Typo!!
•
•
•
•
•Aktivitas Lesti masih dilalui seperti biasa, Maul sebagai komando sementara dia yang mengeksekusi seluruh kerjaannya namun tidak untuk kali ini.
Lesti terdiam sembari melihat sebuah naskah yang ada dihadapannya, tatapannya masih berpusat dengan sampul berwarna putih dengan judul Arti sahabat yang beberapa saat lalu diberikan manajernya secara langsung.
Lesti menghela nafas, setelah menguatkan hatinya dia membuka lembar perlembar, membaca setiap kata yang tersusun menjadi sebuah kalimat dengan pikiran yang bercabang.
Satu sisi, dia ingin sekali mengambil peran ini tapi disisi lain dia tidak bisa melakukannya, bukan hanya dia yang mengingat nasihat Maul, dia juga memiliki pemikiran yang sama seperti pria itu.
Peran yang dia mainkan kali ini beresiko tapi dia juga tidak bisa menolak terlebih saat dia tahu alasan Yuli memberikan peran itu untuknya.
Ditengah kalutnya pikirannya, Maul memasuki ruangannya, Lesti yang semula baik-baik saja mendadak terkejut dengan kehadirannya meski begitu Lesti berusaha senormal mungkin untuk tidak menunjukkan gerak-gerik yang mencurigakan apalagi kalau dia berusaha menyembunyikan naskahnya secara tergesa-gesa seperti yang terjadi disebuh drama, Lesti tidak bisa melakukannya, sebagai gantinya, dia tersenyum guna menutupi kegugupannya.
"Kau sudah selesai kak?"
Tanyanya, berusaha mengalihkan perhatian Maul untuk tidak memperhatikan naskah yang sedang dia genggam."Ya, Prilly sudah menyelesaikannya lebih awal makanya aku buru-buru balik kesini untuk memberikan makanan untukmu"
Lesti tersenyum, dia terenyuh mendengar alasan Maul.Demi dirinya dia segera mendatanginya dan menyiapkan oatmeal untuknya, Lesti jadi tidak tega jika dia harus bicara jujur mengenai naskah yang sedang dia baca. Lesti yakin Maul akan marah padanya, Lesti tidak ingin merusak suasana hati Maul, itu sebabnya dia secara hati-hati menyelipkan naskahnya disamping tubuhnya lalu menggunakan bantal untuk menutupinya.
"Apa yang kau baca?"
Tapi sialnya Maul justru menyadari apa yang sedang dia lakukan saat pertama kali dia masuk kedalam ruangannya, jika seperti ini, haruskah Lesti jujur saja padanya?
"Oh itu... "
"Novel?"
Karena Maul menyebutkan novel, Lesti akhirnya menganggukkan kepalanya, mungkin lebih baik untuk saat ini dia tidak membiarkan Maul mengetahuinya."Makan ini!"
Perintahnya, Lesti segera mengambil segelas oatmeal yang sudah disiapkan Maul, dengan perasaan yang berdebar, Lesti mencoba melahap nutrisi untuk janinnya.Selama dia makan Maul tidak menunjukkan kalau dia mencurigainya, pria itu bersandar di sofa sembari memainkan ponselnya, melihat itu Lesti merasa sedikit lega.
Ya hanya sedikit karena setelah dia menghabiskan makanannya Maul menaruh ponselnya disampingnya dan menggunakan telapak tangannya untuk meminta sesuatu darinya.
"Ini?"
Lesti pikir Maul meminta gelas kosong darinya, namun saat dia hendak menaruh gelas keatas telapak tangan Maul, pria itu memutar pergelangan tangannya, menolak untuk menerima pemberiannya."Apa?"
Lesti tidak tahu jika bukan gelas lalu apa?"Novel yang kau sembunyikan, berikan padaku!"
Wajah Lesti tiba-tiba memanas, dia merasa gugup, bibirnya bahkan berkedut saat dia mencoba merangkai kebohongan untuk mengelabuhinya.Itu bukan novel apa-apa, aku hanya iseng membacanya"
"Kalau begitu biarkan aku melihatnya!"
Semakin Lesti mencoba menutupinya semakin Maul mencurigainya.