Dianjurkan membaca part sebelumnya terlebih dahulu!!!!
Typo!!
•
•
•
•
•Untuk beberapa saat Lesti menghabiskan waktunya didalam kamar mandi. Termenung, itu yang hanya ia lakukan. Pikirannya berkecamuk, mengingat kembali apa yang baru saja ia alami, tentang pertengkaran pertamanya dengan pria yang empat tahun ini ia cintai dan juga sikapnya yang menurut Lesti sangat berbeda, jauh berbeda malahan.
Lesti juga mencoba membandingkannya namun beberapa kalipun Lesti mencoba melakukannya, pikirannya seolah mengatakan, pria yang beberapa saat yang lalu ia campakkan berbanding terbalik dengan pria yang dulu mencampakkannya.
Bukannya tanpa sebab, pasalnya Lesti masih dengan sangat jelas mengingat pertemuan pertama mereka.
Dia pria yang hangat, ramah dan juga peduli pada sesama, itulah kesan pertamanya bertemu dengan Rizki dan ya, seiring berjalannya waktu, seiring kedekatan mereka, semua yang Lesti pikirkan benar adanya, Rizki sangat peduli kepada siapapun, dia baik sekali, bahkan Lesti masih ingat saat ia mendatangi tempat pemotretan Rizki bersama Nadya, Rizki masih tersenyum, bercengkerama bahkan mengambilkan serta membuka tutup botol untuknya.
Tapi, seolah semuanya telah berubah, pria yang menyandang status suami dari aktris sekaligus model ternama Nadya itu nampak seperti pria yang asing, bukan hanya dia sangat posesif tapi juga tidak punya hati.
Mimik wajah Rizki saat ia mengingatnya mengenai bayi yang ada dikandungan Nadya seolah seolah mengatakan kalau dia tidak percaya dengan ucapannya, padahal Lesti masih ingat pertemuannya dengan Nadya dirumah sakit, Dinda jelas-jelas memberikan kisi-kisi padanya dan Maul mengenai kondisi Nadya yang Lesti dan Maul yakini sedang mengandung tapi kenapa? Kenapa Rizki tidak suka mendengar kabar baik itu? Sebenci itukah Rizki pada Nadya? Atau dia memang tidak mengharapkan kehadiran bayi untuk rumah tangganya bersama Nadya? Jika memang begite, kenapa Rizki melakukannya? Kenapa Rizki merusak kesucian Nadya? Apa karena dia mabuk atau karena memang kebutuhan biologisnya serta kekecewaannya pada ibunya menjadikan Nadya sebagai korbannya.
Lesti ingin sekali bertanya tapi ia takut, takut ia akan lemah, takut ia akan kembali terperosok ke dalam lubang yang sama sementara Lesti sendiri sudah pasrah mengenai kandasnya hubungannya bersama Rizki, ia sudah mencoba ikhlas Rizki dimiliki orang lain dan ja takut jika ia mencoba mencari tahu lebih dalam, ia tidak akan bisa keluar dan akhirnya kembali mengikuti pikirannya yang salah.
Merasa frustasi, Lesti hanya bisa mengacak rambutnya, setelah yakin ia keluar dari kamar mandi, menuju wastafel, mencuci tangan sambil melihat penampilannya yang terlihat kacau yang dipantulkan cermin dihadapannya ini.
Wahh, seperti inikah wujud dirinya yang biasanya? Lesti bergumam dalam hati, ia bahkan nyaris tidak percaya kalau wanita yang ada dihadapannya ini wujud aslinya.
Benar-benar mengerikan, bagaimana bisa ia keluar dari tempat ini dengan penampilan yang mengerikan seperti ini?
Mata yang merah, wajah yang kusam serta rambut yang kusut akibat ulah tangannya yang nakal.
Lesti memdengus melihat penampilannya.
Ia saja merinding saat melihatnya apalagi mereka, Lesti tidak ingin mengambil resiko menjadi bahan pembicaraan mereka jadi sebelum keluar dari kamar mandi sebisa mungkin Lesti memperbaiki penampilannya, setelah yakin ia keluar, menghembuskan nafasnya kasar setelah dirasa sudah cukup Lesti melangkah, hendak menuju kearah tempat syutingnya namun baru beberapa langkah, ia berhenti, bukan karena ia tidak siap melainkan karena ia merasakan sesuatu diperutnya, sesuatu yang membuat mulut wanita itu menganga.
Lesti meringis, tanganya yang bebas memegang perutnya sementara yang satunya menyentuh tembok guna menopang tubuhnya.
Rasa sakit ini, rasanya sangat jauh lebih hebat dibandingkan yang ia rasakan sebelumnya, Lesti ingin berteriak namun tidak ada suara yang keluar dari mulutnya, Lesti hanya bisa merintih sementara tangannya meraba-raba tembok, ia takut tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.