Typo!!
•
•
•
•
•Pengakuan cinta yang membuat Lesti menjadi lebih pendiam dibandingan sebelumnya.
Maul yang sudah memutuskan untuk mengambil alih tugas Rara mengemudi bahkan melirik kearah spion dengan dahi yang berkerut.
Dia bertanya-tanya apa yang membuat pria itu nampak murung, mungkinkah hal ini ada sangat pautnya dengan wanita yang duduk disampingnya?
Tapi, jika memang Rara alasannya, seharusnya Lesti tidak seperti ini.Rara sudah mengakui kesalahannya bahkan meminta maaf padanya dan Lesti, dia sudah memaafkan Rara, dia juga meminta maaf padanya jadi Maul pikir hubungan mereka seharusnya baik-baik saja tapi kenapa sekarang justru seperti ini.
"Lesti, kau tidak apa-apa?"
Pria yang sedari tadi hanya melihat kearah luar jendela itu mengalihkan pandangannya kearah Maul, dia menganggukkan kepalanya sembari berkata,
"Ya, aku baik-baik saja""Jika kau memikirkan sesuatu katakan padaku! Kau tahu pikiran terlalu berat akan mempengaruhi kondisi janinmu"
"Ya, aku tahu itu tapi aku tidak apa-apa, kau bisa percaya padaku"
"Jika kau berbicara seperti itu, akan aku lakukan"
"Terimakasih"
Maul hanya menganggukkan kepalanya setelah itu tidak ada lagi percakapan.Lesti dengan dunianya sementara Rara sibuk dengan pikirannya, terkadang dia bahkan melihat kearah Lesti, masih merasa Lesti seperti itu karenanya namun Maul segera menggenggam jemarinya sambil berkata,
"Jangan terlalu dipikirkan!"Rara ingin melakukannya tapi melihat kakaknya yang seperti ini membuat dia semakin merasa bersalah.
Rara menyesal, seharusnya dia tidak melakukan sesuatu yang membuat kakaknya marah padanya tapi dia begitu mencemaskan kondisi Lesti sampai dia lupa, Lesti tidak begitu suka jika orang lain mengancamnya dengan kelemahannya.
Sampai di rumah, Maul memutuskan untuk menginap, awalnya Lesti menolak tapi dengan alasan terlalu merepotkan untuknya menjemput Lesti besok, Lesti akhirnya menyetujuinya.
Mereka memasuki ruangan utama, rumah Lesti cukup besar namun terlihat sepi seolah tak berpenghuni.
Maklum, dia hanya tinggal bertiga bersama neneknya dan sekarang beliau tinggal bersama ayahnya jadi rumah sebesar ini hanya ditinggali kakak beradik yang saat ini masih nampak diam jadi Maul merasa atmosfer dirumah ini jauh lebih menyeramkan dibandingkan sebelumnya.
"Kau ingin minum atau makan sesuatu?"
"Tidak"
"Kalau kau Rara"
"Aku juga tidak kak"
Lihat! Setelah ini mereka diam, jadi Maul tidak tahu harus memecahkan atmosfer yang membuatnya merasa canggung dengan cara apa. Yang bisa Maul lakukan sekarang hanya duduk disofa dengan mata yang sesekali melihat kearah mereka berdua.
Lesti nampak memejamkan matanya dengan lengannya sementara Rara memandangnya dengan penuh penyesalan.
Apa ini...
Maul tidak tahan dengan situasi seperti ini.
Ayolah, tidak bisakah mereka saling bicara?
Lesti, apa dia tidak tahu dialah mataharinya disini. Jika dia diam seperti ini, dia tidak memiliki cahaya dan kehangatan."Aku ingin bicara"
Lesti yang berbicara, syukurlah... Setidaknya dia mau berbicara sekarang."Padaku"
Maul bertanya Lesti membuka matanya melihat kearah Maul lalu bergantian melihat kearah adiknya.