
Lesti sudah tau itu.
Saat Billar ataupun Rizki datang, Maul menghadangnya dan memarahinya didepan pintu.
Lesti merasa kasihan, tapi ia tidak bisa menemuinya, Maul akan mulai mengoceh jika ia tidak menuruti ucapannya.
Sungguh, Lesti tak mau mendengarkan ocehannya lagi, bahkan saat dokter Janhae sudah mengatakan kondisinya baik baik saja Maul masih saja tak berhenti memarahinya.
"Aku baik baik saja, tidak masalah. Aku justru meminta maaf dan berterimakasih padamu"
Setelah usai membalas ia mendapatkan satu pesan lagi, kali ini Billar yang mengirimnya pesan."Kau sudah pulang? Itu artinya kau baik baik saja bukan? Syukurlah, terimakasih karena sudah baik baik saja."
Lesti tidak tahan untuk tidak tertawa saat membacanya."Seharusnya aku yang berterimakasih padamu. Terimakasih sudah membuatku dan maafkan aku sudah merepotkanmu"
Mereka saling mengirimkan pesan, tidak ada yang penting, tidak jauh berbeda seperti mereka baru kenal setelah itu Lesti pamit untuk tidur, ucapan selamat malam mengakhiri percakapan mereka malam itu.