"Aku tidak ingin candamu menjadi candu, membuatku terjebak dalam ilusi kelabu. Mampuku hanya sekedar merindu yang tertutup bayang bayang semu"
•
•
•
•
•Jika saja Dandi tahu imbasnya dari menghubungi Lesti akan berakibat buruk pada sahabatnya dia tidak akan pernah mengizinkan Billar untuk menghubungi wanita mungil nan menggemaskan itu. Mood Billar seketika hancur, dia bertingkah seperti seorang kekasih yang sedang terbakar api cemburu, dia marah-marah tidak jelas bahkan bukan hanya padanya dia melampiaskan kekesalannya itu melainkan kepada siapa saja yang bertemu dengannya, Billar pasti berulah, padahal mereka tidak tahu masalahnya dimana tapi Billar memiliki beribu alasan untuk melampiaskan kekesalannya.
Seperti sekarang ini, pria yang memiliki nama lain lengkap Muhammad Rizky Billar itu sedang memberikan omelan kepada junior mereka yang kebetulan melintas dan tidak sengaja menabrak pundak Billar yang saat itu juga sedang berjalan, sebenarnya ini bukan salah si kembar karena Nakula dan Sadewa tidak membuat ulah, Dandi yakin dia ajan tetap mendapat omelan dari sahabatnya itu.
"Kalian anak baru benarkan?"
Mereka berdua mengangguk dengan sopan tapi Billar memang tengah kesal justru mendengus seolah-olah dia tidak suka dengan sikap mereka."Lalu kenapa kalian tidak memiliki sopan santun kepada senior kalian?"
Mereka berdua diam.
"Apa mata kalian tidak melihat aku yang sedang berjalan?"
Mereka dengan cepat menggelengkan kepalanya."Maafkan kami kak, kami tidak bermaksud seperti itu, kami benar-benar minta maaf"
Mereka berdua menyesalinya tapi Billar tidak puas dengan sifat mereka, dia terus saja mengomel, mengatakan kalau di agensi mereka tata krama dan sopan santun sangat dijunjung tinggi bukan hanya itu, Billar juga menceritakan pengalamannya saat pertama kali masuk ke agensi ini, dia bilang Billar sangat menghormati para seniornya, sama sekali tidak membuat ulah, berbanding terbalik dengan juniornya sekarang, menurut Billar mereka perlu mencontoh apa yang dia lakukan dulu, baik mengenai tata krama ataupun sopan santun dan semua ucapannya tidak luput dari pengawan Dandi yang dari tadi berdiri dibelakangnya, mendengar setiap ucapan Billar dengan bosan.Billar terus mengoceh dan Dandi yakin jika tetap membiarkan sahabatnya seperti ini, dia akan terus seperti ini, entah sampai kapan, itu sebabnya sekarang dia mencoba menengahi perseteruan itu dengan menepuk pundak Billar cukup keras dengan berkata...
"Cukup Iky! Mereka berdua juga sudah meminta maaf"
Tapi Billar tidak mau makan mendengarkannya, baginya memberi kedua juniornya arahan yang benar sudah menjadi tugasnya."Mereka memang sudah meminta maaf tapi sebagai senior mereka setidaknya kita harus memberi mereka nasihat supaya mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama"
"Iya aku tahu tapi untuk sekarang sudah cukup Billar! Mereka juga harus segera melakukan pekerjaan mereka"
"Tapi Dandi"
"Kalian berdua pergilah!"
"Dandi!"
Dandi hanya diam memandangi Billar sekilas setelah itu memandang si kembar dan menyuruh mereka meninggalkan bersama Billar yang sekarang justru melampiaskan kekesalannya padanya.Lebih baik dia yang masih menjadi pelampiasannya dibandingkan orang lain.
Dia sama sekali tidak enak hati saat melihat mereka yang hanya bisa menundukkan kepalanya, dia tahu bagaimana rasanya mendapatkan teguran dari seniornya dan rasanya itu tidak enak, Dandi tidak ingin mereka memiliki kesan yang buruk untuk sahabatnya karena bagaimanapun juga mereka sekarang adalah sebuah keluarga, suatu saat nanti, entah kapan waktunya si kembar pasti akan mendapatkan projeck bersamanya dan Dandi tidak ingin mereka canggung saat kesempatan itu datang pada mereka.