Typo!!
•
•
•
•
•Mereka berharap...
Berharap dengan seperti ini Lesti akan merubah pikirannya dan mengikuti memauan mereka namun mereka salah, Lesti sudah memikirkan matang-matang mengenai keputusannya namun tetap saja, jalan yang dia pilih berbanding terbalik dengan apa yang mereka harapka.
"Maafkan aku! Aku sudah memikirkan hal ini secara matang-matang tapi aku tidak mungkin melakukan seperti yang kalian inginkan"
Mereka namapak kecewa dengan keputusan yang diambil Lesti, dan Lesti tau itu.Lesti tidak tahu apa yang sudah Maul katakan pada mereka tapi hanya melihat wajah mereka saja Lesti paham betul, Maul pasti memberi tahu mereka mengenai apa yang boleh dan tidak boleh Lesti lakukan dan sekarang mereka secara terang-terangan menentang keputusannya.
"Pikirkan sekali lagi Lesti! Kau tahu kami melakukan ini bukan tanpa sebab"
Billar ikut menimpali."Iya, aku mengerti kak"
Lesti sangat mengerti,
"Tapi aku tetap dengan keputusanku"
Begitu sulitkah bagi Lesti untuk menuruti perkataannya."Kakak, aku melakukan semua ini bukannya tanpa sebab. Ini mengenai film kita, jika aku menolak melakukannya lalu bagaimana dengan film ini? Jika kita tidak segera menyelesaikannya, penayangan film kita akan tertunda, lalu promosi yang kita lakukan beberapa hari ini percuma saja, kita mengatakan tanggal sekian film kita akan mengudara tapi dengan alsasan aku menolak melakukannya, film kita justru akan ditunda dan kita tidak tahu kapan pemutaran perdana film kita akan ditayangkan. Aku tidak ingin karena keegoisanku membuat mereka mendapatkan imbasnya"
"Tapi Lesti-"
Lesti melihat kearah Rizki, pria itu nampak terdiam melihat wajah Lesti yang berubah, dia tahu Lesti tidak ingin dibantah."Percaya padaku, aku akan baik-baik saja, lagipula ada kalian disampingku, aku percaya kalian tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padaku, benarkan?"
Iya Lesti benar, mereka tidak akan mungkin membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya tapi tetap saja, meski dia tidak tahu alasan yang tepat mengapa Maul melarang dengan keras Lesti melakukan semua itu tapi mereka yakin, ini demi kesehatannya, ini semua demi kebaikannya.
"Kak, percaya padaku! Aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi kepada kami, aku akan memastikan kami baik-baik saja"
Lesti memandang mereka secara bergantian namun tatapan mereka, kerutan didahi mereka seolah mengatakan, Lesti mengatakan sesuatu yang tidak mereka pahami."Kami?"
Itu yang Billar katakan, sedari tadi ia berpikir arti kami yang Lesti sebut, jika memang yang dia maksud itu mereka bukankah seharusnya kata kami diganti dengan kata kita, tapi kenapa justru..."Ah, maksudku kita"
Lesti tergagap, tangan kanannya menggaruk tengkuknya, senyuman canggung dia perlihatkan, mereka yang melihat seakan saat ini sedang menelisik Lesti, mencari tahu apa yang sebenarnya dia sembunyikan Lesti darinya."Kalau begitu, bukankah kita harus bersiap-siap, menyelesaikannya lebih awal jauh lebih baik dibandingkan kita menundanya, benarkan?"
Lesti mengalihkan pembicaraan mereka, ia bahkan pergi tanpa menunggu jawaban mereka, Billar yang masih terdiam nampak berpikir, masih memikirkan apa yang dia katakan tadi.Kami? Satu kata itu mengganggu pikirannya.
Kenapa dia menggunakan kata kami bukannya kita?
Billar melirik kearah Rizki yang kebetulan juga melirik kearahnya, sepertinya dia juga memikirkan apa yang ia pikirkan.
Billar mengangkat bahunya dengan pasarah, seolah mengatakan,
Lihat! Sulit bagi kita untuk melarangnya...